ㅆ
Hari ini pelajaran berlangsung cepat sekali, tak terasa sudah masuk jam makan siang. Semua siswa berbondong-bondong menuju kantin sekolah.
Soyoung masih diam di bangkunya, dia memutar badannya, sehingga menghadap ke belakanag, terlihat Sia masih diam tak bergerak dari tempatnya. Soyoung mendekati bangku Sia, dan membangunkannya yang tengah menyenderkan kepala ke dinding dengan mata tertutup.
"Sia" ucapnya lirih dengan menggoyangkan bahu Sia.
"Ada apa Soyoung?"
"kau baik-baik saja?" tanya Soyoung. Sia mengangguk.
"kau tidak makan siang?" tanya Soyoung lagi.
"mau makan bersama?" jawab Sia seraya berdiri dari bangkunya. Soyoung mengangguk setuju.
..
Mereka berjalan berdampingan, tapi tetap terasa berjalan sendiri, tak lama mereka sampai di bibir kantin, suasana di kantin sangat ramai melebihi biasanya.
"kau mau makan apa Sia?" tanya Soyoung pada Sia yang baru saja duduk di bangku favorit Soyoung di kantin.
"aku ingin ramen" balas Sia
"kau tunggu disini, aku yang akan memesan" ucap Soyoung.
kemudian Soyoung pun berjalan meninggalkan Sia sendirian untuk memesan makanan. ia menuju ke stan ramen dulu, karena stan kimbap yang biasa dia beli masih banyak yang mengantri, di stan ramen Soyoung sudah mengantri setengah baris, namun tiba-tiba seseorang menyela antrian seenaknya, entah apa yang membuatnya harus menyela antrian, yang pasti Soyoung kesal dibuatnya.
"maaf bisakah kau mengantri?" ucap Soyoung dengan menepuk pundaknya. Dia membalikkan badannya dan terlihat wajahnya tak suka dengan ucapan Soyoung barusan.
"memangnya kenapa? tidak boleh?" balasnya dengan suara yang meninggi.
"tentu" jawab Soyoung singkat.
"kau siapa melarangku menyela?!" balasnya dengan suara yang cukup keras, sehingga membuat anak-anak yang mengantri menatap ke arahnya.
"kau masih kelas dua berani dengan ku" ucapnya lagi pada Soyoung.
"kalau kau tidak mau di sela, tidak usah memesan makanan disini!" ucapnya lagi dengan nada yang lebih keras dan sengaja mendorong Soyoung sampai mundur beberapa langkah. Soyoung yang merasa telah membuatnya marah memilih untuk pergi daripada memperpanjang masalah dengan senior perempuan yang memang sangat menyebalkan itu, dan pada akhirnya ia memilih membelikan Sia kimbap juga, karena ia terlalu malas untuk mengantri lagi disana.
Soyoung kembali menemui Sia dengan membawa dua mangkuk kimbab.
"kau makan ini saja ya" ucap Soyoung sambil memberikan satu mangkuk kimbab pada Sia.
"ramennnya habis" lanjut Soyoung, sebelum Sia bertanya tentang ramennya. Mana mungkin Soyoung menceritakan kejadian aslinya pada Sia, tentu itu akan membuatnya memikirkan kejadian kemarin malam saat di cafe, karena perempuan itu sama dengan perempuan yang membuat Sia terjatuh. Choi Soo Jin. Salah satu senior yang sangat populer di sekolah, dan selalu berbuat seenaknya sendiri, meskipun begitu semua anak di sekolah tetap menyukainya, mungkin orang bodoh yang menyukainya.
"baiklah terima kasih Soyoung" balas Sia, sambil memulai memakan makanannya, begitu juga Soyoung.
"Sia, kau baik baik saja?" tanya Soyoung disela sela kegiatan makan mereka.
"tentu, kenapa kau selalu bertanya begitu?" balas Sia.
"tidak tahu, tiba tiba saja aku merasa kau sedang tidak baik saja" jawab Soyoung dengan menyumpit kimbapnya lagi.
"begitu kah? aku juga tidak tahu dengan diriku" balas Sia sambil menatap Soyoung yang baru saja memasukkan kimbap kedalam mulutnya.
Soyoung menghela napas panjang mendengar jawaban Sia. "sudahlah, tak usah dipikirkan. ayo makan saja"
Sia pun menyetujuinya dan mulai menyuapkan kimbab ke dalam mulutnya. Seperti Soyoung yang sekarang sudah lahap makan. namun tak lama Sia menangkap pandangan perempuan yang tak asing di matanya. ya, perempuan yang bertemu dengan dirinya kemarin saat Chanyeol mengundangnya untuk makan malam juga.
Sia mencoba untuk mengalihkan pandangan dan bertingkah tak ingin tahu saat mata perempuan itu ternyata menatapnya juga. ia hanya tidak ingin memancing masalah dengan perempuan itu. namun kenyataannya, keberuntungan sedang tidak berpihak pada Sia.
ia melihat bayangan perempuan itu berjalan mendekati meja yang ia duduki dengan Soyoung. Sia tetap fokus pada makanannya, ia tak ingin melihat sedikit pun ke arah perempuan itu yang berjalan bersama teman-temannya. ia hanya tidak ingin membuat masalah, karena Sia tahu jika tipikal orang seperti itu sangat sensitif dengan hal kecil.
Meskipun begitu bukan berarti menghindari masalah adalah hal yang benar jika berhadapan dengan tipikal orang yang suka cari masalah. Sia melebarkan matanya melihat kejadian di depannya, yang terjadi secara tiba-tiba dan begitu cepat tanpa disadarinya. Sia melihat baju Soyoung basah karena tumpahan kuah ramen yang terlihat sengaja ditumpahkan.
"apa yang kau lakukan!" tanya Soyoung yang terlihat kesal.
"itu peringatan untukmu karena berani mencari masalah denganku" jawabnya.
"Ck! dasar gila!" dengus Soyoung dengan segera pergi dari duduknya.
"hei dimana sopanmu?! beraninya pergi begitu saja!" teriak perempuan itu, namun pada akhirnya ia tertawa seperti tanpa ada rasa bersalah, kemudian matanya melihat ke arah Sia yang juga beranjak dari duduknya untuk segera menyusul Soyoung, tapi langkahnya di hentikan oleh perempuan itu.
"kau yang semalam kan?" tanyanya pada Sia dengan senyum remeh di wajahnya.
"ternyata dia temanmu ya?! pantas saja kelakuanmu sama dengannya!" lanjutnya. Sia tetap diam mendengarkan apa yang dia katakan walaupun sebenarnya ia ingin segera menyusul Soyoung. lagi-lagi dia tersenyum remeh pada Sia.
"kenapa diam saja sih?!" tanyanya tiba-tiba yang membuat Sia bingung. Memang kalau tidak diam Sia harus melakukan apa? percuma berbicara dengan perempuan itu yang ada malah Sia akan mendapat masalah.
"kau tidak bisa bicara ya?" tanyanya pada Sia yang masih tetap diam.
"yasudah aku pergi dulu" tutupnya. kemudian ia pergi meninggalkan Sia yang masih diam. tapi saat ia hendak pergi, tiba-tiba saja perempuan itu sedikit tersandung, dan membuat minuman yang ia bawa tumpah tepat pada rok Sia.
"ohh tidak, maafkan aku" ucapnya seraya pergi begitu saja.
Sia tidak peduli apa yang dilakukan padanya tadi itu sengaja atau tidak yang pasti sekarang bel masuk sudah berbunyi, dan dia bingung dengan roknya, karena guru jam pelajaran selanjutnya adalah guru yang disiplin dan tidak mau dengar dengan alasan murid kalau tidak memakai seragam yang telah ditentukan sekolah, dan juga meskipun diberi kesempatan mana mungkin gurunya yang tipe pemikir itu percaya dengan kejadian yang dialami Sia barusan.
biarlah. Sia tak ingin memikirkan itu dahulu, karena yang harus ia lakukan sekarang adalah mengganti seragam bawahnya yang basah. ia berjalan menuju ruang ganti dengan beberapa pandangan murid-murid yang berjalan di lorong karena hendak masuk ke kelas mereka.
mereka memandang seakan Sia terlihat seperti seseorang yang berantakan dengan rok basah yang Sia kenakan. namun tak apa, pada dasarnya Sia memang tak pernah mau pikir tentang orang lain. menjadi dirinya dan tidak melakukan seperti apa yg orang lain pikirkan saja sudah cukup bagi Sia.
tiba-tiba saja Sia melihat Soyoung yang berjalan berlawanan arah dengannya. Sia tahu Soyoung sudah mengganti seragamnya dengan seragam cadangannya yang disimpan di loker ruang ganti. sedangkan dirinya, ia baru saja masuk dan saat mendaftar ia hanya diberi masing2 satu buah seragam. sehingga ia tak punya cadangannya.
"Sia" panggil Soyoung saat mereka berpapasan. terlihat matanya melihat ke arah rok Sia yang hampir semuanya basah.
"Ada apa dengan rokmu?" Lanjutnya.
ㅆ
YOO!! Setelah sekian laamaa, baru updatee maaf yaa ~~ semogaa masih sukaa membacaa ini, jangan lupa bintangnya ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Lavender° [exo ff]
Fanfiction'lavender ya.. bukankah itu warna yang indah? tapi kenapa artinya berbalik dengan wujudnya? aku tidak menemukannya di buku itu padahal kurasa bukunya lengkap, apa mungkin dia menipuku? sepertinya tidak, memang apa untungnya dia menipuku. Lalu bagaim...