Aku berjalan menuju taman belakang sekolah. Tadi, Fahmi mengirimku pesan
bahwa ia mau menemuiku di taman belakang sekolah karena ada hal yang harus ia bicarakan.
Setelah sampai aku mencari kehadiran Fahmi di sana. Tak membutuhkan waktu lama aku melihat pria itu duduk di salah satu bangku panjang yang berada di bawah pohon besar.
Aku berdeham menyadarkan Fahmi yang masih fokus menatap ke depan.
"Ehh, duduk, Dyy," ucap Fahmi. Ia menggeser tubuhnya sedikit.
Aku duduk tepat di sebelahnya.
"Ada apa, Mi. Kok lo nyuruh gue ke sini?" tanyaku.
Untuk beberapa saat Fahmi diam. Tak menjawab pertanyaanku. Dan aku terus
memperhatikannya berharap ia segera menjawab pertanyaanku. Ku lihat ia menarik napas lalu membuangnya pelan.
"Udyy," panggil Fahmi.
Aku hanya menjawab dengan dehaman.
"Lo ngerasa gak makin ke sini kita makin dekat. Dan, perlahan gue nyaman sama lo," ucap Fahmi. Ia menjeda kalimatnya sebentar. "Awalnya gue kira gue suka sama Mita karena dia cantik, tapi setelah dia kenali lo sama gue, sejak itu gue ngerasa kalau lo itu berbeda. Lo bisa mengubah perasaan gue menjadi berbeda-beda hanya dalam satu waktu dan sementara
Mita, sekarang gue sadar gue hanya terobsesi aja sama dia," lanjutnya.
Aku hanya diam. Aku tahu Fahmi mulai menjurus pada perasaannya. Dan itu berhasil membuat jantung kembali ingin copot.
"Gue- gue suka sama lo. Lo mau jadi cewek gue?" tanya Fahmi. Ia menggeser
tubuhnya mendekat padaku. Bahkan wajahnya menatap wajahku dan sekarang jarak kami dekat sangat dekat aku bahkan bisa merasakan deru napasnya.
"Dyy," panggil Fahmi menyadarkanku.
"Ehh-h i-iya?" jawabku gugup.
"Gimana? Lo mau?"
Aku menggaruk tengkukku yang tak gatal.
"Emm gimana ya, Mi. Lo kan tau gue gak boleh pacaran. Jangankan pacaran buat
berteman sama cowok aja gue di larang," jawabku."Iya gue tahu itu. Sekarang gue tanya sama lo, lo suka gak sama gue?" tanya Fahmi.
Mendengar pertanyaan itu sontak aku terdiam, semakin gugup. Aku tak tahu
bagaimana perasaanku padanya. Yang aku tahu aku nyaman saat bersamanya. Apakah itu pertanda cinta?
"Emm, gue gak tahu. Tapi jujur gue nyaman saat bersama lo," jawabku setelahnya. Aku melihat Fahmi tersenyum. Senyumya manis.
"Lo tahu gak, rasa cinta itu berawal dari suka dan rasa suka di awali dari nyaman,"
ucap Fahmi lembut. "Dan gue janji bakalan yakini keluarga lo bahwa gue beneran cinta sama lo," lanjutnya. "Gimana masih mau mikir?" tanya Fahmi lagi.
Pelan aku menganggukkan kepalaku. Tidak tahu entah dorongan dari mana sampai aku bisa menerimanya. "Iya gue mau jadi cewek lo." ucapku setelahnya.
Fahmi tersenyum senang. Tangannya beralih memegang tanganku kemudian
menggenggamnya.
"Mungkin untuk sekarang kita backstreet tapi perlahan gue bakalan nunjuki ke semua orang terutama keluarga lo bahwa gue cinta, sangat cinta sama lo," ucapnya meyakinkan.
Aku hanya menanggapinya dengan senyuman. Tidak tahu lagi harus mengucapkan apa yang terpenting aku bahagia.[] [] [] []
Aku gak tahu mau ngomong apa yang jelas aku bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
BACKSTREET (COMPLETED)✔
Short Story[SUDAH DI REVISI]✓ #Highest rank 1 in True Short Story (11-05-2019) #16 in short story (22-05-2019) #TrueShortStory Teruntuk kamu yang hingga kini mengisi hatiku. Aku ingin mengucapkan "TERIMA KASIH". Terima kasih untuk semua waktu yang telah engka...