Bodoh?

376 62 22
                                    

{Empat}

Bodoh? Aku tidak bodoh
Hanya saja aku kurang pintar
~Athania Melody~

Keesokan harinya, Rei melanjutkan bimbingannya kepada Atha, namun kali ini Rei mengajarkan dengan lebih sabar dan perlahan agar Atha mudah mengerti.

"Nah, gimana Atha? Lo udah ngerti kan?" Tanya Rei ke arah gadis bersurai ikal itu, sambil menatap manik matanya intens.

Atha mengangguk kecil. "Lumayanlah Rei, kalo lo ngajarinnya gini kan gue gampang ngertinya," Jawab Atha, disertai senyuman manis terlukis di bibirnya.

Manik mata Rei dan Atha saling bertemu, mereka bertatapan cukup lama, sampai akhirnya Atha mengalihkan pandangannya ketempat lain.

Atha melirik arloji abu-abunya, lalu menggaruk kepalanya yang tidak gatal, merasa canggung sehabis bertatapan tadi. "Eum ... Rei udah sore nih, gue mau pulang dulu ya."

"Eh, i-iya oke," balas Rei sedikit terbata-bata, lalu membuang mukanya asal.

Atha membereskan buku nya, menggendong tas ranselnya, dan berlalu dari hadapan Rei.

"Eum .... A-Atha ...." Rei menginterupsi langkah gadis manis itu.

Atha yang merasa terpanggil pun, langsung menoleh kebelakang. "Ya ada apa Rei?"

"Ma--mau gue antar pulang ga?" Tawar Rei, dengan gaya sok cool.

Atha tertawa kecil, baru pertama kali melihat sosok Rei yang tersipu begini, tapi masih tetap mempertahankan gaya cool-nya. "Kalo ga ngerepotin, ayo!"

Rei langsung bersemangat, senyuman manis mengembang di bibirnya. "Bentar ya, gue ambil motor dulu!" Titahnya, lalu mendudukkan Atha di bangku.

Atha hanya bisa tertawa kecil, lalu membalas dengan anggukan kecil.

Lim menit kemudian, Rei kembali dengan motor berwarna merah, berliris hitam miliknya.

"Ayo Tha!" Rei berteriak dari luar, sambil melambaikan tangannya.

Atha berdiri dari tempatnya tadi, lalu berjalan menghampiri Rei, yang tengah menunggunya di luar. "Iya Rei."

Atha langsung menaiki motor Rei, kemudian Rei melajukan motornya menuju rumah Atha.

Kurang lebih lima belas menit dalam perjalanan, sampai lah, mereka di rumah bercat abu-abu milik Atha.

"Mau mampir ga Rei?" Tawar Atha, sambil turun dari motor milik Rei.

Rei hanya menggeleng. "Kapan-kapan aja ya Atha, gue mau pulang, ntar kesorean."

Atha membalas dengan anggukan. "Iya gapapa kok, by the way makasih ya. Hati-hati di jalan."

"Iya Atha, udah lo masuk gih." Rei balas mengangguk, sambil mengusap puncak kepala Atha.

Atha melempar senyum ke arah Rei, lalu masuk ke dalam rumahnya. Setelah puas melihat Atha masuk ke dalam, Rei langsunh berlalu dari rumah Atha menuju rumahnya.

Di malam harinya, Rei mengingat tatapan mata dan wajah manis milik Atha, entah mengapa tiba-tiba saja, dia memikirkan gadis manis itu.

'Gue kenapa sih? Kok gue mikirin si Atha terus? Argh ... gue frustasi sumpah, gue mau ngomong sama dia. Tapi ... gue ga tau caranya gimana. Ah, yaudah lah bodo amat.' Rei membatin kesal.

Rei mengambil gadget-nya yang terletak di atas nakas, lalu membuka aplikasi berwarna hijau bertuliskan, 'LINE' itu.

"Mendingan gabung sama anak GC dulu, udah lama gue ga mampir kesana, sekalian nge-refresh otak gue yang udah rusak, gara-gara mikirin Atha terus," monolog Rei, dengan senyum tipisnya. Berharap bahwa dia benar-benar bisa, menghilangkan bayangan semu Atha dari pikirannya.

ReiAthaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang