10

1K 139 15
                                    

Rasa bersalah itu menghantui Yoongi. Membayanginya selama ia pergi meninggalkan Nayeon di Bangkok. Membuntutinya yang sedang di kejar pekerjaan. Seharusnya hal tersebut bukan sepenuhnya salah Yoongi, Nayeon lah yang pertama memulai sedangkan ia hanya mengakhiri. Lagipula, Yoongi sudah berusaha menolak walaupun pada akhirnya ia ikut terselimuti. Namun yang membuat Yoongi merasa bahwa semua ia merupakan murni kesalahannya adalah Nayeon tidak pernah menghubunginya lagi. Setelah mengantarnya ke bandara dan memberikan seulas senyum simpul, Nayeon tidak pernah muncul dalam hidup Yoongi selama beberapa hari kebelakang. Beberapa kali Yoongi berusaha menghubungi cewek itu dan tidak pernah di angkat.

Lalu berspekulasi lah Yoongi bahwa cewek itu marah atau mungkin benci padanya. Mungkin malam itu saat Nayeon mengatakan bahwa dia kedinginan, bukanlah sex yang dimaksud. Mungkin juga ini salah otak kotor Yoongi yang langsung menyimpulkan hal demikian. Dan yah, ini juga salahnya karena tidak menanyakan pendapat Nayeon tentang sex mereka hingga akhirnya ia merenggut virginity Nayeon.

Jadi ini adalah murni kesalahan dirinya, Min Yoongi.

Pagi ini, Yoongi memutuskan untuk ke rumah Nayeon. Berharap bahwa cewek itu sudah pulang dari Bangkok. Ia ingin memperbaiki semuanya dan meminta maaf pada Nayeon. Rumah besar yang beberapa bulan terakhir sering Yoongi sambangi terlihat sepi dari luar. Yoongi menjadi sedikit ragu untuk bertamu, takutnya menganggu sang pemilik rumah di hari minggu yang indah ini. Tapi keberuntungan sedang memihak dirinya. Tak lama kemudian, pagar di buka oleh seorang lelaki berumur. Sebuah mobil hitam telah terparkir. Tanpa pikir lama, Yoongi menghampiri lelaki itu.

"Pagi, Pak Minhyun!" sapa Yoongi. Lelaki berumur yang di panggil 'Pak Minhyun' itu langsung menyambut Yoongi dengan senyuman. "Eh, Mas Yoongi. Tumben pagi-pagi udah kesini...."

Sambil tertawa kecil, Yoongi balas berkata, "Nayeon-nya ada, Pak?"

"Neng Nayeon kan belom pulang dari liburan. Ini rencananya saya mau jemput sejam lagi, di suruh sama Bapak."

Yes!

"Oh, kalo gitu saya aja, Pak, yang jemput Nayeon. Sekalian mau ngajak jalan. Bapak pasti ngizinin kok kalo saya yang jemput," sahut Yoongi ceria.

"Lha wong jelas Bapak pasti ngizinin, kan Mas Yoongi pacarnya Neng Nayeon. Yaudah kalo begitu, saya ndak jadi jemput. Saya mau lanjut mabar aja."

Sehabis Pak Minhyun pergi, Yoongi langsung bergegas kembali ke mobilnya. Mengemudikan benda besar itu ke tempat dimana ia akan bertemu dengan Nayeon kurang dari sejam.

Ternyata supir pribadi keluarga Im, Pak Minhyun, tidak berbohong. Buktinya setelah sekian lama Yoongi menunggu, cewek yang di nanti keluar dari pintu kedatangan dengan koper merah yang di bawanya kemarin. Namun ada yang berbeda dengan Nayeon. Cewek itu seperti berpura-pura tidak melihat Yoongi padahal jelas-jelas ia berbiri di barisan paling depan dan persis menghadap pintu. Jika saja Yoongi tidak memanggil nama cewek tersebut, mungkin Nayeon sudah berlalu meninggalkannya.

"Kok lo ada disini? Mana Pak Minhyun?" tanya Nayeon jutek.

"Aku bilang ke Pak Minhyun kalo aku aja yang jemput kamu."

"Oh," balas Nayeon singkat. Yoongi sedikit mengeryit. "Kamu kenapa sih? Marah sama aku?"

Sambil mendelik, Nayeon berkata, "Apaan sih? Aku capek. Ayo cepetan pulang!" Menyerahkan kopernya pada Yoongi kemudian melangkah pergi meninggalkan cowok itu duluan. Yoongi mengekori Nayeon dalam diam sedangkan cewek itu berlagak memimpin jalan. Tak perlu menunggu lama hingga akhirnya Nayeon berhenti mendadak dan membuat Yoongi menabraknya.

"Kenapa berhenti?" Yoongi berlagak sok tidak tahu padahal dalam hati lelaki itu sudah menduga Nayeon tidak tahu dimana ia memarkirkan mobilnya. Dengan sedikit bersungut, Nayeon berbalik memandang Yoongi. "Mobilnya parkir dimana?" Berbeda dengan nada bicara sebelumnya, kali in Nayeon menyisipkan sedikit kemanjaan yang mana sukses membuat Yoongi luluh. Cewek ini imut banget!

Married to Truth or DareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang