O1: permulaan

2.5K 283 12
                                    

Jisung melangkahkan kakinya dengan malas memasuki area sekolahnya.
Beberapa kali tersandung batu lantaran tidak memperhatikan jalanan. Tapi dia tetap tidak peduli dengan hal itu.

Sekarang ini pemuda itu justru melangkah dengan malas menuju papan madding sembari beberapa kali menguap. Mengundang banyak perhatian dari murid-murid yang berkeliaran di sekitarnya.

Tapi sekali lagi, Jisung tetap tidak peduli.

Dia sempat menghela nafasnya lega saat tahu papan informasi itu kebetulan tengah senggang. Tidak seperti biasanya yang selalu penuh sesak lantaran banyaknya siswa-siswi yang haus akan informasi.

Jari telunjuknya yang kurus menelusur pada papan itu. Mencari namanya di antara ratusan nama teman-teman seangkatannya. Dia hanya ingin memastikan, di kelas manakah dia akan belajar selama ada di kelas 11 ini?

Ah, akhirnya dia menemukannya!

Han Jisung ㅡ 11 IPA 3

Lalu jarinya yang pucat itu mulai menelusur ke nama-nama murid yang akan menjadi calon temannya nanti. Yah, mungkin saja jika ada yang mau berteman dengan manusia aneh sepertinya.

"Eh, permisi. Bisa tolong geser sebentar? Aku mau nyari kelas juga nih,"

Jisung mengalihkan pandangannya pada pemuda yang kini berdiri di belakangnya dengan tersenyum kecil. Namun, Jisung lebih memilih untuk mengabaikan senyuman manis itu dan memilih untuk segera bergeserㅡ memberikan ruang yang cukup agar pemuda itu bisa menemukan kelasnya ada di mana.

Sementara Jisung masih tetap mengamati nama-nama siswa dalam kelasnya dalam diam. Berbeda dengan pemuda di sampingnya yang berulang kali menggumamkan 'Kim Seungmin ...'

"Nah, ketemu!"seru pemuda di sampingnya heboh dan hampir mengejutkan Jisung.

Tapi untung saja, Jisung bukanlah tipe orang yang mudah terkejut hanya karena hal kecil seperti pekikan pemuda di sampingnya.

"Kim Seungmin, 11 IPA 3."ejanya lalu kembali tersenyum. Tapi dapat Jisung amati jika pada wajah pemuda ituㅡ Kim Seungmin, tergores sedikit raut kekecewaan.

"Kenapa? Kamu sedih banget keliatannya?"tanya Jisung, lebih kepada dirinya sendiri.

Seungmin tersentak, "Eh, kamu ngomong sama aku?"

"Nggak, sama madding."jawab Jisung sekenanya sambil menatapnya datar, "Ya, sama kamulah."

Seungmin tertawa kecil, lantaran sedikit malu, sambil menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal. "Habisnya, kamu kalau ngomong pelan banget."

"Jadi, kenapa? Kok sedih?"

Seungmin terdiam sebentar sebelum akhirnya menggeleng, "Nggak apa-apa sih sebenernya. Cuma sedikit kecewa gara-gara nggak keturutan masuk kelas IPA 1,"

"Soalnya, dua kakak aku yang alumni sini semuanya alumni kelas IPA 1."lanjutnya dengan nada kecewa yang terdengar jelas.

Jisung terdiam sebentar, bingung bagaimana harus menanggapinya. Biasanya dia tidak akan peduli dengan masalah ini.

Tapi entahlah, iblis mana yang merasukinya hingga bisa sepeduli ini kepada orang lain.

"Udahlah, nggak masalah juga kamu mau masuk kelas yang mana. Toh, semuanya sama aja. Tergantung gimana cara kamu belajar,"jawab Jisung masih dengan intonasi dan raut wajah yang sama.

Seungmin tersenyum dan mengangguk, "Iya sih. Makasih, omong-omong. Aku rasa kamu cocok jadi motivator begitu lulus dari sini nanti, hehe."

"Kamu berlebihan,"jawab Jisung seadanya.

Mata Seungmin kembali terfokus pada papan madding di depannya. Lalu kembali menatap Jisung yang masih senantiasa berdiri di sampingnya.

"Kamuㅡ Han Jisung. Kita ada di kelas yang sama,"katanya sembari tersenyumㅡ bahagia?

Jisung baru tau hal kecil semacam ini bisa membuat senang orang-orang seperti Seungmin.

Jisung hanya mengangguk lantaran bingung harus menanggapi dengan apa, "Iya."

"Kalau gitu, kamu mau 'kan duduk sama aku?"

***

Ada yang sedikit berbeda dari seorang Lee Minho pagi itu. Jika biasanya dia akan terbangun dan berangkat ke sekolah dengan semangat, namun ada yang berbeda hari ini. Dia justru menggerutu kesal sembari mengalihkan pandangannya ke luar jendela kelas.

Pemuda itu memilih untuk menidurkan kepalanya di atas kedua lengannya yang terlipat di atas meja sembari tetap menggerutu dan sesekali memejamkan matanya.

"Woy, ngapain lo?"tanya Donghyun yang tiba-tiba datang dan mengacau dengan suaranya yang kelewat berisik itu, kadang.

Minho justru semakin membenamkan kepalanya di antara kedua tangannya yang terlipat itu. Tidak lagi mempedulikan Donghyun yang berstatus sebagai teman satu bangkunya.

"Pagi-pagi udah berisik aja sih, heran."ucapnya lebih pantas disebut bergumam.

"Ngomong yang bener dong, bego!"seru Donghyun sambil menonyor pelan kepala belakang Minho.

Dan hanya disauti tatapan mata tajam dari pemuda yang beberapa saat lalu menjadi korban kekerasan Donghyun. Tapi selepas itu, dia tak dipedulikan lagi.

"Susah emang punya temen macam batu gini,"gerutu Donghyun sembari mengipas-ngipaskan kertas jadwal kegiatan MOS hari ini.

"Lo kenapa sih, Ho? Ada masalah sama? Perasaan baru aja semester lalu lo seneng gara-gara berhasil gantiin posisi si Mingyu yang lengser dari jabatan ketosnya,"

Minho terduduk tegak dan menatap Donghyun tajam, "Yang sopan dikit. Nyebelin gitu dia senior kita, loh? Inget, kalo bukan gara-gara bang Mingyu mana mungkin lo bisa jadi anak OSIS, hah?"

"Y-yaudah terserah deh!"pasrah Donghyun, kehabisan kata-kata. "Lo kalo ada masalah cerita aja kali, gue mau kok bantu. Selagi bisa,"

Minho berpikir sebentar. Lalu menarik nafasnya panjang sebelum akhirnya mulai berbicara, "Jadi, tadi pagi lagi-lagi tante gueㅡ"

'Perhatian, panggilan kepada seluruh siswa pengurus OSIS untuk segera menuju ke lapangan utamaㅡ'

"Wah emang, Taecyeon doang nih ngajak ribut."gerutu Donghyun sambil bangkit dari kursinya.

Ia menepuk-nepuk bahu Minho yang masih syok lantaran kata-katanya terpotong secara tiba-tiba tadi.

"Udah-udah, nggak apa-apa. Nanti aja,selesai nugas, lo lanjut lagi sesi curhatnya."

Minho mau tak mau berdiri dan bergegas meninggalkan bangkunya. Mengikuti Donghyun yang berjalan lebih dahulu darinya.

Saat tiba melewati kelas 11 IPA, matanya tanpa sengaja mendapati seorang tengah tertawa riang bersama salah satu temannya di depan kelas mereka. Mood Minho yang tadinya sempat down dan hampir hancur mendadak bangkit lantaran senyuman orang itu yang cerah.

"Manis,"bisiknya begitu pelan sambil buru-buru melangkah pergi dari sana saat Donghyun begitu ribut menyerukan namanya.

"YANG SABAR DONG, HYUN!"

---
mau bilang, bakal slow-update karena status cerita ini masih on going. oiya, guys. berhubung belum kepikiran end nya gimana, kalian mau sad/happy ending? seriusan, yang paling banyak bakal aku realisasikan, insyaallah🙏

stays-deul, jangan lupa streaming mv baru skz yups!

 Song For Jisung ㅡ minsung✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang