Setelah memarkirkan Chevrolet Camaro-nya yang nyaris mirip banget kayak Bumblebee -emang pecinta transformers dari kecil-, Junolio Mananta langsung berjalan memasuki Senayan City seorang diri.
Ada janji ketemuan sama temannya. Dia mengeluarkan ponsel dari saku celana jeansnya dan mencari call log yang sudah terpampang disitu lalu menempelkannya ke telinga.
"Halo", terdengar suara sapaan disebrang sana.
"Lu dimana?", tanya Juno datar.
"Main Atrium. Pokoknya lu liat aja ada pameran Star Wars disini. Gue lagi pas didepan butik GAP", jawab temannya itu.
"Okay", balas Juno singkat lalu mematikan ponselnya dan memasukkan kembali ke saku celananya.
“Hey!!!!!”, seru suara lantang dari balik bahunya. Haissshhh!!! Sih cewek barbar itu hampir terlupakan olehnya. Dan kebiasaannya yang suka teriak-teriak dengan panggilan ‘hey’ itu membuat Juno gerah.
Juno berbalik dan menatap cewek barbar itu dengan malas. “Mau apalagi sih?”.
“Kita ngapain ke mall?”, tanyanya langsung.
Juno menghembuskan nafas kasar. “Aku udah bilang aku punya janji sama teman! Perlu berapa kali sih dikasih tahu?”.
“Berapa lama kamu janjian sama temen kamu itu? Aku males ketemuan sama siapa-siapa disini. Aku tunggu dimobil aja”, ujar cewek barbar yang bernama Clarissa itu dengan tatapan tidak suka.
Kalau dipikir-pikir, bener juga yah. Ngapain juga dia bawa-bawa cewek itu untuk ketemu dengan empat temennya yang nggak kalah resenya. Bisa-bisa mereka kesenangan dan berpikir yang tidak-tidak. Males banget kalau sampai dikira cewek barbar ini pacarnya. Ckckck.
“Ya udah. Terserah. Itu kemauan kamu. Nih! Kunci mobilnya. Awas jangan sampai macam-macam sama mobil aku! Kalau kamu nggak nurut, aku langsung telepon mami Mona dan kasih tahu kelakuan kamu disini”, ujar Juno dengan alis terangkat menantang. Yep! Cewek itu langsung tersentak lalu menatap Juno dengan ekspresi tidak senang.
“Fine! Jangan lama-lama. Aku udah capek”, balasnya sambil mengambil kunci mobil dari Juno lalu berbalik untuk menuju ke mobilnya kembali.
Hmmm... Juno memperhatikan cewek itu membuka mobilnya lalu duduk di kursi kemudi untuk menyalakan mesin mobilnya dan kemudian dia berpindah ke kursi penumpang untuk bersandar.
Oke, dari situ Juno yakin kalau cewek itu tidak akan macam-macam mengingat kelakuan barbarnya yang selalu berhasil membuatnya keki.
Tidak ada hal lain yang membuat Juno kesal selain mendapat telepon dari Ramona Widjaja, ibu baptisnya yang selalu menyayanginya layaknya anak kandung. Baginya, sosok Fabian Widjaja dan Ramona Widjaja adalah sosok orangtua yang penuh kasih. Juno merasa bersyukur memiliki orangtua baptis yang menjaganya dan melindunginya.
Tidak seperti orangtuanya yang selalu saja menuntut anaknya ini itu dengan semua tuntutan bossy mereka terhadap dirinya. Bahkan kalau boleh memilih dia ingin menjadi anak Fabian saja daripada anak Alwin.
Dan cewek barbar yang menjadi anak semata wayang orangtua baptisnya sudah pasti adalah anak paling beruntung dimuka bumi ini. Berbanding terbalik dengan orangtuanya yang lembut dan baik hati, Claire ini selalu bersikap kasar dan bermulut pedas padanya.
Sialan! Dasar anak kecil. Dia selalu sok tua dengan kekepohan yang tidak berarti. Hanya karena dia sedang kesal dengan ayahnya waktu itu, sampai ada yang menubruk bahunya begitu kencang dan dia merasakan sakit disitu sampai tidak menggubris perkataan karyawan dipabriknya waktu itu. Dia sampai kena hukuman ayahnya karena bersikap kurang ajar padahal bahunya saja masih terasa sakit selama seminggu. Itu semua gara-gara cewek rese itu. Walaupun kejadian itu sudah belasan tahun yang lalu, tapi Juno masih mengingatnya dengan sangat jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unwanted Kiss (SUDAH TERBIT)
RomanceThis is Juno's Story (A part of Unspoken Series) ******** Apa yang akan kau lakukan jika orang yang kau benci setengah mati menciummu? Dan apa yang terjadi jika kedua orang yang saling membenci itu harus tinggal dalam satu atap? Mungkin kebanyakan o...