IX

92 81 21
                                    

"kau menaiki bus kan?" tanya Soyoung tiba-tiba tanpa menoleh pada Sia yang baru saja berhasil menyusul, dan mensejajarkan jalan di sampingnya.

"iya, bagaimana denganmu?" balas Sia.

"tidak, aku ada janji" jawab Soyoung.

"janji apa?, kau bilang tidak ada acara" tanya Sia.

"janji dengan hantu" balasnya santai, namun tidak dengan pendengarnya, Sia terkejut sampai dia tidak bisa mengatakan apapun, Sia memang tidak takut hantu, karena dia tidak bisa melihatnya, berbeda dengan Soyoung, dia bisa melihat bahkan berbicara dengan makhluk tak kasat mata itu, dan juga dia bahkan memiliki janji dengannya yang selalu digambarkan bahwa makhluk itu menyeramkan.

"kita berpisah disini, sampai jumpa" lanjut Soyoung sambil melambaikan tangannya sebentar pada Sia, kemudian dia berbelok dan menghilang diantara kerumunan orang-orang yang berlalu lalang.

"ah baiklah, sampai jumpa" balas Sia yang juga melambaikan tangan dan berjalan lurus ke arah halte bus.

...

Sesampainya dirumah, Sia mendapati mobil ibunya sudah terparkir di garasi, dia melirik jam tangannya yang masih menunjukkan pukul lima sore, dia berlari memasuki rumah dengan seulas senyum mengembang diwajahnya.

Namun ia tidak menemukan ibunya, dia hanya menemukan note yang ditempel pada kulkas di dapur dengan beberapa uang yang diselipkan di atasnya, dia membaca note itu, seketika sudut bibirnya tertarik ke bawah, ia mendengus kesal lalu berjalan menuju kamarnya.

Seperti biasa kegiatannya setiap sore menjelang malam, setelah mandi adalah berdiri di balkon kamarnya untuk menunggu ibunya pulang, namun kali ini Sia pergi ke ruang keluarga untuk menonton televisi, dia menghabiskan waktu satu jam untuk menonton acara televisi yang sangat tidak jelas. Karena bosan ia memutuskan untuk kembali ke kamarnya.

Sia mengambil ponselnya dan mendapati notifikasi 4 panggilan tak terjawab dari seniornya Chanyeol, beberapa menit yang lalu. Sia tidak menelponnya kembali dan memilih untuk membaca komik di ponselnya.

Saat sedang asiknya membaca tiba-tiba ada panggilan masuk dari Chanyeol lagi. Sia sangat malas untuk mengangkatnya, ia masih kesal dengan seniornya itu, tapi
mungkin saja ada suatu hal yang membuat Chanyeol terus menelponnya,
dengan terpaksa dia mengangkatnya.

"Ada apa" tanya Sia dengan nada malas.

"kenapa lama sekali mengangkatnya?" balas seseorang yang menelponnya.

"tidak dengar" jawab Sia dengan nada yang masih sama.

"benarkah? kurasa pendengaranmu sangat baik" balas Chanyeol.

"tidak sepenuhnya" jawab Sia dengan nada yang masih sama.

"kau marah padaku ya?" tanya Chanyeol.

"tidak" jawab Sia dengan nada yang masih sama.

"kau malas berbicara denganku?" tanya Chanyeol lagi.

"tidak senior. Bisakah kau katakan ada perlu apa denganku?" balas Sia yang kesal karena seniornya itu banyak sekali bertanya hal yang tidak penting.

"aku tidak akan mengatakan apa perluku, kalau kau berbohong padaku " jawab Chanyeol.

"bukankah kau yang berbohong padaku?, tentang kakimu yang terkilir" jelas Sia tanpa intonasi.

"hmm.. kau kesal karena itu, tapi kakiku sungguh terkilir" bela Chanyeol.

"benarkah? aku tidak percaya, kau bahkan tadi berjalan dengan temanmu kan?" balas Sia.

"oh astaga kau ini.. kakiku memang terkilir tapi tidak separah yang aku katakan padamu" jawabnya dengan diselingi tawa. Sia hanya mendengus kesal lagi-lagi dengan mudahnya dia dibodohi Chanyeol.

"Siaa Lee jangan marah yaa, kumohon" lanjut Chanyeol yang tidak mendengar jawaban dari juniornya itu. Sia menghela nafas panjang.

