Part 18 - When jealous met possessive

27K 1.5K 35
                                    

Claire menatap pemandangan yang terlihat tidak jauh dari tempatnya berdiri, merasakan adanya rasa sesak sehingga nafasnya terasa berat saat ini. Kakinya mendadak terasa kaku dan tidak bisa digerakkan, tubuhnya bergetar dan dia menaruh satu tangannya di salah satu punggung kursi penonton yang ada didekatnya. Dia menelan ludahnya dengan susah payah sambil mengerjap dan membuang muka kearah lain.

Juno sedang mengobrol akrab dengan seorang perempuan asing yang terlihat cute dan cantik. Dia memiliki semua kriteria yang disukai Juno dan lagi-lagi hal itu menganggu pikiran dan hatinya saat ini. Apa benar yang Chelsea bilang soal dirinya yang sudah menyukai Juno? Bukankah harusnya dia biasa saja melihat kesemuanya itu tanpa perlu merasakan hal yang aneh seperti sekarang?

"Claire, lu kenapa malah bengong disini? Edward mana?", tanya Chelsea sambil mengedarkan pandangan lalu tatapan matanya melihat Edward yang sedang rehearsal bersama teman bandnya diatas panggung, lalu dia menoleh kearah kiri dan mendapati Juno sedang terlihat mengobrol dengan seorang perempuan. Hmmm...

"Itu Juno lagi ngobrol sama siapa?", tanya Chelsea spontan.

Claire mengerutkan alis lalu kembali menoleh kearah Juno disitu yang masih terlihat asik mengobrol sambil tertawa lebar seperti itu. "Gue nggak tahu".

"Lu baik-baik aja kan, Claire?", tanya Chelsea lagi yang kali ini sedang memperhatikan mimik wajah Claire yang terlihat tidak nyaman.

Claire mengangguk saja. Dia melayangkan pandangannya kearah panggung dan dilihatnya Edward sedang berbicara lalu tatapan mata cowok itu menangkap sosoknya dan langsung tersenyum sambil melambaikan tangan kearahanya. Claire spontan membalas Edward. Dengan bahasa tangan, Edward memanggil Claire dan Chelsea untuk menghampirinya ke panggung.

"Apa dia udah gila menyuruh kita ke depan?", tanya Claire dengan suara bergumam.

Chelsea terkekeh sambil menarik tangan Claire. "Kita kesana aja karena cowok brengsek yang namanya Juno itu udah sadar kalo kita ada disini. Ayo! Sekalian aja ngebales dia karena udah bikin lu cemburu".

Claire mengerjap kaget dan tergopoh-gopoh mengikuti langkah Chelsea yang sudah menariknya untuk berjalan menuju kearah panggung. "A..apa lu bilang barusan? Cem.. buru?".

"Shut your mouth!", cetus Chelsea sambil terkekeh dan berjalan saja kearah Edward.

"Gue nggak kepikiran sampai kesitu, Chels. Lagian ngapain juga sih pake acara samperin Edward kesini? Besok kita kan juga udah nonton konsernya disini", gerutu Claire pelan.

"Gue nggak bisa nunggu besok karena besok subuh gue harus balik ke Singapore. Gue nggak mau ortu gue ngelancarin aksinya untuk temuin gue sama anak temennya itu. Jadi gue nggak bisa nonton dan harus pamitan sama Edward sekarang", ujar Chelsea kemudian.

"W...what? Kok gitu?!".

"Untungnya hari ini ketemu sama tamu gila di resto lu yang nyebelin itu. Jadi gue bisa menghindar cukup lama dari desakan ortu gue hari ini".

Claire menghela nafas mengingat kejadian tadi pagi. Tamu yang komplain itu akhirnya pergi begitu saja sebelum menikmati hidangan yang dibuat mereka berdua. Dia seperti sengaja mencari keributan disitu. Untungnya para tamu yang sedang menikmati sarapan disitu memuji masakan kolaborasi mereka dan mendapat banyak pujian sampai acara fans dadakan terjadi. Ada yang minta foto bareng, ngobrol bareng dan meminta tanda tangan.

Mereka sudah tiba tepat didepan panggung dimana Edward sudah turun dari situ dan menghampiri mereka.

"Aku nggak nyangka kalau kalian bener-bener kesini. Ada apa?", tanya Edward ramah.

Claire menangkap sorot mata Edward yang terlihat tidak seperti biasanya. Cowok itu memang selalu terlihat ramah, hanya saja kali ini seperti ada yang tertahan.

Unwanted Kiss (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang