Menceritakan seorang CEO dan wanita biasa? Tentu saja bukan,
Menceritakan seorang badboy dan nerd girl? Juga bukan.
Ini hanya kisah seorang Abbyan Myesha yang bertemu kembali dengan sang pacar, Angkasa Az Zidni. Setelah lama Angkasa menghilang dari...
Pagi menjelang, Abby sudah siap dengan pakaian untuk olahraganya. Hanya mengenakan hoodie putih dan legging hitamnya. Rencananya, Abby ingin jogging diseputaran kompleks rumah.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Bun, Abby jogging bentar ya. Tolong sampein ke Ayah juga. Assalamualaikum" Bundanya yang berada di dapur hanya membalas salamnya tanpa menghantar anaknya kedepan.
Abby sudah berlari selama 15 menit, walaupun kompleks rumahnya tidak terlalu besar, Abby sudah merasakan penat. Ia mampir ke warung untuk membeli air mineral karena tidak membawa air dari rumah, "Bu, air mineral 1" Setelah mendapatkan air, Abby memberikan selembar uang pada penjual dan kembali berjalan.
***
Waktu sudah menunjukkan pukul 11 pagi, di rumah Abby tinggal tersisa dirinya dan Bundanya, Ayahnya sudah berangkat kerja sejak 4 jam yang lalu. Abby berencana ingin ke kafe saat jam makan siang. Sambil menunggu waktu, Abby memainkan ponselnya. Membuka aplikasi line dan membuka ruang chat dirinya dan sahabatnya, Azza. Azza bersahabat dengan Abby sejak awal masuk SMA, Azza juga menjadi saksi antara percintaan dirinya dan Angkasa.
Abbyan : Za Abbyan : Hoi anak perawan
Azzahra : Apaansih Nyai
Abbyan : Temu di kafe gue yok, bosen ga ada kerjaan
Azzahra : Halah, ntar lo tinggalin gue lagi, sibuk ama pelanggan lo
Abbyan : Kagak, gue temenin lo dari dateng ampe pulang. Jam 1 udah disana
Azzahra : Traktir gue makan siang yakk
Abbyan : Iya udah tenang aja
Selesai memberi kabar pada sahabatnya itu, Abby bersiap-siap membersihkan diri, sdan sholat zuhur terlebih dahulu. Abby sudah bersiap-siap, kini hanya izin dari kanjeng ratu yang dibutuhkannya. Abby mengambil kunci mobilnya dan jalan menuju bawah, tempat Bundanya berada.
"Bun, Abby ke kafe dulu ya. Ntar Abby makan siang disana, Bunda mau Abby anterin makanan juga?" Bundanya menggelengkan kepala, "Nggak usah, Bunda makan disini aja. Ga usah dianter, hati-hati kamu di jalan By"
Abby mengendarai mobilnya ditengah kemacetan kota siang ini, Abby mengalihkan perhatiannya pada handphonenya yang berdering, "Halo, kenapa Za?"
"Jemput gue dong By, kagak ada yang nganter nih" Abby mengernyitkan dahinya, "Lah mobil lo kemana?"
"Di bengkel, biasa rutinitas tiap bulan" Abby hanya berdeham, "Tunggu gue 15 menit, udah deket rumah lo" Saat ini jarak Abby dengan rumah Azza memang tidak terlalu jauh, jadi Abby bisa menjemput Azza.
Membutuhkan waktu 20 menit untuk sampai di rumah Azza, Abby mengklakson mobilnya saat tiba tepat di depan rumah Azza. Tak lama Azza masuk ke dalam mobil Abby, "Aduhh ademm"
Abby menutup hidungnya, "Ihh kagak mandi ya lo? Bau asem gini" Azza menoyor kepala Abby tak terima, "Mana ada, mandi ya gue. Orang tadi di rumah mati lampu, makanya gue kepanasan" Abby hanya terkekeh mendengar ucapan Azza.
Selama di perjalanan, baik Abby dan Azza diam semua. Tidak ada yang ingin membuka percakapan. Tak biasanya Azza berdiam di dalam mobil Abby, biasanya Azza akan mengadakan karaoke mini di dalam mobil, "Za, tumbe lo diem. Lagi ada masalah?"
Azza sedikit gelagapan menjawab pertanyaan Abby, "Eh-kagak ada kok. Cuma lagi menikmati dinginnya AC aja"
"Anak alay gini nih, susah kalo di ajak naek mobil" Azza tertawa mendengar celotehan sahabatnya itu.
Tak membutuhkan waktu lama, keduanya masuk ke dalam kafe. Suasana kafe bisa disebut ramai, karena memang jadwal makan siang.
"Za, lo mau duduk di bawah apa di atas?"
"Eleh eleh, mentang punya ruangan jadi ngajak ke atas ya. Yaudah di atas aja, biar enak kalo ngobrol, kalo disini rame, sumpek jadinya" Mereka naik ke lantai atas, memasuki ruangan pribadi Abby saat berada di kafe. Ruangan bercat putih dan perabotan berwarna pink, memberikan suasana yang tenang. Desainnya juga menyerupai kamarnya di rumah, tak lupa ia memberikan sofa bed agar tubuhnya dapat beristirahat disana kalau lelah dengan kerjaan.
Abby dan Azza menduduki tubuhnya di sofa bed, "Za, mau makan apa?"
Azza berpikir sejenak, "Hm gue mau roti bakar sama latte aja By" Abby menolehkan kepalanya ke arah Azza, "Tumben amat lo makan itu? Diet lo?" Tak biasanya Azza hanya memakan roti, itu membuat Abby terkejut.
"Kagak, cuma lagi males makan berat aja. Udah cepet pesen sono" Abby melirik sinis ke arah Azza dan tangannya menekan telepon ke pegawainya, "Nis, tolong bilangin ke dapur roti bakar coklat keju 2, latte 1, sama ice chocolate 1" Setelah mengucapkan pesanan, Abby kembali ke arah Azza.
"Hmmm..By, gue mau ngomong"
"Ngomong aja kali Za, tumben amat sih pake izin" Abby dari tadi sedikit heran dengan sahabatnya ini, mereka sudah dekat sejak 8 tahun yang lalu, selama itu Abby dapat mengenal Azza luar dalam.
"Nanti aja deh, makan dulu. Baru nanti gue ngomong ama lo" Abby memutar bola matanya.
Sekitar 20 menitan, pesanan keduanya sudah datang ke ruangan, di antar oleh pegawai laki-laki baru di kafe Abby, "By, tuh pegawai lo yang barusan cakep juga. Siapa namanya?"
"Jangan jadi pedofil Za, tuh anak baru lulus SMA udah digaet ama tante girang kayak lo. Namanya Randi tuh anak"
"Yaelaah, kagak gue jadiin laki juga kali By" Setelah menghabiskan makanannya, Abby kembali bersuara "Jadi lo tadi mau ngomongin apa sih?"
"Lo jangan terkejut ya, ntar lo jantungan gue yang susah" Ucap Azza sambil meminum lattenya.
"Udah jadi lo mau ngomong apa?" Abby sudah kepalang kepo dengan apa yang ingin dibicarakan oleh sahabatnya itu.