(Don't forget to play the song on the media!♡)
***
Tidak ada yang lewat sama sekali di koridor depan ruang guru begitu melihat komplotan Hanabira berdiri disepanjang koridornya. Mereka saling bercanda, merokok, dan hal mengganggu lainnya.
"Ugh, lama sekali," lenguh Ino yang sedang bersandar di jendela koridor. "Sudah berapa hari dia didalam?"
"Dia bahkan baru 30 menit di dalam, Ino," ucap Neji sambil melirik jam yang melingkar di tangan kirinya.
"Memangnya sesusah apa sih, soalnya? Lagian dia bawa contekan, untuk apa begitu lama.." dengus Ino lagi.
Naruto sedari tadi sibuk mengintip ke dalam ruang guru melalui celah kunci pintu. Tidak ada jendela sama sekali untuk mengintip ke dalam demi alasan keamanan para guru.
"Bagaimana? Ada perkembangan?" tanya Shikamaru sambil berjongkok didekat Naruto.
Naruto menggertakkan giginya. "Dia lancar lancar saja kok, sudah halaman keempat.." sahutnya mengamati seorang murid lelaki berambut model pantat ayam yang membelakanginya didalam ruang guru.
"Memangnya ada berapa halaman?" tanya Chouji yang perutnya sejak tadi berbunyi tidak jelas.
"Waktu itu hanya ada satu halaman. Kau yakin dia mengerjakan sampai 4 halaman?" bingung Shikamaru sambil mengingat-ingat.
Naruto menggaruk belakang kepalanya dan tetap mengintip ke dalam. "Kau pikir aku buta? Jelas sekali dari sini dia sudah halaman ke empat. Sedikit lagi ke halaman lima..., wah, lancar sekali."
"Coba kulihat!" seru Kiba sambil menyenggol bokong Naruto untuk menjauh dari pintu. Dengan cepat ia menunduk dan mengintip ke dalam melalui celah kunci pintu.
Naruto menghembuskan nafas dari hidungnya kuat. "Bagaimana? Aku benar kan?"
Kiba mengangguk-angguk. "Yeah, dia menulis dengan baik. Hebat hebat!"
Naruto mengangguk juga dengan bangga kali ini. Saking terbawa suasana, ia menepuk tangannya cukup keras diikuti beberapa temannya yang lain.
Ino memutar matanya muak. "Yang benar saja, dia selancar itu karena dia membawa buku milik Sakura. Tidak ada yang perlu dibanggakan."
Naruto menggeleng kecil dan menaikkan telunjuknya pada Ino. "Aih, kau mengecewakan Ino, ini adalah debut pertamanya melakukan ujian seorang diri dan diruang guru. Menurutmu siapa murid pertama yang meminta ujian susulan di Hashirama?"
Ino menatap Naruto hopeless.
"Hei, apa dia bisa dibuatkan sertifikat?" celetuk Chouji yang termakan orasi Naruto.
"Sudah halaman ke enam!" seru Kiba kemudian yang masih setia menunduk di celah kunci.
Naruto menepuk tangannya lagi diikuti teman-temannya yang lain. "Lupakan sertifikat! Mari buat patung!" Dalam waktu sedetik, koridor ruang guru kini dipenuhi sorak sorai para anggota Hanabira itu.
Pintu belakang ruang guru terbuka, satu sosok berambut raven keluar dari sana sambil meregangkan ototnya. Keningnya mengkerut saat mendapati bahwa teman-temannya tengah bersorak di pintu depan ruang guru.
"Oi, apa yang kulewatkan?"
Suara baritone itu menghentikan sorakan para berandalan di hadapannya. Mereka menoleh dan tercengo melihat siapa yang berdiri dengan kening mengkerut di depan mereka.
"Halaman ke tujuh! Woah!"
Sasuke menaikkan alisnya dan menoleh ke pintu ruang guru dimana Kiba masih asik sendiri dengan kegiatan mengintipnya. Onyxnya kini beralih ke teman-temannya yang juga menatapnya kaget. "Apa, sih?" bingungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Being Gangster Girlfriend
FanfictionHampir semua orang tahu, Sasuke Uchiha akan melakukan apa saja untuk seorang Sakura Haruno. (rated M) ©June of 2018 by javanicuse.