"... Dan selanjutnya akan dilakukan revolusi besar-besaran. Kami mengharap kesadaran siswa siswi yang telah naik di kelas 3 agar meninggalkan aktivitas mereka dan meluangkan waktu untuk mulai belajar."
Iruka sensei, kepala sekolah yang sekaligus menjabat sebagai guru matematika, tetap melanjutkan pidato senin paginya walau mungkin tidak ada lagi yang mendengar suaranya.
Hashirama High School, sebuah sekolah di Konoha yang menjadi nomor satu dalam kekacauan. Bukan karena sekolahnya, tapi karena muridnya. Entah itu ulah senior maupun junior yang baru memasuki sekolah. Mereka tidak jauh dari deskripsi kacau dan bajingan.
"... Selanjutnya akan diisi oleh pembicara wakil kelas."
Para murid yang perbandingan murid siswa dan siswinya hanya 80:20 itu tetap tidak menghiraukan Iruka sensei yang sedang menahan geraman cemasnya. Mereka lebih fokus berteriak, bercanda, tertawa, dan segala hal pribadi mereka layaknya upacara pagi ini adalah tempat ajang reuni antarkelas.
"S-saya, m-murid k-kelas 2 yang a-akan menjadi wak-wakil kelas ta-tahun ini.." suara gagap dari seorang perempuan yang entah sejak kapan berdiri di panggung, teredam oleh ributnya aula. Wajahnya begitu pucat dan keringat sebesar biji jagung menghiasi pelipisnya.
"Cih."
Decihan yang keluar dari salah satu siswa kelas 2 berhasil menghentikan aktivitas teman-temannya. Siswa berambut raven yang sedaritadi diam itu menatap gamblang ke ponselnya.
"Ada apa Teme?" tanya siswa berambut kuning jabrik. Wajahnya menyiratkan kebingungan.
Si Teme mengantongi ponselnya malas. "Tidak apa Dobe."
Si Dobe mengangkat bahunya dan kembali bercanda dengan teman-temannya yang juga ikut diam. Si Teme lalu meregangkan ototnya sambil mengangkat kaki ke kursi murid yang berhamburan di aula. Ia tidak peduli bahwa banyak siswa lain yang menatapnya takut-takut.
"UCHIHA SASUKE!"
Aula yang sedari tadi hanya diisi oleh kekacauan tiba-tiba hening saat teriakan dari barisan kelas 1 terdengar menggema di penjuru aula, mengambil alih seluruh atensi siswa siswi.
Si Teme berambut raven itu menoleh malas. "Apa?"
Seorang siswa kelas 1 yang baru saja berteriak hanya mendecih. "Aku Enoki Takagi! Aku akan menaklukkan Hashirama dan menendangmu keluar! Lawan aku!"
Sorakan penuh semangat lalu membahana dari barisan anak kelas 1. Sasuke memutar matanya malas.
"Maaf, aku tidak punya waktu meladeni anak bayi."
Kini tertawaan dan olokan yang dilempar sekaligus oleh barisan kelas 2. Takagi menggeram, ia melempar jas sekolahnya ke sembarang arah dan melangkah ke tengah aula yang memisahkan barisan mereka.
Sasuke pun melakukan hal yang sama, dengan kedua tangan didalam saku celana, ia berdiri dan mendekat ke arah Takagi. Para murid yang berada disekitar mereka langsung mundur membentuk lingkaran.
Takagi sedikit tersentak saat menyadari bahwa Sasuke ternyata tinggi sekali. Kepalanya bahkan hanya di hidung Sasuke. Tapi itu tidak meruntuhkan semangatnya, ia malah tersenyum meremehkan.
"Kudengar dari semua murid, kau berhasil mengalahkan geng anak kelas tiga di hari pertamamu masuk di Hashirama, dan yang kau kalahkan adalah anggota BladesMan. Reputasimu sangat hebat diluar."
Sasuke menaikkan alis tidak tertarik, "Kau hanya ingin memperkenalkan diriku pada diriku sendiri?"
Perkataan Sasuke lantas membuat para murid kelas 2 tergelak. Mereka kompak menyoraki Sasuke, pemimpin mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Being Gangster Girlfriend
FanfictionHampir semua orang tahu, Sasuke Uchiha akan melakukan apa saja untuk seorang Sakura Haruno. (rated M) ©June of 2018 by javanicuse.