ㅆ
Suara keras yang berasal dari Sia membuat semua orang menoleh ke sumber suara, Sia mencoba untuk berdiri sendiri tapi kakinya seperti tertimpa lemari, susah sekali untuk digerakkan.
Sia menoleh ke sampingnya, dia melihat dengan jelas keenam perempuan yang sedang duduk itu mentertawakannya, ternyata benar tebakan Sia, perempuan yang tadi duduk di sebelah seniornya Kai, tidak menyukainya, dan dia rasa perempuan itu sengaja menyandungnya, Perempuan itu kemudian berdiri dan menatap Sia.
"sini ku bantu berdiri" ucapnya sambil mengulurkan tangan padanya, Sia hanya menatapnya dingin, dia sangat kesal dan sekaligus malu, memang seharusnya dia tidak usah datang kemari.
"ayo ulurkan tanganmu" ucapnya sekali lagi, terlihat jelas ia tidak tulus membantu Sia, bagaimana mungkin dia mengulurkan tangannya dengan tertawa, teman2nya pun melakukan hal yang sama. tertawa. Seakan akan dia adalah badut yang patut ditertawakan. Sia tetap tak berkutik di lantai.
Mungkin ia kesal karena Sia tidak segera menjabat tangannya, ia mengambil minuman dimeja.
"seharusnya kau mengulurkan tanganmu" ucapnya disela sela kegiatannya menuangkan air di baju Sia. Semua teman-teman Chanyeol melihat ke arahnya. Sia terus melihat ke arah bawah, ia menahan air matanya, dia tidak ingin menangis di saat seperti ini, dia ingin sekali berontak tapi tidak bisa.
Dari jauh Chanyeol melihat Sia yang hanya diam diperlakukan buruk, karena merasa geram dia mencoba untuk menghampirinya, tapi Kai lebih dulu menghampiri Sia.
Sia yang masih menunduk mendengar suara langkah kaki mendekat kearahnya, dan kemudian terdengar suara gelas pecah, Sia mendongakkan kepalanya, Ia melihat seniornya sengaja membanting gelas yang dipegang perempuan itu.
"apa yang kau lakukan Kai!" ucap perempuan itu yang terlihat marah.
"seharusnya aku yang bertanya seperti itu" balas Kai, seraya membantu Sia berdiri. Kai memegang pinggang Sia dan menaruh salah satu tangan Sia di pundaknya untuk membantunya berjalan.
"aku hanya memberinya peringatan!" balasnya pada Kai.
"dan aku akan melakukan hal yang sama padamu" ucap Kai mengakhiri pembicaraan dengan perempuan itu. Perempuan itu menggertakan giginya kesal dan berbagai kata umpatan ia keluarkan, tapi Kai tidak memperdulikannya, dan membantu Sia berjalan pergi ke arah pintu keluar cafe.
"aku akan mengantarnya pulang" ucap Kai saat melewati meja Chanyeol. Chanyeol hanya mengangguk, dan menatap Sia yang hanya melihat ke arah lantai, dalam batinnya dia merasa bersalah, seharusnya dia tidak mengabaikannya sendirian. Padahal saat di mobil dia mengatakan kalau tidak perlu mengajak Soyoung karena sudah ada dirinya.
..
Soyoung yang baru saja sampai di cafe, mencari keberadaan Sia, dia berdiri mengamati seluruh wajah orang2 yang sedang asik bercengkrama duduk di sofa, tapi dia tidak menemukannya, dari belakang seseorang menepuk bahunya.
"mencari siapa" tanyanya. Soyoung menoleh, ternyata itu kak Baekhyun yang juga kembali ke cafe.
"temanku kak" jawab Soyoung, Baekhyun hanya ber oh ria. Kemudian terlihat Chanyeol menghampiri Soyoung dan Baekhyun yang berdiri di dekat meja kasir.
"kau mau pulang?" tanya Chanyeol tiba-tiba, entah dia bertanya pada Soyoung atau Baekhyun.
"tidak kak" balas Baekhyun dengan tertawa, karena Bekhyun tau jika pertanyaan itu ditujukan kepada Soyoung.
Chanyeol hanya mengangkat satu alisnya melihat kelakuan soibnya itu."kalau begitu aku kesana dulu" lanjut Baekhyun pergi menuju ke tempat teman2nya.
"dimana Sia?" tanya Soyoung pada Chanyeol.
"dia sudah pulang" balas Chanyeol.
"dengan siapa?" tanya Soyoung lagi.
"Kai, apa kau mau pulang juga?" jawab Chanyeol. Soyoung mengangguk, tentu saja dia akan pulang untuk apa dia disini.
"mau ku antar?" tawar Chanyeol. Soyoung menggelengkan kepalanya, bukannya tidak mau tapi itu akan merepotkan seniornya, terlebih lagi acaranya dengan teman2nya belum selesai.
"terima kasih kak, sampai jumpa" ucap Soyoung. Chanyeol mengangguk, dan berjalan kembali ke teman2nya.
Soyoung berjalan ke arah halte bus, dia menaiki bus yang biasa Sia naiki, dia akan mengunjungi rumah Sia dulu sebelum dia pulang ke rumah.
..
Didalam mobil, hanya keheningan diantara mereka berdua. Sia hanya diam, tatapannya kosong, entah apa yang sedang dipikirkannya. Kai yang sedang mengemudi sesekali menoleh ke arah Sia, dia ingin bertanya pada Sia tapi jika dilihat Sia sedang tidak ingin diajak bicara. Tapi mau bagaimana lagi dia tidak ingin melihat Sia terpuruk seperti itu.
"Sia" ucapnya lirih. Sia yang merasa terpanggil menoleh ke arah pemilik suara. Kai juga menoleh kearahnya sebentar, matanya melihat mata Sia yang berbinar, ia yakin Sia sedang menahan air matanya. Dia mengurangi kecepatan mobilnya, dan kemudian memberhentikan mobilnya.
"kenapa berhenti?" tanya Sia pada Kai yang melihat ke arahnya.
"menangislah" ucap Kai yang sontak membuat Sia terkejut, dan menatap ke arah kakinya.
"aku tau kau menahan tangismu sedari tadi" ucapnya lagi.
"sekarang kau bisa menangis" lanjutnya.
"tidak" balas Sia.
"jangan berbohong padaku" ucap Kai seraya memegang wajah Sia agar dia menengadahkan wajahnya. Sia melihat seniornya menatap dirinya dengan lembut, yang membuat Sia menjadi merasa nyaman, sehingga membuatnya tidak ingin menangis lagi.
"aku tidak akan menangis senior.." ucap Sia.
"bagus kalau begitu" balas Kai yang juga bisa melihat perubahan pada tatapan Sia yang tidak berbinar seperti tadi, dengan segera ia menyalakan mesin mobilnya dan melajukannya kembali.
Sesaat kemudian Sia sampai di depan rumahnya, dari dalam mobil terlihat seseorang berdiri di depan rumahnya.
Kai menepikan mobilnya, dan memberhentikannya persis didepan orang yang berdiri itu. Sia membuka pintu mobilnya dan mendapati Soyoung yang berdiri di depan pagar rumahnya, Soyoung melihat Sia lalu menghampirinya."kau bisa berjalan?" tanya Kai yang masih khawatir dengan Sia.
"tentu, terima kasih senior" ucap Sia.
"sampai jumpa Sia" balasnya dari dalam mobil, dengan kaca yang sedikit terbuka, memperlihatkan pengemudinya. Lalu ia mulai melajukan kembali mobilnya.
Sia menatap ke arah Soyoung yang ada disebelahnya. "ada apa Soyoung?".
"kau baik2 saja?" tanyanya, Soyoung merasa bodoh telah bertanya seperti itu, padahal jelas sekali Sia sedang tidak baik2 saja saat ini, tapi bagaimana lagi dia sudah terlanjur bertanya.
"tentu, kau mau masuk dulu?" balas Sia. Soyoung yakin Sia tidak mengatakan hal yang sebenarnya.
"tidak, aku akan pulang sekarang" ucapnya.
"terima kasih Soyoung" ucap Sia dengan bibir yang sedikit tertarik ke atas.
"hmm.. sampai jumpa besok" balas Soyoung, meninggalkan Sia yang masih berdiri melihat punggungnya yang semakin tak terlihat.
ㅆ
Annyeonggg, we're back again!!
Happy reading and don't forget for vote guys, luv you :*
KAMU SEDANG MEMBACA
Lavender° [exo ff]
Fanfiction'lavender ya.. bukankah itu warna yang indah? tapi kenapa artinya berbalik dengan wujudnya? aku tidak menemukannya di buku itu padahal kurasa bukunya lengkap, apa mungkin dia menipuku? sepertinya tidak, memang apa untungnya dia menipuku. Lalu bagaim...