22

14K 1.1K 364
                                    

a/n:

Sangat direkomendasikan untuk mendengar lagu di media sambil membaca part ini. Selain karena lagu ini punya makna yang hampir seluruhnya menginspirasi selama menulis cerita ini, lagu ini juga jadi simbolis banget untuk BGG. Aku nunggu part yang paling tepat untuk input lagu ini, jadi untuk yang suka dengar lagu sambil membaca (biar makin ngefeel), atau yang punya waktu serta internet berlebih, yuk di play♡

Gak harus di media ini, kalian yang punya spotify/joox/sc/dll bisa search dan play dari sana juga kok. (judul bisa discroll ke bawah)

Untuk yang gak demen dengar lagu sambil baca, boleh baca arti lagunya dulu biar makin makin yaaaa♡

Tapi kalau udah ga sabar, yaudah cuuuks dibaca, ntar aku lanjut ngebacot dibawah lagi(づ ̄ ³ ̄)づ

***

🔞 Part ini mengandung banyak unsur kekerasan dan kata-kata yang tidak pantas ditiru, mohon agar pembaca dapat menyikapi dengan bijak 🔞

⚠ Pastikan sebelum membaca kalian udah punya waktu luang berlebih, cemilan segunung, minuman seliter, dan posisi ternyaman karena part ini adalah part terpanjaaang yang bakal buat mata mudeng dan resiko sesak napas /g~ ⚠

***

Just tell me why baby
They might call me crazy
For saying I’ll fight until there is no more
Brief flashes of anguish contained by subconscious impulse
Blinded, I can’t see the end
So where do I begin?

[ One Ok Rock - The Beginning]

***

Hinata akhirnya memutuskan untuk bekerja sama dengan Sakura memecahkan botol kaca yang terletak di sudut ruangan. Rasanya sedikit risih melihat gadis berambut merah muda itu amat kesulitan memecahkan botolnya.

Keduanya sibuk menatap sebuah botol ditengah mereka bingung. Sekarang bagaimana cara memecahkannya tanpa menimbulkan suara lantang?

"Menurutmu apa yang harus kita lakukan sekarang?" gumam Hinata, masih mempertahankan nada angkuhnya.

Sakura meneguk liurnya. "Entahlah.., aku rasa aku pernah lihat di film cara memecahkannya."

"Bagus, sekarang keselamatan kita tergantung pada sinema yang sudah sangat jelas penuh settingan," dengus Hinata sambil memutar matanya.

"Film yang kutonton itu film sains, pemerannya benar-benar seorang profesor."

"Jadi, apa dia seorang profesor atau seorang aktor? Menurutku sih sama saja."

Sakura mendelik. "Kau yakin ingin berdebat sekarang?"

Hinata mencibir. "Apa yang profesor aktor itu lakukan dalam film sains yang kau tonton itu? Apa dia bisa menyelamatkan kita sekarang?"

Gadis bersurai merah muda itu mencoba untuk mengingat kembali film barat yang pernah ia tonton bersama ayahnya dulu. Ia tahu scene dimana sebuah botol pecah tanpa suara karena ia sempat menanyakan hal itu pada ayahnya, tapi itu sudah bertahun-tahun lamanya.

Hinata yang menangkap ekspresi gelisah Sakura hanya mendengus. Ia lalu melirik ke sekeliling dan manik Amethyst-nya tertumbuk pada sebilah kain yang teronggok di dekat kaki Sakura. Sudut bibirnya terangkat.

Being Gangster GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang