Pertama dalam hidupnya, Yoongi merasakan patah hati. Lebih tepatnya, ia merasa di kecewakan oleh sosok yang tanpa sadar telah mengisi relung hatinya. Emosinya seakan tidak dapat di kontrol. Yoongi tidak tahu apakah ia sedang tertawa atau menangis. Jika saja sihir itu nyata, Yoongi akan mengutuk permainan setan truth or dare mengerikan yang selalu di agung-agungkan oleh manusia.
Sial sekali.
Yoongi terkekeh kecil kala mendapati dirinya masih terbangun di jam empat pagi. Kantung hitam sudah bersarang di bawah matanya sejak seminggu yang lalu. Cowok itu memang sering begadang, namun karena ia melakukan pekerjaan, bukan karena meratapi asmaranya yang menyedihkan. Yoongi merasa bahwa ia sudah menjadi budak cinta.
Cowok itu membuka laci buffet, mengambil botol yang berisikan pil tidur. Ya, Yoongi harus di bantu oleh obat tidur jika tidak ingin terjaga sepanjang malam. Obat tersebut di berikan oleh Jungkook setelah mengetahui insomnia berat yang Yoongi alami.
Dua butir pil cukup untuk membuat mata Yoongi memberat. Cowok itu kembali menjatuhkan tubuh kurusnya pada kasur empuk dan menyelimuti tubuhnya. Dalam pandangannya yang mulai menyayu, Yoongi berharap ia dapat tidur dengan tenang. Namun sekali lagi, ini patah hati pertama Yoongi.
Sesaat sebelum Yoongi benar-benar tertidur, muncul bayangan yang bahkan tidak pernah muncul. Dengan senyum yang mengembang, Nayeon berada di sisinya. Bagaimana cewek itu tersenyum, bersuara, tertawa bahkan menangis, Yoongi masih mengingat dengan jelas. Dan itu merupakan mimpi buruk baginya.
Yoongi berharap ia menjadi dewasa, tapi pada nyatanya ia hanya seorang lelaki biasa.
###
"Kalo gue sih...."
Nayeon tertawa mendengar jawaban dari Sana. Cewek itu terlihat lucu dengan wajahnya yang kemerahan. Belum lagi logat jepang yang begitu kental ketika berbicara. Nayeon melirik Eunwoo yang kali ini menjadi target. Begitu ujung botol mengarah padanya, Jisoo langsung berdiri dengan semangat seakan-akan sudah menunggu momen ini.
"YES! Lo mau yang mana coy, truth or dare?" tanya Jisoo. Eunwoo menghela nafas ringan. "Dare aja deh!"
Telunjuk Jisoo langsung terarah pada meja yang di penuhi cowok-cowok. "Lo catcalling mereka satu-satu."
"Gila lo!" seru Eunwoo. "Ada Felix kali woy! Mau taroh dimana muka gue?!"
"Ya, itukan resiko lo dong!"
"Lagian ngapain sih lo yang ngasih dare ke gue!?"
"Bodo amat! Cepet sana panggil-panggil manja!"
Pandangan Nayeon tak luput dari objek dare Eunwoo. Hatinya sedikit berdesir ketika melihat salah satu cowok yang duduk di sana. Daniel. Tak ayal, Nayeon harus berusaha menyembunyikan wajahnya yang memerah malu ketika Daniel menoleh saat Eunwoo memanggilnya kemudian tersenyum manis. Padahal jelas-jelas senyuman itu bukan terarah untuknya.
"Kenapa lo malu-malu kucing gitu?" sahut Minkyung yang sedari tadi hanya diam ketika yang lain sibuk bermain. Wajah cantik nan juteknya terarah pada Nayeon, jadi pertanyaan itu untuk dirinya.
Nayeon langsung berlagak bodoh. "Hah? E-enggak! Gue cuman agak mual aja. Kebanyakan minum kayaknya," bualnya padahal dalam hati mengutuk Minkyung yang sudah memergoki dirinya. Minkyung hanya mengangguk dan menaikkan ujung bibirnya judes. Membuat Nayeon merasa bahwa ia sudah melakukan kesalahan yang tidak pernah ia lakukan dan itu mmebuat kesal. Lagipula, siapa sih yang mengundang Minkyung di makan malam mereka? Tumben sekali cewek sekelas Minkyung mau makan sama rakyat jelata seperti dirinya ini. Aneh.

KAMU SEDANG MEMBACA
Married to Truth or Dare
FanfictionSemula hanya berawal dari kekesalan Nayeon terhadap tugas-tugas kuliah yang tak kunjung selesai, kedua orang tua cewek itu tahu bahwa Nayeon tidak pernah bersungguh-sungguh dengan penawaran yang dikatakannya. Namun saat sebuah kebetulan datang, Naye...