Dia, membingungkan 4

55 9 0
                                    

    Rafa sangat menikmati pesta yang telah dipersiapkan oleh mantan pacarnya. Selain itu, ia sangat bahagia karena mama dan papanya pun ikut berada disana. Tapi, entah mengapa, ada sedikit rasa tidak enak di dalam hatinya. Entah mengapa perasaan itu sedari siang tadi terus menyerang. Yah, dia tidak mau ambil pusing. Dia ingin melewati hari pergantian umurnya dengan kebahagiaan. Tiba-tiba terbesit di benaknya, Kalya dateng ngga ya ke cafe Santa? Gimana klo dia dateng terus nunggu gue lama? Ahh ngga mungkin dia datang. "Haii, kamu mikirin apa?" Tanya Yusi, "Udahlah Si, kita udah selesai. Aku ngga bakal balik ke kamu. Inget mantan ngga untuk yang kedua kalinya" jawabnya tegas. "Raf, aku ngaku aku salah, tolong maafin aku Raf. Aku ngga bakalan lagi ngecewain kamu" air mata yang hendak dibendung, kini mengalir tanpa ia sadari. "Udahlah, kalo kamu emang sayang, kamu ngga bakal bertindak bodoh. Emang kita masih anak SMP dan sebentar lagi SMA. Tapi kamu udah ngerti kan, kalo pacaran itu bukan sekedar komitmen, tapi ada sebuah kepercayaan yang harus dijaga. Tapi sayangnya, kamu udah matahin kepercayaan itu Si. Seberapa pun bersar usaha kamu buat memperbaikinya, sekali patah yah tetep patah dan akan ada bekasnya. Jadi ya udahlah, aku harap juga kamu bahagia dengan dia." Rafa meninggalkan Yusi yang penuh dengan air mata.
••••

    Kalya sudah lebih dulu sampai di kelas dibandingan dengan Rafa. Ia membaca novel kesukaannya yang entah berapa kali sudah di ulangnya. Sampai seseorang datang pun, tidak ia hiraukan. "Kalya", "Woy Mikayla" suara Rafa menganggu konsentrasinya. "Hemm?" Singkat, padat dan jelas. "Lo marah yah? Lo dateng yah kemaren ke cafe Santa? Yaelah, lo anggep seriusan omongan gue?" Kayla tetap tidak bergeming membaca novelnya, "Yaelah, gua bercanda kali Kal, lo jangan di bawa serius, gua bercanda aja ngajakin lo ke cafe Santa, lo ngga dateng kan kesana?" Lanjutnya, "hemm" masih dengan jawaban yang sama terlontar dari mulut Kalya. "Yaudah bagus kalo gitu, jadi gua ngga perlu minta maaf segala hhaa dan satu lagi Kal, lo jangan suka sama gua. Gua cuma nganggep lo teman sebangku gua, ngga lebih. Jadi kalo gua bersikap baik jangan lo seriusin dan gua juga suka bercanda". Seperti biasa, sehabis mendaratkan tasnya ke bangku, Rafa akan pergi ke kantin untuk sarapan.

•••
"Halloo, sahabatku tercinta" suara cempreng Sofi pun mengiang. "Haii Fi" jawabnya. "Lo kenapa?" tanya Sofi penasaran dengan raut wajah Kalya yang tidak bersemangat, "Fi, gua mau tanya, ada ya orang selera bercandaannya kelewat batas?" tanya Kalya, "Buset, maksud loh apa? Gua bercandaain lo kelewat batas ya, tapi prasaan gua, gua ngga bercandaiin lo akhir-akhir ini, kalo ada yang salah sama cara gua, bilang langsung aja Kal sama gua", jawabnya santai. "Malem lusa kemarin, gua di line Ayam negeri buat dateng ke cafe Santa jam 1 siang. Dia maksain banget. Jadi yaudah gua dateng, tapi setelah gua sampe ke sana, terus gua nungguin hampir 3 jam ternyata dia ngga dateng. Gua chat di line, ngga di bales. Terus pas pagi tadi, dia dateng ngga ngasih penjelasan apapun. Dia cuma bilang, kalo itu bercanda" jelas Kalya panjang lebar. "Omg Kalya, loh seriusan nungguin Rafa 3 jam di cafe Santa? Loh ngga tau seriusan?", Mata Sofi hendak keluar saking kagetnya, Sofi pun mengeluarkan Hpnya dan diperlihatkan snap Rafa bersama mama papanya dan seorang cewek yang cantik, "nih liat, kemaren Rafa ulang tahun, tuh dia dikasih surprise sama mama papa dan mungkin pacarnya kali" jelas Sofi dengan wajah pasrah. "Ohh gitu" singkat padat, ia merasakan seperti ada sesuatu yang merasuki dirinya, tapi tidak tahu apa, belum pernah ia merasakan ini, apa ini? Apakah sakit jantung? Atau serangan jantung. Entahlah semuanya tampak mengecewakan.

     Sejak kejadian itu, hubungan Rafa dan Mikalya pun sangat-sangat renggang. Belum sempat terjalin hubungan persahabatan tetapi entah mengapa, Rafa merasakan bahwa Kalya semakin dingin kepadanya. Begitupun Kalya, dia tidak sudi berbicara kepada seseorang yang selalu ingin bermain-main. Hingga, hal ini pun terus terjadi dan tibalah saat mereka memasuki hari Ujian Nasional. Rafa sibuk dengan kegiatannya bersama teman-temannya. Begitupun Kalya, yang sibuk mempersiapkan diri menghadapi UN yang akan segera mereka hadapi.


.
.
.
.
.
Yahh, sebenernya si, cerita ini udah lama aku buat. Tp aku takut aja bakal dapet respon yang negatif atau gimana. Dan sekarang aku udah siap dengan semua respon yang bakal aku dapetin. Terimakasih yang sudah membaca🌞

Tanda TanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang