{Delapan}
'Sudah, jangan nangis lagi, bagusan ketawa aja lebih manis.'
-Arsenalio Yutaniel-Keesokan harinya....
Atha melangkahkan kakinya untuk berjalan keruang kelas dengan senyum manis yang terlukis dibibir mungilnya.
Hari ini, Atha merasa bahagia walaupun dia tak tau darimana asal rasa bahagia itu. Namun, setiap kali mengingat nama Rei dan mengingat kejadian semalam, ia merasa bahagia.
Ketika hampir saja sampai keruangan kelas yang bertuliskan XI MIPA 1 itu, Atha terdiam sejenak, ia melihat kelasnya begitu ramai dan banyak siswa-siswi yang mulutnya komat kamit ga jelas, seperti dukun yang tengah mengucap mantra.
Atha yang merasa penasaran pun memberanikan diri untuk bertanya pada salah seorang siswi, "um... ada apa ya? Kok rame banget?"
Siswi yang merasa diajak bicara itu, langsung menoleh kearah Atha, "lah, kamu belum tau? Itu tuh ada anak baru, imut banget, dan kalo ga salah ternyata dia itu pacarnya Rei si ketua osis yang cool itu," jelas siswi itu bergosip panjang lebar.
Tiba tiba pikiran Atha ambyar melayang entah kemana, dan entah sejak kapan bulir-bulir bening mulai berjatuhan dari pelupuk matanya.
Seakan tak percaya, Atha menerobos kerumunan siswa-siswi untuk masuk kekelasnya.
Dan... Jduerrr!!!
Bak petir disiang bolong, Hati Atha tersambar melihat kemesraan dua insan, yang entah sejak kapan telah duduk bersama, sambil tangan si gadis bergelayut manja di lengan milik Rei.
Rei, masih shock dengan kedatangan gadis imut yang berstatus sebagai pacarnya itu.
Rei hanya bisa terdiam, dan pasrah saja menerima tingkah manja gadis itu, yang Rei pikirkan sekarang adalah bagaimana perasaan Atha nantinya? Apakah dia akan berpikir bahwa Rei adalah cowok playboy yang hanya bisa memberi harapan palsu? Atau justru Rei yang berpikir terlalu jauh.
Rei mengacak rambutnya frustasi, pertanyaan-pertanyaan tentang bagaimana respon Atha tentangnya, mulai berkecamuk tidak jelas dalam otaknya.
Tanpa ia sadari, Atha perlahan mendekat kearahnya, "eh, Rei siapa nih? Pacar lo? Cie... ga jones ternyata lo, semoga bahagia dan semoga langgeng," ucap Atha dengan nada bergetar tepat didepan Rei.
Rei tersadar mendengar suara yang belakangan ini selalu mengisi kekosongan hatinya, kemudian ia menatap kearah seorang gadis yang berada didepannya untuk memastikan dugaannya benar, "Atha?" Rei terkejut, karena dugaannya benar, di hadapannya tengah berdiri sosok Atha, dengan mata sedikit memerah, sembari meremas rok abu-abunya.
Atha tertunduk dan mengangguk kecil kemudian berlalu dari hadapan Rei.
Seketika itu juga, Rei langsung berdiri dari kursinya untuk mengejar Atha. Namun, sebuah tangan menariknya, untuk berhenti mengejar sang gadis manis berambut ikal.
"Dia siapa Rei?" Tanya gadis tadi, yang tak lain adalah pacar Rei.
Rei menoleh kearah gadis tersebut ,"dia Atha, namanya Athania Melody," balas Rei pelan.
"Ada hubungan apa sama dia? Kok keliatannya deket banget?"
Tanya gadis tersebut, dengan tatapan menyelidik.Rei menghela napas berat, "gue ga ada apa-apa sama dia, Chia." Rei berusaha menjelaskan pada pacarnya, yang diketahui bernama Chia itu.
"Yasudah, kalo ga ada apa-apa untuk apa ngejar dia? Lebih baik kamu disini, atau jangan-jangan kamu suka sama dia?" Ucap Chia menghujani Rei dengan berbagai pertanyaan.
Rei hanya bisa diam, dia tak mengerti apakah rasa bahagia saat bersama Atha dan detak jantung yang selalu tak karuan saat didekat Atha itu, adalah rasa suka?
Sementara itu, Atha hanya bisa terdiam, tak tau apa yang akan dia lakukan, dia berlari menuju taman belakang sekolah.
Atha merutuki dirinya yang bisa-bisanya selemah ini, menangisi Rei yang sama sekali bukan siapa-siapanya, uh ralat maksudnya, Atha yang bukan siapa-siapa di kehidupan Rei.
Atha masih saja sibuk mengusap airmatanya yang sedari tadi tidak berhenti membanjiri pelupuk matanya, sampai tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya sambil berkata, "kamu gapapa? Kok nangis disini? Anak kelas berapa?" Tanya orang itu.
Atha mulai membuka matanya perlahan, dan melihat sepasang kaki berada di hadapannya, ia mendongakkan kepalanya perlahan, sambil sesekali menyeka matanya yang sudah bengkak.
Pemuda itu tampak prihatin melihat Atha, ia sungguh tak suka bila melihat perempuan menangis. Pemuda itu merogoh saku celananya, "kamu gapapa? Ini, lap airmatamu pake ini!" Pemuda itu, menyodorkan sapu tangan berwarna abu-abu yang tadi diambilnya, dari saku celana abu-abunya.
Atha menggeleng kecil, "saya gapapa kok, kamu siapa ya?" Tanya Atha balik, pada pemuda tadi, yang masih setia berdiri di hadapannya.
"Saya Arsenalio Yutaniel, kamu bisa panggil Arsen aja." Pemuda bernama Arsen itu, mengulurkam tangannya, mengajak berkenalan.
Atha membalas uluran tangan milik Arsen, "saya Athania Melody, panggil Atha aja," balas Atha sesenggukan, sambil mengusap sisa-sisa airmatanya.
"Hey sudah, katanya gapapa, tapi daritadi nangis terus. Kesannya saya jadi seperti om-om yang mau nyulik anak gadis, " ucap lelaki berbadge 'Arsenalio Yutaniel' itu dengan polosnya.
Seketika, tangis Atha terganti dengan tawa yang spontan saja dikeluarkannya, karena perkataan polos Arsen tadi.
Raut muka Arsen berubah, alis tebalnya tertaut, manik matanya menatapku kebingungan, "kenapa hm? Ada yang lucu?" Tanyanya polos.
Atha menghentikan tawanya sejenak, "gapapa kok Arsen, kata-kata kamu, lucu aja," jawab Atha seadanya.
Arsen mengangguk, lalu mengusap rambut Atha lembut, "udah, jangan nangis lagi, bagusan ketawa aja lebih manis," tukasnya, sambil berlalu dari hadapan Atha.
Tbc
Halo gaes, author cyncyn yang kawaii ini comeback lagi-!
Ceritanya mulai panas kan?
Nah ikutin terus, jangan lupa klik bintang dipojok kiri bawah.
Commentnya juga sekalian:)
See ya-!
KAMU SEDANG MEMBACA
ReiAtha
Teen Fiction"Ketika lo tau kita gak bisa bersama setidaknya jangan buat gue nyaman dan terbiasa" ~Athania Melody~ "Maaf cuman kata itu yang bisa gue bilang ke lo" ~Diovan Ghilberth Reinhald~ Penasaran dengan kisahnya? Kuyy baca "ReiAtha"