"baiklah, kau memang senior yang nakal Park Chan Yeol, yang suka membuang waktu, dan selalu bercanda" balas Sia. Chanyeol memang sangat menyebalkan baginya, meskipun begitu Sia sempat berpikir jika ingin mempunyai seorang kakak sepertinya, sungguh pemikiran yang buruk.

"hei dimana sopan mu? bisakah kau memanggilku dengan sebutan kak?" jawab Chanyeol yang kesal karena berani-berani nya junior baru itu merusak reputasinya sebagai senior populer yang selalu disegani di sekolahnya.

"tentu, saat disekolah aku akan memanggilmu kak" balas Sia disertai dengan tawanya, dia merasa senang berhasil membuat Chanyeol kesal.

"apa maksudmu diluar sekolah kau akan memanggilku Chanyeol saja?" tanyanya.

"benar sekali" jawab Sia yang masih disertai dengan tawanya.

"Baiklah, asal kau mau berkencan denganku malam ini" balas Chanyeol. Seketika tawa Sia berhenti mendengar ucapan seniornya itu. Sebenarnya ia hanya bercanda dengan ucapannya barusan.

"aku hanya bercanda senior" balas Sia.

"aku juga haha" jawab Chanyeol disertai dengan tawanya.

"dasar menyebalkan!" kata Sia. Chanyeol hanya menjawab dengan suara tawanya.

"baiklah apa perlumu?" lanjut Sia.

"ah iya aku hampir lupa, besok malam kau ada acara?" jawab Chanyeol yang sudah memberhentikan tawanya.

"sepertinya tidak" balas Sia.

"bagus, besok datanglah ke green cafe" jawab Chanyeol.

"untuk apa?" balas Sia.

"makan malam" kata Chanyeol.

"tidak mau kalau harus denganmu" canda Sia.

"apa?! astaga kau ini! tentu saja bukan denganku!" balas Chanyeol dengan nada kesal karena ulah juniornya itu.

"lalu dengan siapa?" tanya Sia.

"dengan teman-teman ku, aku mengundangmu di acaraku" jawabnya.

"kau gila! aku tidak mau!" balas Sia.

"kau harus mau" paksa Chanyeol.

"aku tidak mau, lagipula aku tidak tahu dimana green cafe" balas Sia.

"sungguh? kau tidak tahu? itu salah satu cafe terkenal di seoul" kata Chanyeol.

"tidak tau, dan tidak mau tau" jawab Sia.

"itu urusan mudah aku bisa memberi tumpangan untukmu" balas Chanyeol.

"tapi aku tidak mau datang, aku tidak mengenal teman-temanmu, dan juga aku adalah juniormu" jelas Sia panjang lebar dan berharap agar Chanyeol mendukung alasannya. Namun ekspetasi tak seindah realita.

"kau harus mau, apa pun yang terjadi. aku akan menjemputmu besok, jadi tenang saja. kututup ya selamat malam" tutup Chanyeol seraya mematikan panggilannya dengan Sia.

Sia yang masih ingin memberikan alasan lain supaya bisa tidak datang ke acaranya, mencoba berkali-kali menelpon Chanyeol, tapi percuma sepertinya ia sengaja tidak mengangkat telponnya. Akhirnya dia mengirimkan pesan pada Chanyeol, tanpa menunggu lama dia mendapat balasan dari Chanyeol. Seniornya itu benar-benar menyebalkan bisa-bisa nya dia membalas pesan tapi tidak bisa mengangkat panggilannya.

Pesannya hanya berisi,
"Aku tidak menerima penolakan Sia Lee".

Sia jadi bingung untuk datang atau tidak, karena dia sangat malas untuk datang karena itu membuang waktu, apalagi harus bertemu dengan teman-teman Chanyeol, yang mungkin saja teman-teman nya sama menyebalkan seperti dia, tapi di satu sisi dia juga ingin pergi karena di rumah dia hanya sendirian, ibunya pergi luar kota selama satu minggu, dia membutuhkan seseorang saat ini, tentu saja Sia akan kesepian dirumah.

Sia membaringkan tubuhnya di tempat tidur sambil menerawang langit-langit kamarnya dan berpikir tentang apa yang akan di pilihnya, hingga dia tertidur nyenyak sebelum berhasil menentukan pilihannya.


Voment ya readers yang baik :"
jangan jadi silent readers, sakitnya tuh disini 😣

Lavender° [exo ff]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang