Dia, membingungkan 5

50 8 0
                                    

🔊Penantian-Armada

     Tahap demi tahap Ujian Nasional pun dilewati dan tibalah puncak dari semua perjuangan yang dilakukan yaitu pengumuman kelulusan yang akhirnya pun tiba. Kalyapun lulus sama halnya dengan Sofi, mereka bersuka ria. Akhirnya, Kalya bisa menyelesaikan pendidikan SMPnya dengan baik. Begitupun dengan sahabatnya Sofi. Mereka memiliki rencana untuk melanjutkan ke sekolah yang sama, sekolah Mentari Bangsa. "Lo ngga bakal berubah tujuan kan Kal?" Tanya Sofi, "Ya ngga lah, omongan gua bisa di pegang", "Mana sini gua pegang, kok ngga bisa ya?" Tangan Sofi mencoba menangkap udara yang keluar dari mulut Kalya. "Haaaaaaaaa" air liur Kalya persis mengenai tangan Sofi. "Omg, kuman-kuman, bakteri-bakteri ewww. Kalya, emosi gue ni. Lo jorok banget si" sambil mengelapkan tangannya ke baju Kalya, "bodo!" Dengan menjulukan lidahnya, Kalya sangat bahagia. Mereka pun tertawa bersama.
••••

Tik,tik,tik, teng teng teng... suara gong jam-pun berbunyi sebanyak 2 kali. Yah, seperti biasany, Kalya terjaga. Entah mulai dari kapan, jam tidurnya sudah berevolusi dari jam 8 ke jam 2 dini hari atau bahkan tidak tidur sama sekali. Pikiran Kalya pun mengambang, entah apa yang dipikirannya hanya satu yang selalu ia tanya pada otaknya "Dia lanjut kemana yah?" Hanya itu, tidak lebih. Tapi mengingat kejadian yang pernah ia alami, membuat rasa aneh itu mengahantui Kalya kembali. Hatinya seperti terasa sesak mungkin atau menahan atau apa? Ntahlah semua terasa samar. Walaupun Rafa tidak mengetahui kebenarannya, tak mengapa dengan senang hati Kalya akan memendam dan biarlah hanya ia yang merasakan betapa lelahnya penantian selama 3 jam. Kini, di setiap malamnya, ia berteman dengan segumpal rasa penasaran yang dengan seenaknya datang dan menganggu tidurnya. 
•••

     Matahari terikpun menyapa dengan sinar yang berkilau, seolah tersenyum kepada dua orang gadis yang hendak mengambil dedaunan kering di lapangan, ya apa lagi kalau bukan kerjaan senior-senior yang ada di sekolah. "Kalya, gue capek ni. Istirahat dulu woy. Lo ngga capek?" Keringat mengucur deras di wajah putihnya, "Udahlah, sekali jalan langsung selesaiin aja, kalo ditunda-tunda nanti telat, sia-sia aja kita dari tadi jongkok nyari daun ini" suara lemahnya menyahut. "Iya, bawel. Ngga usah panjang lebar juga kali" jawab Sofi jengkel.

     Semua kegiatan di hari pertama mos sampai hari terakhir telah selesai. Semua siswa diizinkan pulang ke rumah. "Fi, ke kantin yuk, gue lapar ni" rengek Kalya, "Wahhh gelasehh, sejak kapan lo suka kantin", "Ngga usah lebay. Ayok". Sesampainya mereka di kantin, Kalya pun memesan nasi soto, begitupun Sofi.

      Kantinpun tampak ramai, kali ini dewi fortuna berpihak kepada dua sejoli itu, mereka dengan leluasanya mendapatkan meja untuk bersantap makan siang. "Fi lo liatin apa?" Tanya Kalya bingung, "Kal, dibelakang lo, ada senior yang nyari tempat duduk" jawabnya, "Udah lo mending cepet abisin, yang laen pada mau makan juga" tegas Kalya. "Hemm, kak, duduk disini kak, masih muat kok. Kalya geser dikit dong, jangan serakah, badan kexil juga tapi serakah abis" tangan Sofi pun memindahkan mangkuk soto agar Kalya bergeser dari tempat duduknya. Loh kok gue jadi korban, Kalya membatin. "Terimakasih yah dek, kalian murid baru kan. Nama kakak, Fario Fernanda Bagaskara. Terserah panggil apa aja, tapi jangan kara, kayak nama santen hahahah" Fario pun tertawa. "Ya ampun kak Rio😍, kenalin kak aku Sofi di samping kakak, temenku namanya Mikalya, boleh kan aku panggil Rio?, atau sayang?", Kalya menimpali "Ampun geliii Fi", " Hii salam kenal Kalya, Sofi", Kalya pun tak menghiraukan perbincangan mereka, hingga satu kaki Sofi pun menendang kaki Kalya dan sontak membuat Kalya kaget "Woy, lo barusan di sapa sama kak Rio, cepet jawab" bisikan suara Sofi pun terdengar Fario, terukir indah senyuman miring di wajah khas Cinanya, "heemm hii, kk" singkat, padat, dan sangat irit kata. Buset ni anak, bebel atau gimana si batin Sofi menggerutu. "Kak, kita udah selesai, duluan yah kak", pamit Sofi dengan Rio dan hanya dibalasi anggukan oleh lelaki khas Cina itu.
••••

Sofi    : Kal, kak Rio nanyain Id line lo ni. (Read)
Kalya : Trs?
Sofi    : Dia minta? (Read)
Sofi    : Kasih ngga (Read)
Kalya pun menimang-nimang, apakah dia harus memberikan Id linenya?
Grettt...greettt
?         : hii☺️
Notif pun terlintas laman homelocknya. "Apa ini si Rio-Orio itu ? Awas aja kalo ini beneran dia".
Kalya : Hi
?         : Simpen yah, Fario;)
Omg

Sofi
Woiii, lu gila yah. Ngapain lo ksih, sumpah otak lo kemana. Gue kan blm ngeiyaain. Gua bacok juga lo, besok ngga usah nebeng gua. Pergi sendiri!!! (Sejak SMA, Kalya diberikan kebebasan oleh Mamanya untuk membawa kendaraan sendiri) Emosiiii gua!!!!! Emosiii guaaaaa!!!!🤯😡👿

Send

Sofi   : Amponn buyut lampir marah. Atuttt nihhh😭
Kalya: 🔨🔪🔪🔪🔪

    Kalya pun mematikan ponselnya, dan menyudahi semua kegilaan yang dibuat sahabatnya. Ia memilih untuk memejamkan mata, mengingat besok adalah hari pertamanya belajar. Ia tidak ingin, pembukaan hari pertamanya diwarnai dengan hal yang tidak mengenakkan untuk dialami.



Jangan menuruti ego untuk melupakan seseorang. Jika kau lupa, yah itu hanya sementara saja. Biarlah hati yang berbicara jika ia lelah, maka akan berhenti dengan sendirinya. Selamat! Jika itu terjadi, kau akan melupakan dia, dia yang tidak pernah mengharapkan dirimu. Maka, penyesalan tidak akan datang. Percayalah.






Di cpt ini ngambang yah, sabar guys. Gak selalu nanjak. Tunggin yah cerita selanjutnya. Terimakasih yang udah baca. See youu🌞

Tanda TanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang