VIII

93 82 7
                                    

"Terserah kau ingin percaya atau tidak. Yang jelas, aku bisa melihat hal-hal diluar nalar. Tapi aku masih tidak berani memastikan apa yang akan terjadi selanjutnya. Karena ya, aku bukan seorang peramal. Melainkan hanya seorang pelajar yang kebetulan bisa melihat." Soyoung mengakhiri penjelasannya.

Sia masih menatap Soyoung yang kali ini sudah mengalihkan pandangan darinya. Ia masih sedikit percaya tak percaya pada perkataan Soyoung. "Jika auraku memang buruk, lalu bagaimana cara merubahnya menjadi baik?"

Lagi-lagi Soyoung mengedikkan bahunya. "Aku tidak tahu. Aku juga masih mencari tahu tentang itu."

Sia terlihat menghembuskan nafasnya pasrah. Karena menurutnya, Soyoung sama sekali tak memberikannya jawaban. "Baiklah, Aku tidak memaksamu untuk menjelaskan lavender padaku. Tapi aku ingin kau membantuku untuk mencari tahu bagaimana caranya mengubah aura. Karena kemarin, buku yang kubaca tidak menjelaskannya."

"Oke, aku akan membantumu. Sekarang sudah selesai bukan urusanmu denganku?" Ucap Soyoung tanpa berbasa-basi. Ia kembali melihat Sia yang duduk dihadapannya.

"Apa ada acara?"

Soyoung melihat gelasnya yang sudah hampir habis, lalu ia menggelengkan kepalanya. "Tidak."

"Kalau begitu kau bisa menungguku sebentar bukan? Kita datang bersama dan akan pulang bersama." Jawab Sia seraya tersenyum pada Soyoung.

Soyoung tak menjawabnya. Ia kembali sibuk melihat pemandangan di luar jendela. Ia masih bingung kenapa rasanya kali ini ia ingin sekali membantu Sia. Ia belum pernah seperhatian ini pada seseorang. Bahkan orang tuanya dan Baekhyun sekalipun. Ah, kenapa Soyoung jadi memikirkan Baekhyun?

Entahlah, kali ini Soyoung akan mencoba untuk membuka diri dan menuruti semua keinginan hatinya. Karena Soyoung tahu, jika Sia memang anak baik yang perlu ia bantu.

"Hei Soyoung, Kau tidak ingin pulang?" Suara Sia membuyarkan lamunan Soyoung yang sedari tadi melihat ke luar jendela. Ia melihat Sia yang sudah menenteng tasnya dan bersiap untuk pergi.

"Hm ya, ayo kita pulang." Ujar Soyoung seraya mengangguk. Kemudian ia memakai tasnya dan berdiri untuk pergi.

...

Kali ini Kai harus pulang dengan berjalan kaki bersama Chanyeol. Ya, seharusnya Kai tidak memilih untuk pulang bersama teman tingginya itu tadi. Jika sekarang mobil Chanyeol harus mogok dan menyebabkan mereka harus berjalan ke pemberhentian bus.

"Seharusnya aku pulang bersama Baekhyun saja tadi." Tukas Kai sembari berjalan beriringan dengan Chanyeol.

"Kau yang memilihku." Chanyeol pun hanya menjawab kenyataannya. Salahkan Kai yang tadi malah memilih untuk pulang bersamanya.

"Haisshh.." Kai mendengus sebal. "Benar-benar menyebalkan."

"Lagipula dimana mobilmu? Sudah dua hari ini kau tidak membawanya." Tanya Chanyeol.

Kai mengusak sebal rambutnya sendiri. "Entahlah, aku tidak ingin membicarakannya."

Chanyeol tertawa kecil. Kai memang seperti anak kecil, hanya karena sedikit masalah saja ia harus menjadi sebal seperti ini. Ya, Kai memang tipikal lelaki yang manja. Kemauannya sering terkabul karena orang tuanya terlalu memanjakan dia.

"Kau ingin minum?" Tawar Chanyeol.

"Tidak, aku ingin pulang." Kai menjawab masih dengan rasa kesal. Namun tiba-tiba, matanya menangkap seorang perempuan yang ia kenal sedang duduk di bangku cafe dekat jendela.

Tidak, sebenarnya ia tidak begitu mengenalnya. Ia baru mengenalnya tadi saat jam istirahat sekolah, itupun ia juga tidak tahu namanya.

Kai melihat perempuan itu tengah berbincang dengan perempuan lain di hadapannya. Lalu ia menyenggol sikut Chanyeol dan berkata padanya. "Tenggorokanku tiba-tiba saja haus. Ayo kutraktir minum."

Chanyeol tercengang. Temannya itu bisa berubah seratus delapan puluh derajat bahkan tidak sampai sepuluh menit. Tapi biarlah, Chanyeol tidak akan menanyakan soal ini pada Kai. Karena lebih baik, jika Kai menjadi seperti ini ketimbang harus menekuk wajahnya selama mereka berjalan berdua bersama. Lagipula, Kai juga akan mentraktirya. Ya, Chanyeol suka dengan hal 'Gratis'!

Ia melihat Kai yang sudah berjalan mendahuluinya. Kai terlihat menghampiri sebuah cafe yang berada di seberang jalan. Dengan sedikit berlari, Chanyeol menghampiri Kai dan berusaha untung mensejajarkan langkahnya.

"Kau sungguh ingin mentraktirku kan?" Ucap Chanyeol.

"Hmm." Kai mengangguk dengan wajahnya yang jauh terlihat bersinar dan bersemangat.

"Baiklah, terima kasih Kai." Tutup Chanyeol.

Mereka berdua menghampiri cafe dengan Kai yang sedari tadi bersemangat untuk segera sampai. Dan sesampainya di pintu cafe, Kai yang hendak membukanya seketika terdiam sejenak karena seseorang telah terlebih dahulu membuka pintunya.

"Ah maaf." Ujar perempuan itu sembari sedikit menunduk-nunduk.

"Sia?" Celetuk Chanyeol saat ia melihat wajah Sia kemudian bergantian melihat ke arah Soyoung yang berada di belakangnya.

Sia terdiam, lalu ia menegapkan badannya kembali dan melihat Chanyeol. Tidak ada respon apapun, dan yang terjadi adalah keheningan.

"Oh, jadi namamu Sia?" Ujar Kai berusaha untuk menghilangkan keheningan yang terjadi. Ya ampun, bahkan mereka harus berdiam-diam seperti itu di depan pintu cafe.

Soyoung yang merasa tak ingin berlama-lama bersama kedua seniornya itu pun memilih untuk pergi dan mendahului Sia yang masih diam di ambang pintu. "Permisi, aku harus pergi."

Sia menyudahi kontak matanya dengan Chanyeol, lalu pandangannya beralih pada Soyoung yang sudah berjalan beberapa langkah darinya.

"Hei! Tunggu aku Soyoung!" Teriak Sia sembari berlari melewati Kai dan Chanyeol yang masih diam mematung di depan pintu.

Kai yang melihat itu, merasa dirinya benar-benar tak dianggap. Pertama, pertanyaannya sama sekali tak direspon oleh Sia. Kedua, sedari tadi perempuan itu hanya memandang Chanyeol saja. Bahkan ketika ia bertanya pun, mata Sia sama sekali tak melihatnya.

"Astaga, aku tidak pernah melihat murid seperti itu di sekolah kita. Apa dia junior kita?" Tanya Kai sambil tetap memandang Sia yang tengah berlari mengejar Soyoung.

"Ya, dia kelas 2." Jawab Chanyeol yang juga memandang Sia. "Dan dia murid baru." Lanjutnya sembari menepuk pundak Kai dan berlalu masuk ke dalam cafe.

Kai menarik senyumnya yang entah malah terlihat seperti tokoh nakal dalam film-film. Begitu pula dengan alisnya yang naik satu saat ia mendengar Chanyeol berkata 'baru'. Ia tetap memperhatikan Sia yang sudah berlari menjauhinya, kemudian ia berkata.

"Selamat datang junior baru."



Vote Komen Juseyoooo!
Gak susah kok mencet bintang 😚

Lavender° [exo ff]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang