Jisung menunduk lesu sembari sekuat tenaga menyeret kedua kakinya yang terasa lemas untuk memasuki kediamannya. Jika biasanya Jisung merasa baik-baik saja saat rumahnya terasa hening, namun tidak dengan kali ini. Jisung merasa kosong.
Jisung membaringkan tubuhnya ke atas sofa dengan sisa-sisa tenaganya. Apa yang terjadi hari ini cukup membuat tenaga serta emosinya terkuras habis. Jisung tak habis pikir, kira-kira apa hal yang merasuki dirinya hingga membuatnya bertindak nekat seperti itu.
Melukai Seungmin....
Jisung tak pernah sekalipun berniat untuk melukai hati sahabatnya. Tapi, jika ditanya apakah ia menyukai Minho. Jawabannya adalah, iya.
Jisung menyukainya. Jisung suka semua perhatian yang kakak kelasnya itu berikan padanya. Jisung merasa nyaman saat berada di dekat Minho. Jisung suka semua hal yang ada pada diri pemuda itu. Berulang kali ia menyangkal bahwa apa yang ia rasakan pada Minho hanya sekedar perasaan nyaman dan kagum. Namun, siapa sangka jika perasaan cinta itu semakin tumbuh dan berkembang di dalam hatinya.
Mengingatnya, Jisung hampir menangis. Sejujurnya Jisung sendiri tak begitu mengerti akan keadaannya saat ini. Hatinya terasa sakit saat melihat kedekatan antara Minho dan Seungmin.
Harusnya, Jisung tak pantas merasa begitu.
Harusnya, Jisung tahu jika dia tak memiliki hak untuk hal itu. Merasa cemburu atau apapun itu. Terserah bagaimana kalian menyebutnya.
*
Pagi hari datang sama seperti hari-hari sebelumnya. Namun, sepertinya hal itu tidak berlaku untuk seorang Han Jisung. Buktinya, hingga pukul enam pagi, pemuda itu belum juga terbangun. Padahal biasanya, Jisung akan bangun tepat pukul 4.30.
Mungkin pemuda itu akan terus terlelap dalam tidurnya jika saja ponselnya tidak berdering nyaring dan mengusik tidur nyenyaknya. Dengan terpaksa ia pun membuka kedua matanya dan hanya mendapati rasa pening yang menjadi-jadi. Dirabanya nakas di sisi lain tempat tidur, tempat di mana ia meletakkan ponselnya.
Jisung mengulas senyum tipis dengan bibirnya yang putih pucat saat melihat ID-Caller pada layar ponselnya. Di sana tertera nama Felix. Matanya melirik sekilas jam dinding di atas sana, sekalipun jam sudah menunjukkan pukul enam lewat beberapa menit, Jisung tidak peduli.
Sebab rasa pening di kepalanya membuatnya tak sanggup untuk sekedar bangun dan beranjak duduk. Ia rasa, untuk pertama kalinya ia akan bolos sekolah. Tak ada salahnya kan? Dia sakit, butuh istirahat.
"Halo, Felix." Bahkan suaranya terdengar parau. Jisung terbatuk sesekali membuat Felix di ujung sana merasa khawatir.
'Kamu nggak apa-apa, Sung?'
"Ngg, aku lagi nggak enak badan. Tolong bilang ke sekretaris kelas dan guru kalo aku lagi sakit, ya."
Terdengar hening yang begitu lama di ujung sana. Namun, beberapa detik setelahnya terdengar kembali suara bariton milik Felix.
'Oke, cepat sembuh ya. Jangan lupa check up ke dokter secepatnya. Makan dan minum obat yang teratur biar cepet sembuh. Jugaㅡ'
"Iya, Feliix! Bawel banget kamu." Jisung terkekeh sekalipun rasanya sulit karena tenggorokannya mendadak kering.
Felix mendengus, 'Yaudah, kalo gitu aku tutup dulu. Inget ya! Jangan lupa makan. Terus minum obat. Awas ajaㅡ'
KAMU SEDANG MEMBACA
Song For Jisung ㅡ minsung✔
FanficHanya keduanya yang tahu, lewat nada-nada musik perasaan mereka diungkapkan. Mungkin hanya Minho yang masih bingung dengan pemikirannya sendiri. Tentang siapa yang berhak untuk hati dan semua rasa cintanya. Tentang siapa yang berhak menjadi pemilik...