'Pada zaman dahulu kala...
Hiduplah seorang anak perempuan bernama Naomi. Dia adalah anak yang baik dengan senyum ramahnya yang tak pernah pudar. Naomi adalah anak yatim piatu, dia hanya tinggal bersama neneknya di dalam hutan. Naomi sangat suka menggunakan tudung merah di kepalanya hingga dia dijuluki 'si tudung merah'. Suatu ketika, Naomi pergi ke kota untuk menjual mahkota bunga yang dibuatnya dari bunga-bunga yang bermekaran di hutan. Tak disangka, Naomi mendapatkan uang yang cukup banyak. Dia lalu membelikan makanan dan pakaian baru untuk neneknya. Dengan semangat dia berjalan kembali menuju gubuk tempat dia dan neneknya tinggal. Sesampainya di gubuk, Naomi memanggil neneknya dengan riang. Tetapi alangkah terkejutnya dia saat melihat neneknya sudah menghilang, yang tersisa hanya seorang pria besar dengan kuping dan ekor menyerupai serigala. Dengan penuh ketakutan dan air mata Naomi perlahan mundur dan mencoba berlari sekuatnya, tetapi pria itu lebih cepat. Dia berhasil memegang tangan Naomi. Dengan senyum dingin dia berkata "mau kemana kau?". Dia lalu menggendong Naomi dan pergi dari gubuk. Ternyata pria itu adalah seorang pangeran yang dikutuk karena hobbynya merayu wanita. Nenek Naomi tidak menghilang ataupun dibunuh, tetapi dia kabur setelah sang pangeran memberikan uang dengan syarat menyerahkan Naomi padanya. Sejak hari itu Naomi berubah status menjadi istri pangeran. Sementara neneknya hidup bersenang-senang di kota dengan uang pemberian sang pangeran. Sang pangeran ternyata sudah jatuh cinta pada Naomi sejak pandangan pertama saat dia bermain di hutan. Mereka lalu hidup bahagia selamanya, hingga akhir cerita ini selesai'
Emon menutup buku cerita di tangannya, dia lalu berdehem sebelum melanjutkan
"Nilai moral dari cerita ini adalah, berpenampilan cantiklah setiap saat. Kita tidak tahu pangeran seperti apa yang mungkin melintas di depan kita"
Plakkk....
Era menjitak Emon kuat-kuat
"Dih, jijay. Cerita apaan, gak ada nilai moral sama sekali" Imbuhnya sambil bergidik ngeri.
"Abstrak"
Kak Dani ikut menimpali, sibuk dengan laptop di depannya.
Sebenarnya hari ini kami semua tengah sibuk, sibuk mempersiapkan event untuk hari anak nasional. Rencananya kami akan mengadakan acara khusus untuk anak-anak panti asuhan dan disabilitas. Karena alasan itulah, bahkan ketika jam sudah menunjukkan pukul 21.00 aku masih saja berada di toko si menyebalkan ini. Lumayan kalau aku dapat uang lembur, ini? Ucapan terima kasih aja nggak, arrggghh, harusnya aku bisa melaporkan hal ini ke komnas HAM atau ke dinas ketenagakerjaan.
"Punya otak dipakek mikir kek. Dari tadi cuma lo aja yang belum ngasih ide"
Ucap Emon yang masih kesal dengan perlakuan Era dan kak Dani.
Kak Dani mengangkat bahunya cuek, masih terpaku dengan laptop di depannya."Punya bos kok gini amat ya, hidup ini memang gak adil. Andai gue terlahir dari keluarga kaya pasti..."
Belum sempat Emon menyelesaikan kalimatnya, tangan Era sudah kembali bersarang di kepalanya. Aku hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala melihat hal ini. Mungkin ya, keabstrakan Emon sekarang diakibatkan oleh pukulan-pukulan Era yang merusak sistem saraf di otaknya. Tapi bagaimanapun Era 'menganiaya' Emon, tak pernah sekalipun aku melihat Emon membalas tindakan Era. Duh, Mon, kalau aja dia normal dikit, yakin deh aku bakal kepincut sama Emon.
Gimana nggak? Setelah diperhatiin, Emon ternyata lumayan ganteng (maafkan mataku yang selama ini tertutup akibat tingkah laku abstraknya). Malahan nih proporsi tubuh Emon sangat bagus, seakan-akab dia tipe yang hobi olahraga. Tapi melihat gerak-gerik dan tingkahnya yang 'anggun', terpaksa aku hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala. Ah, dunia terkadang memang adil."Oke selesai, besok gue presentasiin ke elo semua ide gue"
Kata kak Dani cuek sambil menutup laptopnya.Aku, Emon dan Era saling bertukar pandang. Kak Dani kampret, kalaulah akhirnya ide dan tetek bengeknya dia kerjain sendiri, buat apa dia susah-susah mewajibkan kami tetap di toko dan saling bertukar ide?. Argghhhh, sekarang aku tau setelah SMA aku bakal masuk jurusan apa. Aku bakal masuk jurusan hukum dan jadi pengacara. Aku bakal menuntut Si menyebalkan ini. Tentu saja aku sebagai korban sekaligus pengacara.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil and Me
Tienerfictie"lu budeg atau IQ lu jongkok sih?. lo kan gua suruh pajang boneka teddy bear. Kok lo malah majang boneka hiu ama dinosaurus sih? lo pikir ada yang mau masuk toko kalau pajangannya gitu?" "Lo bisa ngeliat gak sih? Yang nyari boneka anak cowok, lha lo...