{Dua belas}
'Hey hati untuk apa menangisi orang yang bukan milikmu? Ku mohon ikhlas lah.'
-Athania Melody-Degupan jantung Atha bekerja sepuluh kali lipat, dekapan hangat milik Rei mengambil alih dunianya seketika, bahkan bulir-bulir air yang menggenang di pelupuk matanya, kini sudah terjatuh, membuat kedua belah pipi bulatnya basah.
"Kenapa? Kenapa lo datang Rei?" Lirih Atha pelan, sembari mendorong pelan dada bidang milik pemuda di hadapannya itu.
Rei hanya terdiam, namun beribu pertanyaan berkecamuk di otaknya, 'Atha benar, mengapa ia harus datang? Dan yang parahnya malah mendekap gadis surai ikal itu.'
"Lo mau Chia ngelabrak gue lagi Rei? Jawab, jangan diem aja!" Teriak Atha dengan airmata yang terus menerus mengalir.
Layaknya bendungan, Atha juga punya batas untuk menahan rasa sakitnya, terlebih lagi hatinya berjalan tak sesuai dengan logikanya.
Melihat itu, Rei kembali mendekap erat gadis itu, "maaf," ucap Rei dengan nada bergetar.
"Jangan deket gue lagi, gue mohon sama lo," lirih Atha pelan, sembari berlalu dari hadapan Rei.
Rei mengacak rambutnya frustasi, niatnya ingin memberi gadis manis itu kekuatan dan membuktikan bahwa dia tetap ada untuknya, nyatanya malah membuat gadis itu semakin sakit dan rapuh.
'Seandainya gue dulu ga ngebuka hati buat dia, seandainya senyum sama tingkah Atha ga semanis itu, kayaknya hidup gue ga bakalan berantakan. Atau seandainya, Chia ga datang, mungkin gue udah bahagia sama Atha,' batin Rei menengadah ke langit sambil memejamkan kedua bola matanya.
"Oh, jadi gadis centil itu masih cari muka di depan kak Rei? Tunggu aja, gue Chiara Alexa bakal ngasih pelajaran buat cewek ga tau diri kayak dia," monolog Chia, yang sedari tadi sudah memperhatikan Rei dan Atha.
|~|
Sementara itu, Atha bergegas ke toilet untuk membasuh wajah sembabnya, 'hey hati untuk apa menangisi orang yang bukan milikmu? Ku mohon ikhlas lah,' batin Atha sesak.
Atha langsung bergegas menuju wastafel untuk membasuh wajahnya, namun pergelangan tangannya langsung ditarik kasar.
"Heh cewek murahan, lo ngerti bahasa ga? Kak Rei itu pacar gue, kenapa masih lo deketin?" Tanya gadis dengan name tag 'Chiara Alexa' itu dengan nada tinggi.
Atha masih terdiam, berusaha mencerna kata per kata yang dilontarkan oleh bibir gadis di hadapannya itu, bukannya Rei yang menarik dan mendekapnya? Lalu letak kesalahan Atha dimana?
"Aku ga deketin Rei, dia sendiri yang narik aku," jelas Atha singkat.
"Halah banyak bacot lo. Lo kira gue percaya? Lihat aja, lo bakal nyesel udah main-main sama gue!" Ancam Chia mengarahkan telunjuknya ke wajah Atha.
Selepas itu Chia berlalu dari toilet, Atha hanya bisa terduduk lemas, dia hanya gadis biasa yang ingin juga merasakan perasaan bernama 'Cinta' itu.
Namun mengapa yang datang bukan cinta yang seperti ia harapkan? Mengapa yang datang justru malapetaka dan kehancuran?
Atha hanya bisa meratapi nasibnya yang cukup menyedihkan, apalah sosok 'Atha' yang hanya gadis dari keluarga sederhana, tidak seperti temannya yang lain?
Apalah sosok 'Atha' yang hanya siswi dengan otak pas di garis rata-rata?
Apalah sosok 'Atha' yang mudah rapuh dan takut dengan orang yang bahkan lebih muda darinya?
"Aku sadar kekuranganku sangat banyak, namun apa tak ada sedikit saja penghargaan bagiku? Bahkan ketika aku menyukai orang lain, aku seakan menjadi seorang pendosa berat, yang selalu di hujat," monolog Atha sambil terisak.
|~|
Keadaan kantin sudah kembali tenang, kegiatan baku hantam antara Arsen dan Aldrich sudah terhenti, sesaat setelah mereka mulai menyadari Atha sudah tidak ada lagi di sisi mereka.
Namun tak kurang dari lima menit, Aldrich kembali memulai perkelahian diantara mereka berdua.
"Ini salah lo ya brengsek! Gara-gara lo Atha pergi!" Teriak Aldrich mencengkram kedua bahu Arsen.
Tak terima dengan perlakuan Aldrich, Arsen pun balas mencengkram kerah seragam sekolah milik Aldrich, "lo yang brengsek! Ngajak berantem lagi lo? Gara-gara mulut nyinyir lo yang bisanya cuma ngebacot, Atha jadi pergi!"
Suasana kembali memanas, bahkan atmosfer sudah tak terasa lagi di tengah-tengah mereka, sampai sebuah pekikan keras menusuk indera pendengaran keduanya.
"Arsen! Aldrich!" Pekik gadis manis, yang sedari tadi tengah mereka perebutkan.
Merasa terpanggil, keduanya menoleh ke arah sumber suara, "Atha?" Tanya keduanya serempak.
"Kalian berantem? Ih ga malu, bukan temen gue," ucap Atha datar, sedatar papan gilasan wak Jolel, tetangga Atha.
"Tha maaf, masa zona temen aja ga diterima, gimana kalo gue mau pindah zona ke zona yang lebih serius?" Balas Aldrich ke arah Atha, yang masih setia memasang ekspresi datarnya.
"Halah ngaco banget mau pindah zona, zona apaan? Zona sekolah iya?" Tukas Arsen sambil tertawa mengejek.
Atha hanya bisa mengulum senyum di bibirnya melihat kelakuan dua pemuda tampan di hadapannya ini.
Seakan membuatnya lupa akan masalah yang baru saja dia alami, terlebih lagi ancaman yang dilontarkan Chia padanya."Udah, ga usah berantem lagi, gue jadi ngerasa cewek paling cantik. Sampai-sampai dua pangeran tampan harus ngerebutin gue," ucap Atha diselingi tawa manis, melerai perkelahian diantara kedua pemuda berwajah tampan dan menawan itu.
Tak sampai sepersekian detik Atha melontarkan kalimat yang terdengar manis di telinga mereka, keduanya langsung berhenti. Lalu, ikut tertawa bersama gadis itu.
"Bila dengan merelakan, bahkan menjaga jarak denganmu bisa membuat senyum itu terlukis indah, maka aku yang hanya bisa menorehkan luka di hatimu, pamit untuk pergi," monolog seorang pemuda tinggi, menatapi dua orang pemuda yang bisa membuat gadisnya, ah ralat. Maksudnya gadis bernama Atha itu, tersenyum manis.
Tbc
Hay hay readers setiaaa ReiAtha, gimana dapet ga feelnya? Sekarang isinya udah mulai konflik semua ya😄
Hayo siapa yang bisa nebak cowo yang ngintipin Arsen, Aldrich sama Atha?
Orang baru kah? Atau orang yang sudah ada dan bahkan masih membekas di hati?
Wkwk, silahkan ketik di komen, kira-kira siapa pemuda tinggi yang terkesan misterius itu.
Okey, see you in the next part.
Jangan lupa vote dan commentnya!
Author love you so muchie~
KAMU SEDANG MEMBACA
ReiAtha
Teen Fiction"Ketika lo tau kita gak bisa bersama setidaknya jangan buat gue nyaman dan terbiasa" ~Athania Melody~ "Maaf cuman kata itu yang bisa gue bilang ke lo" ~Diovan Ghilberth Reinhald~ Penasaran dengan kisahnya? Kuyy baca "ReiAtha"