“Apa sih yang lu lakukan didalam tadi dengan Juno? Jangan bilang kalo kalian ngelakuin hal yang nggak-nggak tadi”, tanya Chelsea sambil tertawa renyah.
Mereka sudah ada di dalam mobil sedan yang bertugas mengantar jemput Claire untuk ke hotel tempatnya bekerja.
“Jangan tanyain hal itu lagi, Chels”, tegur Claire dengan suara seperti bergumam dan melirik supirnya yang terlihat seperti tidak mempedulikan obrolan mereka karena memakai earphone disitu.
“Why? Apa kalian beneran pacaran? Setahu gue kemarin lu bilang itu akal-akalannya Juno aja untuk ngerjain lu. Kalo tadi gue dengan Ed nggak ada disana dan Ed nggak kayak cacing kepanasan waktu ngeliat Juno main masuk kamar dan kunci pintu, bisa jadi kalian....”
“Aaarrrrggghhhh, Chelsea!!!! Please deh! Jangan lanjutin lagi untuk bahas beginian”, sela Claire sambil mengerang kesal. Sementara Chelsea hanya cekikikan sambil melihat wajahnya yang memanas.
Claire sendiri masih merasa gugup atas sikap Juno tadi. Heck! Bahkan cowok sialan itu sudah berani menyentuhnya. Dasar kurang ajar! Claire memaki dalam hati betapa bodohnya dia membiarkan dirinya disentuh begitu saja oleh cowok yang bisa dibilang tidak pernah akur dan tidak disukainya itu.Dan yang lebih parah lagi adalah ciuman yang dilakukan Juno begitu lembut sampai Claire tidak bisa menahan diri untuk tidak membalasnya. Kembali Claire merasakan desiran asing yang mencuat dalam hatinya sehingga degup jantungnya yang berdetak lebih cepat.
“Menurut pandangan gue saat gue melihat Juno secara langsung, he’s not bad! Dia sepuluh kali lipat lebih baik dari Aaron dan tiga kali lipat dari Ed. I mean, dia punya kelebihan yang membuat cewek manapun tertarik even dia kelihatan lebih ganteng dari foto”, ujar Chelsea dengan sorot mata menerawang.
Claire mengerutkan alisnya sambil menilai Chelsea. “Lu nggak naksir dia kan, Chels?”.
Chelsea langsung menoleh kearah Claire dengan cengiran lebarnya. “Kenapa? Lu cemburu?”.
“What? No! Gue hanya merasa... well.. katakanlah kalau dia terlalu brengsek untuk lu”, balas Claire gelagapan.
“Kalau cowok hotlist kayak gini lu nggak mau, gue nggak masalah terima bekasan dari lu”, ujar Chelsea kalem.
“Chelsss!!!!”, desis Claire gemas sementara Chelsea langsung tergelak.
Entah kenapa Chelsea bersikap konyol kepadanya sejak dia duduk di meja makan tadi. Lebih banyak berinteraksi dan mengajak Juno mengobrol. Bertanya ini itu dan terang-terangan menyukainya dengan memberikan perkataan seperti barusan kepada Juno tadi. Sekarang Claire merasakan adanya perasaan tidak rela. Oh my! Dia mendadak teringat dengan minat Juno untuk berkenalan dengan Chelsea.
Claire berpikir kalau tipikal kesukaan Juno selalu mengusung karakter kalem, imut, cantik dan lembut. Dia teringat dengan Nadine yang mewakili dari kesemua kriteria yang dipikirkan Claire tadi. Lalu dia menatap Chelsea dan cewek itu memang jauh lebih kalem dan lembut darinya.Meskipun sebenarnya dirinya juga dinilai hangat dan ramah oleh kebanyakan teman cowoknya, akan tetapi jika berhadapan dengan Juno dia merasa harus bersikap kasar dan tidak berminat untuk memperlakukannya dengan baik sama sekali.
“Fine! Apa yang ingin lu ceritakan sekarang? Gue akan mendengar tanpa mencela, gue akan memberikan saran jika lu meminta”, ujar Chelsea sambil duduk memposisikan tubuh kearahnya.
Claire mengerjap dan menatap sahabatnya itu beberapa saat lalu menghela nafas. “Gue... nggak tahu apa yang gue alami saat ini, Chels. Gue bingung dengan perasaan gue sendiri”.
Chelsea mengangguk maklum dan terdiam saja menunggu Claire melanjutkan ceritanya.
“Gue memang nggak suka sama Juno. Dari jaman gue masih kecil. Dia suka ngerjain gue, isengin gue, mancing emosi gue terus dan dia bakalan berhenti kalau gue udah nangis. Seperti itu. Gue benci dengan semua kebrengsekannya dia yang selalu membully gue dan nggak terima dengan pembelaan orangtua gue ke dia yang kelewatan itu. Lalu... semenjak kejadian foto ciuman itu beredar atau setelah fitting gaun temen gue sih Ruri waktu itu, semua berubah”, ucap Claire sambil menimbang-nimbang perkataannya apakah Chelsea mengerti atau tidak, dan respon diam Chelsea memberikannya pernyataan kalau cewek itu sedang menyimak dengan mimik serius.
“Dia... membingungkan gue. Terkadang masih suka kasar dengan ngatain gue seperti tadi. Terkadang bersikap perhatian dengan sikapnya yang hangat dan terbuka. Lalu... dia selalu mendekati gue dengan caranya yang nggak biasa seperti dia memeluk terus mencium gue, bahkan yang lebih konyolnya lagi gue.. membalas ciumannya dia. Heck! Gue benci sama dia tapi saat dia mencium gue malah gue bales. Apakah gue gila? Apakah gue bodoh seperti yang tadi dia bilang? Apakah gue terlalu... gampangan?”, tanya Claire dengan ekspresi kalut dan menahan diri untuk tidak histeris.
Chelsea mengerjap lalu tersenyum. “No. Lu nggak gila. Lu nggak bodoh. Dan lu nggak gampangan”.
“Then what? Gue merasa konyol dengan perasaan gue akhir-akhir ini atau semenjak minggu lalu saat dia temenin gue ke cocktail party-nya chef Victor setelah dia mengancam Aaron secara terang-terangan”, ucap Claire sambil mengingat kejadian itu.
Wajah angkuhnya. Ekspresi dinginnya dan betapa posesifnya Juno merangkul Claire saat berhadapan dengan Aaron seolah menyatakan kalau Claire adalah miliknya. Oh dear... dari situ degupan jantung Claire selalu berdegup tidak karuan tiap kali berhadapan dengan Juno.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unwanted Kiss (SUDAH TERBIT)
RomanceThis is Juno's Story (A part of Unspoken Series) ******** Apa yang akan kau lakukan jika orang yang kau benci setengah mati menciummu? Dan apa yang terjadi jika kedua orang yang saling membenci itu harus tinggal dalam satu atap? Mungkin kebanyakan o...