IV

138 117 21
                                    

Di dalam kelas Sia tidak fokus pelajaran, ia tidak mendengarkan ataupun memperhatikan guru di depan. Sia asik memandang ke arah luar jendela, dengan tangan yang menopang dagunya, terlihat dahinya berkerut menandakan sedang berpikir keras. dia masih bingung dengan maksud dari perkataan Soyoung saat di toilet tadi.

Aku masih tidak bisa mengerti tentang apapun yang dikatakan Soyoung, bagaimana dia bisa tahu tentang hal itu?, mungkinkah dia seorang peramal? kurasa tidak, mungkin dia membaca sebuah buku? ya benar, buku sejenis tentang supranatural! Sepertinya aku akan menemukannya di perpustakaan sekolah. Baiklah, sepulang sekolah aku akan mencari bukunya.’ Batin Sia.

...

Sia bergegas keluar kelas setelah bel berakhir sekolah berbunyi, ia berjalan menuju perpustakaan di lantai dasar. Sesampainya disana dia langsung bertanya dimana rak tentang buku - buku supranatural pada petugas perpustakaan, setelah mendapat petunjuk ia langsung mencarinya.

Butuh waktu cukup lama untuk menemukan buku yang dicari, tapi pada akhirnya ia berhasil menemukannya. Namun masih ada perasaan ragu benarkah itu buku yang dimaksud? di sampulnya tertulis ’humanum sphaeram’. 

"Semoga ini benar bukunya. Lebih baik segera aku baca" ucapnya seraya pergi mencari tempat duduk.

Namun belum sempat ia duduk di meja dan membacanya, petugas perpustakaan sudah terlebih dahulu menyuruh semua anak untuk keluar karena perpustakaan segera tutup. Semua murid yang mendengarnya langsung pergi meninggalkan perpustakaan.

Terkecuali Sia yang malah mendengus kesal dan mencoba untuk merayu petugas perpustakaan. Sia menghampirinya yang sibuk merapikan meja baca. "maaf bu, bolehkah saya membaca buku ini sebentar?"

"Tidak boleh nak, ini sudah jam tutup perpustakaan. Kau bisa meminjamnya jika ingin membaca."

Sia kembali kesal. Mengapa nasibnya sangat buruk sekali hari ini? Mulai dari anak-anak yang suka membuang waktu, bertemu Soyoung yang berkata aneh tentang dirinya, dan sekarang petugas perpustakaan yang menyebalkan. Oh ayolah.. apa dunia ini tidak ada yang memihak Sia?

"Saya belum memiliki kartu untuk meminjam buku, bu."

"Kalau begitu kau bisa kembali lagi besok." petugas itu menjawab tanpa menghiraukan Sia yang berdiri di sampingnya, ia sibuk pada pekerjaannya.

"Hanya sebentar, bu. saya akan membaca bagian yang saya mau saja." pinta Sia kembali.

Namun petugas tetap menjawab sesuai peraturan. "Tidak bisa, lebih baik kau pulang saja sekarang nak."

Sia yang mendengar ucapan petugas perpustakaan itu menjadi kecewa. Bukanya tidak mau kembali lagi esok, tapi itu akan membuang waktu karena sekarang buku itu sudah ada di tangannya, dan hanya tinggal membaca.

Dengan terpaksa dia mengembalikan buku itu di raknya. Entahlah, ia benar merasa seakan ia terlahir bersama dengan keburukan di hidupnya. Sia kembali memikirkan perkataan Soyoung, karena hal itu ternyata ada benarnya.

Saat Sia berbalik dan ingin pulang seperti apa yang dikatakan petugas perpustakaan, ia mendapati seorang lelaki yang tinggi di belakangnya. Sia terkejut, sehingga membuatnya mundur beberapa langkah.

"Maaf membuatmu terkejut." ucapnya pada Sia.

"Ya" jawab Sia singkat, yang kemudian berjalan melewatinya.

"Tunggu!" Namun nyatanya laki - laki itu mencegah Sia untuk pergi. Ia berjalan mendekati Sia.

Merasa terpanggil, Sia pun berhenti berjalan dan kemudian berbalik ke arah lelaki yang berjalan menghampirinya. Ia memilih untuk diam dan menatap lelaki itu dengan tatapan dinginnya. Matanya tertuju pada pin nama di dada laki-laki itu, namun ia tidak mengenalnya.

Lavender° [exo ff]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang