08

1.1K 153 18
                                    

Nayeon terus menarik selimutnya. Sedangkan Yoongi tak bisa menutup kedua matanya. Berbaring berlawanan dengan Nayeon membuatnya gugup. Suasana sudah memanas ditambah ia bisa merasakan Nayeon yang tak kunjung tertidur. Gadis itu bahkan sedikit lebih sibuk dibanding dirinya. Mungkinkah Nayeon kedinginan? Yoongi memutuskan untuk memastikan hal tersebut dengan membalikkan badannya pada Nayeon. Nahasnya, Nayeon juga melakukan hal yang sama. Kedua insan itu terdiam satu sama lain dengan wajah yang memerah.

Lalu Nayeon menarik sesuatu yang keluar dari hidungnya. Ingus.

"Kayaknya gue ikutan kena demam deh!"

Pertanyaannya adalah: Siapa yang tidak akan terkena demam jika melakukan kontak fisik yang begitu intim?

Yoongi menghembuskan nafas kecil. "Maaf ya gara-gara aku kamu jadi ikutan sakit," lirihnya. Nayeon menjawab dengan sebuah cibiran kecil, "Salah aku juga kok."

"Mau aku beliin obat?" tawar Yoongi dan dibalas gelengan kecil. "Kamu kan juga sakit."

Jantung Yoongi seakan berhenti sejenak. Nayeon memanggilnya dengan sebutan 'kamu'. Apa mereka akan mulai dengan 'aku-kamu'? Mengapa ia merasa senang dengan hal itu? Mungkin Nayeon mengucapkannya dengan tidak sengaja. Jangan senang dulu, Min Yoongi.

Akan tetapi dengan fakta barusan membuat Yoongi serasa sehat kembali. Lantas cowok itu langsung bangkit. "Aku mau pergi beli obat."

"Jangan...." Jemari Nayeon menarik ujung kaos Yoongi. Dengan wajah merahnya dan suara sendunya, Nayeon kembali mengucapkan kalimat yang hampir membuat Yoongi lupa diri. "....temenin aku aja disini."

Sepulang dari Bangkok, Yoongi harus segera memeriksakan jantungnya ke dokter. Benda itu tidak mau berhenti berdetak kencang. Apalagi ketika ia melihat dengan jelas wajah manis Nayeon, rasanya seperti ingin meledak-ledak. Belum lagi prasa 'aku-kamu' yang dilontarkan oleh gadis itu. Lutut-lututnya melemas.

Jika saja Yoongi bukan seorang gentleman. Jika saja Yoongi bukan penyebab sakit Nayeon. Jika saya Yoongi sedang dalam kondisi sehat, mungkin ia akan lupa diri. Yoongi adalah lelaki berkomitmen tinggi. Apabila komitmen tersebut ia langgar, maka ia telah gagal sebagai seorang lelaki. Dan salah satu komitmen itu adalah tidak bercinta dalam hubungan yang tidak serius. Yoongi sudah mengatakannya sejak awal, ia tidak serius dengan Nayeon. Ia hanya menjalankan misi dari Ayah Nayeon untuk membuat Nayeon percaya sebagai konsekuensi dari perbuatannya tempo hari. Dan untuk masalah hati dan perasaan, Yoongi masih belum yakin. Biarlah jantungnya ingin meledak-ledak atau tubuhnya lemas atau bahkan godaan-godaan yang mampu membuat dirinya lupa diri asalkan ia tidak melewati garis komitmennya.

"Oke."

Yoongi menjawab singkat, kemudian melepaskan jemari Nayeon dari kaosnya dan beranjak dari kasur. Meninggalkan Nayeon dengan tatapan kecewa.


###


Perjalanan yang tidak berjalan lancar seperti yang direncanakan oleh Nayeon.

Selama dua hari berturut-turut cewek itu hanya mendekam di kamar sendirian. Seperti kemarin-kemarin, Yoongi begitu sibuk dengan pekerjaannya. Tidak ada tour keliling kota, mendatangi tempat wisata atau hanya sekedar berbelanja. Jauh berbeda saat ia liburan ke Jepang atau London. Lalu mengapa ia tidak melakukannya dengan seorang diri? Entahlah, Nayeon bukan tipikal cewek yang dapat melakukan suatu hal sendirian. Ia dibesarkan menjadi pribadi yang manja. Bahkan di umurnya saat ini, kelakuan Nayeon tak berbeda jauh dengan anak abege.

