"Lo beneran sayang sama gue?"
Bukannya menjawab, Yoongi justru terkekeh. Kemudian memalingkan wajahnya dari Nayeon lagi. Untuk sementara, ia hanya bisa tersenyum dan mengeluarkan kekehan kecil yang ia sendiri tidak tahu artinya. Hal itu meninggalkan rasa penasaran sekaligus bersalah bagi Nayeon. Cewek itu sedikit menaruh harapan bahwa ia akan mendapatkan jawaban yang mungkin ia ingin dengar.
Tenggelam dalam kesunyian cukup lama setelah pertanyaan tadi terlontar, Yoongi akhirnya buka suara. Menjawab apa yang tadi dipertanyakan.
"Menurut kamu gimana? Apakah aku sayang atau..."
Wajah Nayeon berubah sedih. Kenapa? Bukankah ia menyukai Daniel? Tapi mengapa justru ini bukan jawaban yang ingin ia dengar. Ia ingin Yoongi memberikan jawaban mutlak bagi pertanyaannya. Jawaban yang tidak memerlukan pendapatnya, suatu keputusan bulat dari cowok itu dan mungkin mampu menegaskan hatinya.
"Gini deh..." Nayeon mengembalikan tatapannya pada Yoongi lagi, walaupun cowok itu tidak memandangnya. "Gimana kalo kita main truth or dare? Kamu boleh nanya apapun dan nyuruh apapun ke aku, dan sebaliknya begitu. Mau?"
Ah, truth or dare... mengapa Yoongi ingin memainkan permainan setan ini? Membuat hati Nayeon jengkel. Tapi cewek itu justru mengangguk kecil.
Yoongi tersenyum kecil. "Yaudah aku duluan ya. Truth or dare?" tunjukknya pada Nayeon. Sambil berusaha menenangkan hatinya yang jengkel, Nayeon turut tersenyum kecil sebelum menjawab, "Truth."
"Apa yang bikin kamu bisa sampe kekunci disini?"
Pertanyaan Yoongi membuat Nayeon sedikit terkejut. Ia pikir lelaki itu akan membahas tentang mereka. Nyatanya, Yoongi memilih melarikan dari dari topik tersebut.
"Yah... waktu gue lagi nyari lipstick di dalem tas, duit seratus ribu gue gak sengaja jatuh trus kebawa angin. Trus gatau darimana tiba-tiba aja ada anak kucing yang ngejar dan bawa masuk sampe sini. Waktu itu pintunya kebuka lebar dan lampu masih nyala. Yaudah gue kejar deh anak kucingnya sampe dapet. Pas mau keluar, ternyata pintu udah digembok dan mendadak listriknya mati semua," jelasnya.
"Ya ampun, Im Nayeon, kamu rela begini demi seratus ribu?"
"Hei! Seratus ribu itu gede tau! Sejuta kalo gada seratus ribu gak jadi sejuta. Lagian hari gini mana ada yang mau kehilangan seratus ribu walaupun tajir melintir!" Nayeon mendadak keki.
Namun Yoongi masih mengejeknya. "Dan seratus ribu itu berhasil bikin kamu nangis ketakutan begini dan nyusahin orang lain."
"Gue gak nyuruh lo buat nemenin gue! Gue kan cuman minta tolong buat keluarin gue dari sini dan kenapa justru lo yang insiatif sendiri buat masuk kesini. Udah, giliran gue sekarang! Truth or dare?"
"Truth."
"Ada urusan apa lo sampe kesini jam segini dan ngetok-ngetok pintu begitu?" Tentu saja Nayeon penasaran. Mana ada orang yang rela datang ketika tahu jika gedung tersebut sudah tutup. Walaupun ia sedikit berterima kasih karena jika tidak ada Yoongi, mungkin ia sudah berteman dengan penunggu gedung dan dibawa ke alam mereka. Hiiiyyy.
"Aku disuruh ambil bukunya Jennie yang ketinggalan."
"Siapa tuh Jennie?" Wajah Nayeon mendadak tidak senang. Dan itu jelas terlihat oleh Yoongi, membuat cowok itu ingin mengisengi lagi. "Gak perlu tau," jawabnya. Dan sukses membuat Nayeon protes. "Kenapa? Inikan truth, harus jawab jujur dong semua pertanyaan yang gue ajukan!"
"Ya tanya apa aja, asal jangan Jennie."
"Kok bisa gitu?!" Nayeon semakin kesal. Apa mungkin cemburu? Hanya Nayeon yang tahu. "Udahlah! Males gue main lagi kalo begini. Katanya tadi bakal jawab sejujur-jujurnya!" Cewek itu keki abis. Yoongi yang melihatnya jadi gemas sendiri dan refleks mendekap tubuh mungil Nayeon. "Jennie itu adeknya Namjoon, sahabat aku. Gak lebih kok. Lagian..."

KAMU SEDANG MEMBACA
Married to Truth or Dare
FanfictionSemula hanya berawal dari kekesalan Nayeon terhadap tugas-tugas kuliah yang tak kunjung selesai, kedua orang tua cewek itu tahu bahwa Nayeon tidak pernah bersungguh-sungguh dengan penawaran yang dikatakannya. Namun saat sebuah kebetulan datang, Naye...