Mulai Jatuh Hati

302 54 4
                                    

{Tujuh}

Krietttt!!!

Tiba-tiba pintu UKS terbuka dan menampakkan sebuah wujud, perlahan-lahan Rei mulai mendekati wujud tersebut, dan....

-----🍃🍃🍃-----

Ternyata itu adalah Guru BP, diisukan bahwa guru BP sangat kejam. Seketika, wajah Rei dan Atha mendadak pucat.

"Heh, apa yang kalian lakukan berduaan di UKS?" Tanya Guru BP itu, dengan nada delapan oktaf.

Rei dan Atha melirik satu sama lain, tak lama kemudian Rei memberanikan diri untuk berbicara, "saya tadi terjatuh di lapangan bu dan lengan saya tadi terluka bu, jadi Atha mengobati saya," jelas Rei sopan, sambil menunjukkan bekas lukanya.

Tak menerima alasan yang diberikan Rei, guru BP itu tetap bersikukuh untuk menghukum mereka, "halah banyak alasan, bilang aja mau pacaran," sinis Guru BP itu kembali, tak lupa dengan nada delapan oktafnya.

Atha yang mendengar kata pacaran, langsung menepis perkataan guru itu, "ENGGAK BU, KAMI TIDAK BERPACARAN!"

"Heh, berani melawan kamu? Pokoknya kalian berdua ibu hukum, bersihkan gudang sana, sampai bersih!" Perintah Guru BP tersebut.

"Ta-tapi bu," ucap Atha, dengan nada memelas.

"Tidak ada tapi-tapian, kerjakan sekarang!" Tegas guru BP itu, tak menerima alasan sedikit pun.

"Baik bu," ucap Rei dan Atha bersamaan.

Guru BP itu pun berlalu dari ruang UKS, tinggallah Rei dan Atha yang terdiam.

Rei menepuk pundak Atha dan menghadapkan tubuh Atha kehadapannya, "Tha maafin gue ya, seandainya tadi gue nurutin apa yang lo bilang, kita gabakal kayak gini," ucap Rei merasa bersalah.

Atha yang mendengar ucapan Rei pun hanya menghela nafasnya sejenak, "hah... yasudahlah, ayo bersihkan gudang," balas Atha, tersenyum tipis.

"Tapi lo maafin gue kan?" Tanya Rei, menuntut kepastian.

Atha mengangguk kecil, dan mengajak Rei, "ayo!"

Mereka pun pergi ke gudang sekolah, gudang sekolah mereka tidaklah seperti gudang sekolah biasa yang berantakan, sekolah mereka terkenal elite, jadi yang mereka bersihkan hanya debu-debu dan lantai saja, karena barang-barang di gudang sudah tertata rapi.

Mereka mengambil beberapa peralatan untuk membersihkan gudang, kemudian mereka masuk ke gudang.

"Kita harus mulai darimana? Pertama harus ngelakuin apa?" Tanya Rei, tidak mengerti.

"Pertama itu, debu nya dibersihin, terus setelah bersih, lantainya disapu, habis itu tinggal dipel deh," jelas Atha, memberi instruksi.

"Oh oke, gue bersihin debu di daerah sini, dan lo di daerah sana, biar cepat selesai," titah Rei, memberi komando.

Atha menganggukkan kepalanya dan mulai bekerja.

Mereka membersihkan seluruh debu-debu yang menempel, kemudian menyapu daerah yang tadinya sudah mereka bagi, tak ada masalah hingga pada proses akhir yaitu mengepel.

Atha yang ingin menarik ember yang telah diisinya dengan air, tiba-tiba terkejut saat Rei ikut menarik ember yang tadi telah diisi oleh Atha.

"Heh ini ember gue, kan gue yang isi air nya, seenak jidat lo aja, ngambil sembarangan." Atha marah, sambil mencebikkan bibirnya.

"Bodo, EGP? Emang gue peduli?" Balas Rei tertawa.

"Ih nyebelin lo ya, gue siram nih pake air," ucap Atha kesal, sambil menunjukkan selang air kehadapan Rei.

ReiAthaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang