Sejak tadi, tepatnya semalam, Abby selalu tersenyum, membuat ngeri Bundanya yang sedang mengupas buah buat Ayahnya.
"Yah, anak Ayah kenapa tu senyum-senyum sendiri" Bisik Bundanya sambil membersihkan peralatan, "Ga tau Bun, rukiah aja coba si Abby" Ucap Ayahnya sambil membesarkan volume suaranya. Abby yang sejak tadi melamun seketika melotot mendengar ucapan Ayahnya.
"Enak aja main rukiah, emang Abby kemasukan setan apa" Kedua orang tuanya terkekeh geli, "Kamu juga sih By, dari tadi senyum-senyum. Serem tau senyum kamu itu"
"Orang senyum manis gini dibilang serem, ada-ada aja Bunda ini", "Yah, Bun, Abby mau ke tempat Azza. Kalo ada apa-apa hubungi Abby okee. Assalamualaikum"
Abby sudah berada di dalam taksi menuju mall yang sudah ditentukan oleh Azza. Di dalam mobil, Abby tak berhenti memainkan ponselnya apalagi kalau bukan chat bersama pacar.
Angkasa : Lagi apa By?
Abbyan : Ini mau ke mall, ketemuan sama Azza. Kamu?
Angkasa : Ohh hati-hati nanti disana
Angkasa : Kalo aku sih lagi mikirin kamu😋Abbyan : Idihh udah berani gombal aja
Angkasa : Gombal sama kamu juga, gapapa kali
Abbyan : Apaansih Sa, udah ah
Abbyan : Bentar ya, mau bayar taksi duluAngkasa : Hahaha oke oke
Angkasa : Hati-hati ya By, kalo mau pulang bilang sama aku. Biar aku yang jemputAbby tersenyum melihat isi pesan terakhir yang dikirimkan oleh Angkasa. Akhirnya masalah diantara mereka sudah selesai. Abby berharap semoga kisahnya kali ini bersama Angkasa akan lancar.
Abby berjalan menuju salah satu coffee shop tempat bertemunya dengan Azza. Dilihatnya Azza sudah duduk dengan wajah yang sedikit ditekuk. Abby segera menghampirinya dan bertanya ada apa dengan sahabatnya ini, "Napa sih Za, tuh muka sepet amat"
"Idih ga nyadar dia sendiri yang bikin kesel, gue udah nunggu dari 30 menit yang lalu. Dan lo baru dateng sekarang? Heloooowww"
Abby terkekeh sebentar, "Sorry deh, tadi dijalan macet jadi telat datengnya"
"Macet apa karena chatan sama Angkasa lo??" Abby kembali tertawa, "Hehe tau aja sih Mbanya ini, oke deh gue traktir sebagai perminta maafan gue oke?" Abby berjalan menuju kasir dan memesan minuman untuk dirinya dan Azza.
Abby kembali ke tempat duduknya sementara menunggu namanya dipanggil. Ia kembali membuka ponsel dan terlihat ada sebuah pesan dari Angkasa, buru-buru Abby membalas pesannya. Sangkin terlalu menghayati, Abby tidak sadar kalau namanya sudah dipanggil oleh pegawai kafe.
"Astaghfirullah By, gue juga yang ngambil nih minuman. Ini nih kalo udah ketemu sama pacar, sahabat mah dilupain. Pacar kan segalanya, apalagi kalo pacar abadi jiahh"
Abby melirik ke arah Azza, "Emang udah dipanggil nama gue? Perasaan belum deh, ngaco lo Za"
"Ya iyalah, orang perasaan lo aja nyangkut di Angkasa. Makanya kagak kedengeran kalo nama dipanggil. Nih liat udah gue ambil, mana terimakasihnya?"
"Hahaha makasih Nyai gueee, paling dabesss dah lo"
Setelah terjadi perdebatan singkat, Abby akhirnya izin pada Angkasa karena Azza sudah ngambek tidak diperhatikan.
Makanya cari pacar Za, jangan ngingetin mantan aja
Jam sudah menunjukan pukul 4 sore, Abby dan Azza sengaja memilih untuk sholat di dalam mall saja. Karena setelah sholat, mereka akan kembali menjelajahi isi mall. Setelah sholat, Abby melihat sebuah toko sepatu, dan melihat sepasang sepatu yang mirip dengan sepatu yang di dalam kotak. Ia jadi teringat sepatu itu dan langsung menanyakan kepada Azza, "Za, kemaren ada yang ngirim paket ke gue, isinya sepatu. Dari lo ya?"
"Pengen banget Mbanya dikirim ama gue, mending gue beli sepatu buat diri gue sendiri" Abby tampak berpikir sejenak, ada benarnya juga ucapan Azza. Anak itu tipe orang yang lebih menyenangkan dirinya sendiri.
"Jadi dari siapa ya itu sepatu, terus nih ya ada tulisan di dalemnya. Dia nyuruh gue pake itu sepatu pas hari minggu jam 7 malem di taman deket rumah gue. Menurut lo gue harus dateng apa nggak?"
"Em-menurut gue nih ya, lo dateng aja. Kali aja penting kan?" Ucap Azza sedikit gagap, Abby menandang Azza dengan tatapan intens, "Napa lo liat gue kayak gitu? Gue cantik? Memang dari dulu keleeeusss"
"Pede gila"
***
Abby menelpon Angkasa saat ia ingin pulang, awalnya ia tidak ingin dijemput, ia masih bisa naik taksi menuju rumahnya. Tapi, Angkasa memaksa dirinya untuk menjemput Abby, akhirnya Abby mengiyakan jemputan Angkasa.
Abby sudah menunggu di depan pintu lobby utama, matanya menelisik satu persatu kendaraan yang berlewatan. Sampai sebuah mobil Honda CR-V putih berhenti di depannya, Abby mengernyitkan dahi melihat mobil yang berhenti di depannya ini, pasalnya ia tidak pernah melihat mobil itu.
Kaca jendela dibuka dari dalam dan menampakan Angkasa yang sedang tersenyum, langsung saja Abby membuka pintu mobilnya dan masuk ke dalam, "Udah lama nunggunya?"
Abby mengalihkan perhatiannya, "Lumayan sih, jalanan macet?" Angkasa memgangguk, "Macet parah, dimana-mana penuh kendaraan"
"By, mau jalan dulu?" Tanya Angkasa saat mereka baru saja keluar dari perkarangan mall.
"Hm, boleh aja. Tapi anterin ke rumah ya" Angkasa terkekeh dan menempatkan tangannya di sisi keningnya seperti tanda hormat, "Siap Kanjeng Ratu!!"
TBC
Votenya mana nihh kagak keliatan, nyempil yakk??
KAMU SEDANG MEMBACA
Refinamiento
General FictionMenceritakan seorang CEO dan wanita biasa? Tentu saja bukan, Menceritakan seorang badboy dan nerd girl? Juga bukan. Ini hanya kisah seorang Abbyan Myesha yang bertemu kembali dengan sang pacar, Angkasa Az Zidni. Setelah lama Angkasa menghilang dari...