15

12.1K 1K 191
                                    

(Don't forget to play the song on the media!♡)

***

Sakura terbangun lebih awal dengan wajah yang lebih segar dari biasanya. Hatinya juga sudah jauh lebih tenang dan cenderung baik-baik saja. Walau jika mengingat Sasori, Sakura masih merasa sedikit sesak, setidaknya ia merasa lebih baik sekarang.

Hashirama pagi ini tetap seperti biasa. Berantakan, kotor, dan bau rokok serta alkohol. Hal itu membuat Sakura melangkah dua kali lebih cepat menuju kelasnya.

Tidak banyak orang saat Sakura tiba di kelas 2-C. Hanya ada 5 murid lelaki termasuk Sabaku Gaara yang tetap mengisolasi dirinya di bangku paling depan.

Sakura menarik nafas pelan, lalu melangkah menuju bangkunya di deretan kedua dari belakang. Saat melewati meja Sasuke, emeraldnya menangkap sebuah botol yang cukup familier menyembul dari dalam laci lelaki itu.

Sakura mengernyit. Ia meletakkan tasnya di mejanya lalu kembali ke meja Sasuke, memastikan apa yang ia lihat di laci lelaki itu benar atau tidak.

Sambil sedikit menunduk, Sakura menarik keluar botol yang ada di dalam laci lelaki itu, lalu emeraldnya melebar.

Bersamaan dengan itu, pintu belakang kelas terbuka. Sakura mendongak dan menemukan sepasang onyx menatapnya lurus.

Sasuke dengan handuk dikepalanya berjalan mendekati mejanya. "Selamat pagi, Pinky."

Sakura masih mengernyit. "Kau..," ia menaikkan botol ditangannya ke depan lelaki itu. "Kau mandi disekolah?"

Sasuke masih mengeringkan rambutnya dengan handuk sambil melirik botol shampoo miliknya ditangan gadis itu. "Hm. Tapi itu sudah habis."

Sakura menggelengkan kepalanya, lalu meletakkan botol shampoo yang sama dengan punya ayahnya kembali ke dalam laci Sasuke. "Sekarang juga kau habis mandi disini?"

Sasuke menduduki mejanya masih dengan tangan sibuk mengeringkan rambut, kakinya yang hanya dibalut sendal hotel diangkat ke atas kursi. "Ya. Kenapa kau kaget sekali?"

Sakura hanya menampilkan wajah shocknya. "Rumahmu bak istana tapi kau mandinya di sekolah?"

Sasuke berhenti mengeringkan rambutnya, onyxnya menoleh. "Aku suka air di Hashirama. Kau harus coba mandi disini sesekali."

"Gila," dengus Sakura. Kemudian ia membalik tubuhnya dan kembali duduk di bangkunya. Ia menarik buku dari dalam tas lalu membacanya guna menambah ilmu, ketimbang meladeni lelaki tidak masuk akal dibelakangnya ini.

Sasuke melanjutkan aksinya mengeringkan rambut sambil sesekali menoleh pada surai merah muda di belakangnya.

"Kau sudah sarapan?" tanyanya.

"Yaa," gumam Sakura.

"Sepertinya mataku kemasukan shampoo."

Sakura hanya mendesis tidak peduli.

"Kalau begini aku tidak bisa membaca tulisan di papan."

Sakura masih tidak peduli.

"Tapi aku harus menghadiri kelas, kalau tidak aku bisa alpa."

Sakura memutar matanya muak. Dengan cepat ia membalikkan badannya dan menatap Sasuke sebal. "Sejak kapan kau peduli dengan absensimu?"

Sasuke meletakkan handuknya di sandaran kursi lalu menyeringai pada Sakura. "Sejak hari ini."

Sakura mendengus. "Kalau begitu jangan mengeluh ini itu. Pakai kacamata saja kalau matamu sakit, atau pakai tetes mata saja."

Sasuke menaikkan kedua alisnya. "Ide bagus. Tapi aku tidak suka mataku berair."

Being Gangster GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang