16

11.1K 1K 393
                                    

(Don't forget to play the song on the media!♡)

***

Sakura terus berjalan melewati gerombolan siswa yang memenuhi koridor lantai dua. Emeraldnya terlihat ragu tapi emosinya meluap untuk segera meninggalkan gedung ini. Begitu sampai di depan kelas 2-C dengan cukup susah payah, ia langsung menerobos masuk.

Ino yang sedang menelepon seketika mengalihkan tatapannya ke pintu depan kelas, aquamarinenya mendadak melebar seperti menemukan sebuah permata.

"Sakura! Kau dari mana saja?!" pekik Ino sambil memutuskan sambungan teleponnya.

Sakura menaikkan alisnya dan mendekati Ino yang berdiri di depan loker. "Ehm, tidak begitu penting. Kenapa?"

Ino menggigit bibirnya yang dipoles lipbalm, kedua tangannya diletakkan ke kedua bahu Sakura.

"Aku ingin minta tolong.."

"Eh? Minta tolong apa?" Sakura merasakan cengkraman Ino di bahunya mengerat.

"Sebenarnya aku tidak begitu yakin, tapi aku memerlukan bantuanmu.."

Sakura meneguk liurnya pelan. Ino menatapnya seakan ingin menelannya bulat-bulat. "O-oke.. Akan kubantu. Tapi beritahu aku kau perlu dibantu untuk apa?"

Ino mendesah kecil. Ia melepaskan cengkramannya di bahu Sakura dan menunjukkan sebuah kertas berwarna ungu padanya. "Bacalah."

Sakura menaikkan alisnya. Perasaan emosinya akibat Hinata tadi lenyap begitu saja. Pelan-pelan ia meraih kertas ditangan Ino dan mulai membaca tulisan yang cukup rapi disana. Tidak banyak yang tertulis, tapi emerald Sakura melebar karena itu.

'Halo, princess. Kalau kau sempat, aku akan menunggumu di halte depan Hashirama untuk pulang bersama. Jangan takut pada Sai, oke? Aku akan membuatmu tersenyum;) -K.R'

Sakura meneguk liurnya lagi. "K.R? Siapa ini? Surat ini untukmu??"

Ino meringis kecil. "Dia anak Kaijou High School. 2 bulan lalu ada pertandingan basket disana dan aku menemani Fuu nonton karena tim pacarnya melawan tim di Kaijou. Aku bertemu dengannya disana, dan tahu-tahu dia jadi mengejarku sampai sekarang."

Sakura menggaruk belakang telinganya. "Apa Sai tahu hal ini?"

"Tentu tidak! Sai bisa saja mematahkan tulangnya tapi aku tidak ingin itu terjadi. Bagaimanapun orang ini cukup baik tapi aku benar-benar tidak ingin bersamanya."

"Lalu.. Kau ingin dibantu soal apa?"

Ino merubah tatapannya menjadi memelas. Dengan jurus mautnya, ia memeluk lengan Sakura manja. "Tolong kau temui dia dan bilang aku sudah pulang dengan Sai, ya?"

Emerald Sakura membulat. "Hah? Aku?"

Ino mengangguk cepat. "Tenang saja, dia tidak akan macam-macam kok, dia tidak tahu berkelahi! Makanya aku tidak ingin dia bertemu Sai, dia pasti akan babak belur jika Sai tahu dia disini. Bantu aku sekali ini saja, ya?"

Sakura menggigit bibirnya. Ingin sekali rasanya langsung mengucapkan "Tidak mau", tapi mengingat apa yang telah Ino lakukan padanya membuat Sakura mengurungkan niat untuk menolak. Lagipula ini pertama kalinya Ino meminta tolong padanya.

Sakura meneguk liurnya pelan. "B-baiklah.."

Ino tersenyum lebar. "Kau serius? Kau mau membantuku?!"

"Ehm, hanya temui dia dan beritahu kalau kau sudah pergi dengan Sai, 'kan?"

"Ya, ya! Kuberitahu ya, dia itu tinggi, rambutnya pirang, matanya berwarna emas. Cari saja yang penampilannya bak model, itu dia!"

Being Gangster GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang