Rafa
Hanya sunyi yang ia rasakan saat kembali ke tempat ia berteduh. Jika ada orang yang mengatakan rumah memberi kehangatan, HAHA tidak bagi Rafa. Di dalam keramaian, namun terasa sepi. Yah, itulah yang dirasa Rafa. Sejak SMP, Rafa tidak pernah menyantap makan siang bersama keluarganya di rumah. Warung Bibi Laila lah yang menjadi tempat melepas penat dan dahaga ketika ia merasa lapar dan haus. Kaya? Yah tentu saja. Rafa tidak perlu pusing memikirkan cara membayar makanan di warung Bibi Laila, mama Rafa yang tentunya akan membayar. Tapi, bukan kekayaan seperti ini yang ia inginkan, bukan juga kekayaan yang dengan seenaknya merenggut kehangatan keluarga darinya. "Ya elah tutup pula warung Bibi Laila, gua mau ngapain ni? Perut laper? Pulang? Hahaha wacana forever makan siang di rumah", ia pun mengeluarkan ponselny dan mencari sebuah nama yang telah lama berdebu jika itu benda.Kalya (memanggil)
Rafa : Kal, bantuin gue ngerjain tugas ni. Seriusan
gua ngga bisa ni.
Kalya : Ngga, gua les hari ini. Ngga usah bercanda.
Rafa : Les dimana lo?
Kalya : Di Pinus Star.
Rafa : Plis Kal, kali ini aja.
Kalya : Ngga bisa ayam negeri begok. Ngapain si, bukannya kita gak terlalu deket yah sampe-sampe lo minta bantuan gue? Udahlah, gue sibuk. Bye
Tutt..tuttt sambungan terputus
••••Kalya
Gila ni anak, udah lama ngilang terus muncul dengan perintah gilanya. Tapi gimana ya, kalo emang tugas itu penting banget, ntar dia ngga naik kelas. Ahhh bodo ngapa gua mikirin dia sahabat bukan? temen bukan? pacar bukan, keluarga bukan? Bodoh amat dah batin Kalya.
Jrettt...Jretttt pesan masuk
Kak Rio : Kalya, berhubung bulan depan akan
diadakan prekrutan anggota osis baru.
Kamu berminat ngga ?
Kalya : Minat, tapi gimana caranya?
Kak Rio : Oke, jam 2 kakak tunggu di cafe Santa,
nanti di sana kakak jelasin. Okei?
Kalya berpikir panjang, bagaimana dengan lesnya, apakah dia akan mengorbankan lesnya hari ini? Tapi ia tidak ingin melewatkan kesempatan emas ini. Oke fix TERIMA.
Kalya : Oke Kk.Sesampainya di sana, ia telah melihat sosok lelaki bisa dikategorikan tampan tengah berkonsentrasi penuh dengan apa yang ada di hadapannya. "Maaf kak telat, tadi macet" jelas Kalya, "Santai Kal, yuk duduk" Kalya hendak duduk di depan Rio, namun Rio menghalaunya "Duduk sebelah kakak aja, sekalian kakak jelasin cara daftar dan syarat-syaratnya" Kaly pun menurut. Mereka pun berbincang-bincang mengenai keanggotaan osis baru sampai semuanya terdiam mendengar suara yang tidak samar lagi untuk Kalya "Waw, bagus yah lo. Ini les ? Hahahahah les di tempat makan. Gua ngga nyangka lo bisa les di cafe gini, multitalenta banget, pantes ranking 1 terus. Penilaian gua selama ini salah, gua kira lo perempuan baik-baik. Ternyata sama aja, munafik". Entah sejak kapan Rafa berdiri di hadapan mereka, dengan lancarnya kata-kata terlontar mulus dari bibir tipisnya. Kalya membatu. Itulah kata-kata yang bisa mengekspresikan bagaimana perasaannya saat ini. "Woy, omongan lo, jangan kasar gitu dong" Rio berdiri, "Yelah ini alesan lo bohong ke gua. Hhhaaa, kenapa diem lo, nyusun alesan buat ngelak omongan gua. Sumpah, gua kecewa, kalo lo ngga mau ngajarin gua, yaudah bilang aja yang sebenarnya, gak perlu bohong" Rafa berbalik badan dan meninggalkan mereka tanpa mendengar satu katapun keluar dari mulut Kalya. "Kal, lo ngga papa kan? Dia siapa sih? Kok sewot banget" tanya Rio bingung. "Diem kak, sekarang anter gua ke rumah Sofi, gua mau pulang" entah kenapa, perasaannya seketika dibendung awan hitam. Disepanjang jalan menuju rumah Sofi, Munafik, Gua kecewa. Semua kata-kata itu terluang sangat mulus di memori otaknya. Tapi ada hal aneh, sebuah mobil putih mengikuti mereka dari kejauhan entah apa yang Rafa lakukan, ingin memastika perempuan itu aman sampai tujuan? Atau ingin memastikan jika Kalya sedih atas ucapannya? Atau menyesal? Tapi hanya satu yang dapat ia simpulan, perempuan itu baik-baik saja. Itu yang tampak dari pandangan Rafa. Akhirnya, ia memutuskan untuk memutar arah dan menyudahi semua kekonyolannya. "Terimakasih kak" Kalya turun dari motor Rio dan memasuki rumah Sofi.
••••"Waduh, teman gua tumben amat nyamperin gua. Kenapa, mau teraktir gua karna gua udah ngasih nomor lo ke Rio" tanpa menjawab, Kalya memeluk Sofi dengan erat, air mata yang sedari tadi ia bendung mencolos membasahi pipi putihnya. "Lo kenapa Kal, lo jatuh? Nilai ulangan lo kecil? Perasaan tadi lo dapet 95 ulangan Mtk? Lo kenapa?" Tanya Sofi bingung melihat Kalya menangis sejadi-jadinya. "Ayam Sof, Ayam" jawabnya tersendu-sendu, "Lo nabrak ayam, yaelah gampil itu, lo beli aja ayam di pasar, terus lo ganti" jawab Sofi enteng. "Rafa..... dia marah ke gue Sof, dia ngira gue bohong ke dia, gua munafik itu yang dia bilang ke gue di depan kak Rio, dia bilang kecewa sama gue Sof" jelas Kalya sambil menghapus air matanya, "Coba lo tarik napas, buang, tarik napas, buang (Kalya melepas dekapannya dan mempragakan) sekarang lo udah agak tenang kan? Lo sekarang cerita sama gua" dengan susah payah, Kalya menguatkan diri lalu bercerita panjang lebar dengan Sofi, "Ohh jadi gitu ceritanya, lo kan ngga bohong ke dia, dan juga itu diluar dugaan, sooo stop nangis dia kan bukan siapa-siapa lo? Lo aja ngga tau kan dia lanjut ke sekolah mana. Udah ngga usah di pikirin Kal" tegas Sofi, "Tapi gua ngga enak Fu, gua udah ngerasa bohong ke dia, rasanya sesak gitu Fi", Sofi pun bingung "Jangan-jangan, lo mulai ada rasa ke dia?" Sofi tampak serius, "Duh, gua bacok lo, sempet-sempetnya otak lo mikir kesana. Ngga mungkin, deket juga ngga. Rasa sosial gua tinggi, jadi gua ngerasa ngga enak ke dia, apa lagi dia ngatain gue di depan orang-orang" jelas Kalya. "Yaudah kalo belom suka, kita liat aja nanti. Jangan dipikirin. Kan ngga penting juga buat lo. Mau dia marah kek, mau dia koprol kek, salto kek ngga penting baby Kal. Sekarang, lo istirahat gih, nanti gua kabarin mama lo kalo lo lagi di rumah gua", pikiran Kalya membenarkan perkataan Sofi, tetapi perasaannya tidak demikian. Dengan gontai Kalya memilih untuk membenamkan kepalanya di bantal dan menyudahi perdebatan otak dan perasaannya, Selamat Tidur.
Tampak samar, apa ini? Tidak penting? Tapi, kenapa air mata menari-nari dengan riang melanggar perintah sang pemilik. Satu kata terlontar, dunia sang pendengarpun dapat terbalik. Berhati-hatilah.
.
.
.
.
.
Haiii teman-teman, gimana sampai sejauh ini? Cocok atau ngga? Nyambung atau ngga? Aku berharap kalian bakalan suka sama ceritaku, maaf yah cuma ini yang bisa aku tulis. Maklum bukan master, baru pemula nih. Terimakasih yang udah baca. Semoga terhibur, seeyouuuuuu🌞NOTE, dimohon untuk baca berurutan. Aku juga bingung ni, kenapa yang part 8 duluan-..-. Jdi, buat kalian yang baca, baca dulu part 7 yah, setelah itu baru part 8.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanda Tanya
RomanceHaii para pembaca pertama aku. Semoga kalian terhibur atas ceritaku ya. Aku ngga minta vote, bintang atau apapun dari kalian. Aku tau kalo ceritaku ini jauh dari kata sempurna dan aku yakin, semua sesuatu yang baik itu akan berjalan dengan sendiriny...