(Don't forget to play the song on the media!)
Kakashi sensei harus menahan nafasnya beberapa detik ketika melihat kondisi kelasnya saat ini. Tidak ada badai, tidak ada hujan, tiba-tiba semua muridnya duduk rapi sambil memperhatikan ke papan tulis.
Dalam hati ia bersyukur, apapun yang menyambar seluruh muridnya ini, itu sudah jelas utusan dari dewa!
Bayangkan, bagaimana si berandal Naruto tiba-tiba duduk rapi sambil menaikkan beberapa buku tulisnya? Lalu si berisik Kiba yang tidak lagi membawa anjing kecilnya ke dalam kelas? Dan apa penjelasan untuk satu-satunya perubahan terbesar, Uchiha Sasuke?
Apa yang membuat anak itu merubah penampilannya? Dengan begini, di kelasnya sudah komplit dua orang siswa dengan rambut merah. Sedikit menyilaukan.
Sementara itu, di bawah sana, Sakura masih bisa merasakan bulu kuduknya merinding. Sasuke benar-benar mengikuti kata-katanya, demi janggut marlin!
Ia tidak benar-benar mengatakan semua itu agar Sasuke berubah menjadi Sasori, tapi agar lelaki itu sadar bahwa sifatnya itu bermasalah. Ia tidak mengharapkan menemukan rambut merah norak terpajang rapi dibelakangnya saat ini. Mimpi buruk.
"Sakura."
Sakura tersadar dari lamunannya, ia menoleh kecil ke arah Ino yang memanggilnya. "Ya?'
"Jadi, kau benar-benar merubah Sasuke?" bisiknya pelan, mungkin tidak ingin didengar sosok di belakang mereka.
Sakura menaikkan alisnya. "Apa maksudmu? Itu bukan karenaku."
Ino memiringkan bibirnya, dan menoleh sekilas ke belakang. Ia bisa melihat bagaimana Sasuke duduk rapi di kursinya dengan raut serius ke arah papan. Dasinya juga terpasang rapi, membuat Ino merasa mual sendiri.
Sakura ikut menoleh sekilas, dan hanya bisa melongo saat melihat bagaimana Sasuke mencoba untuk memperhatikan tulisan Kakashi sensei di papan. Sakura tahu, seberapa keras pun Sasuke mencoba untuk memperhatikan, lelaki itu pasti amat gelisah. Terbukti dari bagaimana kakinya terus bergerak menghentak lantai dengan pelan, berharap bisa segera meloncat keluar jendela daripada belajar.
Ino menggelengkan kepalanya dan menepuk bahu Sakura. "Kau hebat, Sakura."
Sakura hanya tersenyum kikuk. Entah harus merasa bangga atau malah merasa terbebani.
***
Begitu bel istirahat berbunyi, kursi di belakang Sakura berderit cukup keras karena pemiliknya mendorong dengan bersemangat.
"Oh, jadi ini rasanya bebas dari penjara," keluh lelaki bermata onyx itu keras. Teman-temannya hanya menggeleng dan berkumpul di sektor belakang, seperti biasanya.
Sakura merapikan buku-bukunya dan memasukkan ke tas, sambil memasang kuping untuk mengetahui kapan si Uchiha bungsu dan komplotannya pergi. Ia ingin memakan bentonya dengan tenang.
"Hey Sasuke," panggil Ino sambil menoleh ke belakang. Sakura hanya menatap Ino sekilas.
Sasuke yang sedang mendengarkan candaan Kiba dan Naruto lalu menoleh. "Apa?"
"Kupikir kau dan yang lainnya tidak cocok memakai seragam sekolah seperti itu, rasanya seperti aku benar-benar berada di sekolah sekarang."
Sakura tertawa kecil di dalam hatinya. Ia sebenarnya setuju dengan Ino soal Sasuke dan komplotannya yang tidak cocok tampil disiplin, apalagi rambut merah mencolok lelaki itu membuatnya sakit mata.
"Memang kita lagi di sekolah, nona Yamanaka. Kita harus berpenampilan rapi dan disiplin tentunya," jelas Sasuke yang kemudian diikuti teriakan dari teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Being Gangster Girlfriend
FanfictionHampir semua orang tahu, Sasuke Uchiha akan melakukan apa saja untuk seorang Sakura Haruno. (rated M) ©June of 2018 by javanicuse.