Dia, membingungkan 14

32 1 0
                                    

Mulmed : Lost boy Ruth B

🌞🌞🌞

Tidak ada persahabatan yang murni antara seorang lelaki dengan seorang perempun. Jika bukan kamu yang terjebak dalam hatinya, maka dialah yang jatuh hati padamu.

Jam dinding sudah menunjukkan pukul 12 siang, ini saatnya bagi Rafa untuk bergegas menemui Yusi. Benar setalah memberikan kebebasan pada dirinya semalam panjang untuk berpikir, kini ia telah sadar bahwa hanya satu orang yang masih hinggap di hatinya dan itu bukan Kalya. Tentu bukan Kalya, alangkah lucunya bukan? Mana mungkin dalam waktu sekejap perasaannya dapat disinggahi oleh wanita yang belum lama ia kenal.

Terik matahari menyinari wajah putih segar Yusi yang tengah menunggu seseorang di depan gerbang sekolahnya. Sebuah senyuman indah yang terlontar di wajah cantiknya kala sebuah mobil yang dikenali berhenti tepat di depannya. "Yusi, cepet masuk" Rafa sambil menurunkan kaca mobilnya. Tanpa basa-basi, Yusi melangkah dan mendaratkan tubuhnya di kursi depan. "Mau kemana? Jarang-jarang lo kayak gini ke gua?" Tentu hal ini membingungkan bagi Yusi, sejak kejadian itu, Rafa enggan untuk menatap wajahnya, apalagi melakukan hal-hal semacam ini. "Ada yang mau gua omongin" Yusi sedikit tekejut, apa yang ingin Rafa bicarakan? Apa dia ingin menjauh? Yusi mengelak dengan cepat atas pikirannya.

Sebuah taman telah mereka hampiri. Kini mereka melangkah dengan canggung. Hanya nyanyian angin yang terlintas di antara mereka. "Gua mau balikan" Langkah kakinya terhenti, satu kalimat yang berhasil membuat jantung perempuan yang kini berdiri di hadapannya ingin meledak. Apa yang ada di pikiran Rafa? Bukannya kemarin Rafa sangat membencinya. "Gua ngga salah denger nih?" Yusi memastikan bawah dia tidak sedang bermimpi, menarik napas lalu menghembuskannya. "Gua serius, gua masih ada rasa sama lo" sebuah kalimat yang sangat berat dan ditahan sedari tadi untuk diucapkan namun seketika berhasil keluar dari mulut indah Rafa. "Kenapa tiba-tiba Raf? Bukannya gua ngeraguin lo. Tapi, gua bingung sama sikap lo. Kemarin lo kayak benci banget sama gua dan sekarang malah sebaliknya. Jujur, gua masih cinta sama lo Raf. Tapi, kalo lo ngajak gua balikan cuma karena lo kasihan, ngga usah Raf. Gua ngga mau kalo lo cuma terpaksa sama gua." Semuanya terucap dari relung hati terdalam Yusi, kini Rafa mempertanyakan dirinya. Benar, tidak ada alasan yang masuk akal untuk semua hal konyol yang dilakukannya. "Gua serius" tegas Rafa sekali lagi. Mata mereka beradu tatap, jelas Yusi melihat tidak ada lagi tatapan cinta di kedua matanya itu. Tidak seperti dulu saat mereka masih bersama. "Apa perasaan lo masih utuh sepenuhnya buat gua?" Mempertanyakan, mengapa rasanya sulit untuk memastikan hati sendiri. Apa sekali lagi ia harus memastikan? Bahwa rasa yang ada ini bukan rasa kasihan? Apa ia juga harus memastikan? Bahwa rasa ini masih tetap utuh? Apa ini sebuah pelampiasan ? Hanya bungkam, lidahnya keluh untuk menjawab. Sebuah tangan hangat menggenggam tangannya "Raf, gua memang cinta sama lo. Tapi gua ngga pernah berharap lo bakal bales perasaan gua. Biar ini jadi urusan gua karena ini perasaan gua. Beri waktu ke diri lo, Raf. Jangan melangkah bersama emosi, coba dengar kata hati lo. Waktu bakal ngejawab semua kebingungan yang ada di hati lo. Gua tau, rasa lo udah ngga utuh lagi Raf." Yusi menarik tangan Rafa untuk menghampiri sebuah warung makan sederhana yang ada di dekat taman itu. "Udah ayo. Santai ajalah. Makan dulu, gua laper."

••••

Kalya terus begelut dengan ponselnya sedari pulang sekolah tadi. Tidak enak rasanya membuat seseorang menunggu. Lagi pula prinsip hidup Kalya tidak akan memberi harapan jika tidak ingin bersama. Itula yang sedari tadi ia pikirkan. Kata-kata apa yang harus digunakan untuk menjawab pertanyaan Rio tadi malam. Kalya menghubungi Sofi. Tentu disaat-saat seperti ini, hanya Sofi tempat ia berbagi. Setelah puas berkeluh kesah, Kalya memustuskan saluran ponselnya. Ia telah membulatkan tekad.

Kk Rio

Hai Kak. Maaf sebelumnya kak. Aku lebih nyaman kalo kita temenan aja kak. Btw, mksih bunganya kak;)

Tanda TanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang