Cinta Segitiga

(kisah cinta masa lalu Bagus)

Bagus Pov:
Yah.. Sekitar pukul 11 siang aku sampai disurabaya kuinjak kan kakiku di bandara Juanda. kulihat handphoneku dan ternyata belum ada yang menyadari kepergianku hingga saat ini, akupun langsung cabut dan mencari hotel disekitar daerah Surabaya kota.
Saat aku sudah mendapatkan tempat penginapan yang nyaman ku jatuhkan tubuhku yang lelah ke bed yang telah disusun rapi. Ku redahkan amarahku yang masih tertanam dihati kulupakan semua sementara disini.

"Hmmm mungkin aku ke makam Loli nanti sore saja.. Aku istirahat aja dulu disini dan nenangin hatiku yang sedang patah". Ucapku dalam hati sambil tiduran di sebuah bed kamar hotel.
"Aku akan disini selama seminggu.. Mungkin itu cukup buatku untuk menjauh dari Rachel untuk sementara ini.. Semoga tidak terjadi apa-apa padanya selama aku disini". Tambahku.

Sore harinya sekitar jam 4 sore, aku bersiap untuk pergi ke tempat peristirahatan Loli yang terakhir. Aku memakai kemeja serba hitam dan celana kain hitam serta telah ku siapkan Seikat bunga Mawar merah dan putih kesukaan Loli. Saat sesampainya ku di gerbang pemakaman, aku selalu teringat wajah Loli dan selalu merasa bersalah.. Aku sangat sedih ketika aku tak bisa menjaga Loli dari mautnya. Ku berjalan perlahan sambil mengingat masa dimana Loli pertama kali dimakan kan..

Duka cita selalu mengelilingi otakku saat itu. Dan aku selalu terpojokkan dan selalu disalahkan atas meninggalnya oleh keluarga besar Loli saat itu. Aku hanya bisa melihat pemakaman Loli dari jauh.

Lalu, kutemukan lah tempat dimana cintaku dikubur dalam tanah yang masih bergunduk. Ku duduk tepat di samping kiri makamnya, ku usap lembut batu nisan putih yang bertuliskan nama Loli Setyana Putri dan air mataku pun mulai terjatuh satu per satu.

"Cintaku Loli.. Apakabar kau disana?? Taukah aku sangat rinduu.. Sangat Rinduu berat sekali tapi, Kau sudah tenang disana aku bahagia. Ingatlah cintamu akan tetap abadi selalu dihatiku dan tak akan pernah terganti. Aku selalu berdoa untuk kebaikanmu disana Loli. Happybirthday my love, my sweety, i wish you enjoy in there. Look.. I bring your favorite flowers. Do you like it beb? I hope so". Ucapku sambil meneteskan airmata dan menangis dengar keras.

Kuletakkan seikat bunga itu diatas makam Loli. Ku sangat berat untuk menahan kesedihan ini. Aku merenung dan mulai menceritakan semua kesedihanku seperti orang gila didepan makam Loli.

"My love.. Setelah kamu meninggalkan aku, aku merasa aku tak bisa menjalani hidup ini sendiri tanpamu, aku sangat merasa sangat kehilangan. Bertahun-tahun aku tidak bisa move on karena mu Lalu, ada seorang perempuan datang tanpa sengaja yang bisa menghiburku dan membantuku sedikit melupakanmu. Akuu sangat bahagia saat itu dan yakin bahwa perempuan itulah yang akan selalu ada untukku, akan tetapi dia lebih bahagia dengan orang lain yaitu masa lalunya ketimbang aku. Taukah cintakuu.. Aku sudah sangat mencintai perempuan itu dan aku juga merasakan bahwa perempuan itu juga mencintai ku, lalu masa lalunya datang dan mengambil perempuan itu dariku. Aku sangat sedih sekaligus senang. Orang yang aku Cinta dan sayang bahagia walau tak bersamaku, tapi aku sangat yakin bahwa suatu saatnya tlah tiba, perempuan itu yang akan selalu ada untukku nanti". Ucapku sambil meneteskan airmata dan tersenyum.

Lama aku berada dimakan Loly. Sekitar pukul 6 sore Akhirnya aku memutuskan untuk kembali ke hotel. Diperjalanan aku selalu check handphone ku,
"Yah.. mungkin saja Rachel sedang mencariku, merindukanku dan mengkhawatirkan ku seperti biasanya".

Setelah kubuka handphoneku, tak ada notifikasi sama sekali dari Rachel. Dan itu malah yang membuatku makin sedih dan mungkin Rachel sudah benar-benar melupakan ku.

Sesampainya di hotel ku bantingkan handphone ku di bed aku langsung melepas semua pakaianku dan terlihatlah tubuh kekarku jelas dan segera ku pergi kekamar mandi.

Inginku setelah kemakam Loli aku ingin berkeliling kota Surabaya karena aku sudah sangat rindu akan tetapi, badanku terasa lelah dan membutuhkan mandi air hangat, mungkin saja lelahku hilang setelahnya.