Satu hal yang membedakannya dengan anak abege adalah Nayeon sudah bebas untuk keluar-masuk klub malam. Ia legal untuk mengonsumsi minuman-minuman jahat bernama alkohol. Setelah mendapat informasi dari pengurus penginapan mengenai tempat-tempat terdekat, Nayeon tertarik untuk hadir dalam sebuah klub malam. Ia bahkan berniat untuk berangkat lebih awal dari jam biasanya. Toh, Yoongi juga tidak akan peduli. Mungkin cowok itu juga tidak sadar bahwa ia tidak pulang malam ini.

Semangat Nayeon semakin terasa saat ia pergi berburu baju sendirian di toko terdekat. Euforia saat berbelanja begitu mendukung hingga Nayeon lupa diri. Dengan bermacam paper bag dari toko yang berbeda, Nayeon siap untuk menghibur dirinya. Riasan yang mantap dan baju yang menunjukkan lekuk tubuhnya mengiringi Nayeon malam ini. Mengenai demamnya? Fuck it. Alkohol yang akan menyembuhkannya.

Awalnya begitu menyegarkan. Layaknya seorang burung yang baru lepas dari sangkar, Nayeon begitu bahagia. Ditambah dengan buaian alkohol yang candu, cewek itu bebas. Akan tetapi semakin lama Nayeon merasa tidak nyaman. Bukannya ia tidak sadar bahwa sedari tadi beberapa orang mencoba untuk mendekatinya, bahkan ada yang berani menyentuh bokongnya, hanya saja Nayeon mencoba untuk berpikir positif. Namun semakin lama gangguan itu semakin liar. Beberapa cowok mulai dengan berani mengepungnya sambil menari. Nayeon berusaha untuk menghindar tapi cowok-cowok tersebut mengikutinya. Ia berusaha meminta bantuan tersirat dari bartender, tetapi sepertinya bartender tersebut tidak peduli.

Tentu saja Nayeon panik. Ia sendirian dan dikejar-kejar oleh cowok-cowok tak di kenal. Sebagai seorang mahasiswi jurnalis, Nayeon sedikit banyak mengetahui kasus perkosaan yang terjadi di Bangkok. Hal itu membuatnya ketakutan. Tak menutup kemungkinan ia akan menjadi salah satu korban.

Cowok-cowok tersebut terlihat memperhatikan gerak-gerik Nayeon. Saat Nayeon beranjak dari duduknya, salah seorang cowok berambut pirang ikut berdiri. Saat Nayeon berjalan menuju jalan keluar, cowok tersebut mengikutinya. Saat Nayeon berlari menuju security, tangannya ditarik kebelakang. Tubuhnya terhempas ke dinding. Nayeon tidak tahu apakah teriakannya terdengar atau ia hanya berhalusinasi saja. Airmatanya sudah mengalir. Ia akan menjadi korban pemerkosaan.

Backsound hilang. Layar menguning. Gerakan melambat. Segerombol security datang dan menyeret cowok-cowok tersebut keluar. Layaknya sebuah film. Nayeon terdiam shock. Seraya menghapus airmatanya, cewek itu berjalan keluar. Ia merasa hina dan menyedihkan. Ia menangis karena kejadian barusan? Bukan.

Apa alasan Nayeon menangis?

Karena ia menemukan sosok mirip Yoongi yang tengah menyaksikannya dari balik keramaian.

Sesampainya di penginapan, Nayeon menangis sejadi-jadinya. Berusaha meyakinkan dirinya jika sosok yang ia lihat bukanlah Yoongi. Berdoa semoga Yoongi tidak mengetahui kejadian yang hampir menimpanya. Tapi saat Yoongi datang tanpa menanyakan keadaannya yang kacau, harapan Nayeon patah. Yoongi tahu apa yang terjadi padanya. And he don't give a shit. Sosok yang ia lihat ialah Yoongi. The Min Yoongi.

Selamat, Im Nayeon, kau telah memberikan hatimu pada orang yang salah.

Married to Truth or DareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang