Keesokan harinya...
Ting... Tung...
Aku mendengar suara dari pintu, ada seseorang yang memencet tombol.
Aku segera turun dari kamarku sambil melihat jam, sekarang jam 10 pagi. Aku berpikir dalam hati"apakah seseorang ini yang akan mengontrak di rumah sebelah? "tanyaku dalam hati.
Dan kubuka pintu perlahan,
ternyata ada seorang pria yang tampan sedang membawa koper di depanku."Permisi, apakah ini rumah kontrakan yang dimaksud oleh nona Veve? "tanyanya.
Aku menjawab dengan gugup
"i-iya ini adalah rumah yang anda maksud".Silakan masuk.
Aku pergi ke dapur dan membuat teh untuknya. Kita pun saling mengobrol dan berkenalan. Akhirnya, aku pun memberanikan diri untuk mengenalkan namaku."Hai, namaku Sabyan Gambus".
"Oiya, hai juga namaku Danis Danial".
Entah kenapa tanganku gemetar saat berkenalan dengannya, dan kami saling tatap tatapan sudah lama. Dan tiba tiba terdengar suara deheman seorang wanita.
"Ehemmm"itu adalah suara Veve yang mengagetkanku dengan Danis."Ciee, ada yang lagi tatap tatapan nih? "gombal Veve, sampai membuat pipiku memerah, dan Danis hanya tersenyum kecil.
"Apa apaan sih?! "aku langsung berlari ke dapur sambil memegang pipiku yang memerah.
Dibalik tirai dapur, aku mengintip mereka berdua sedang asyik berbicara sambil bercanda. Mereka kelihatan sangat akrab seperti sudah lama kenal.
Aku pun mengabaikan mereka yang tengah asyik berbicara, sambil memainkan handpone ku, lama lama aku merasa bosan, karena tidak ada yang mengajakku bicara ataupun main. Jadi aku putuskan untuk keluar dari dapur dan ikut berbicara dengan mereka.
Tapi, yang kulihat hanyalah Danis yang sedang main hpnya. Aku masih gugup untuk mengajak bicara. Dan akhirnya Danis melihatku sedang berdiri di dinding sambil melamun, aku sadar setelah Danis memanggilku untuk menemaninya.
"kamu kok cantik sih! "rayuan Danis membuat wajahku memerah.
"ah, biasa aja"jawabku
"tapi, benerlo kalo kamu hari ini bener bener cantik"senyumnya sambil terus menggodaku.
Akhirnya, aku memutuskan
untuk memberitahu kamarnya."Dan, ini kamarmu udah disiapin tuh"kataku.
"oh, iya makasih ya sabyan"
"iyah sama sama"
"pasti yang nyiapin kamar buat aku pasti kamu kan!? "godanya sambil tersenyum.
"kok dia tau aku yang nyiapin kamarnya"batinku.
"emmm... bukann bukan aku kok"balasku sambil tersenyum kecil.
Danis tersenyum ke arahku dan mencubit pipiku ini.
"aahhhuuw sakit Danis"
bentakku.Tapi dia menghiraukanku dan berkata"iyah aku hanya gak sengaja doang kok, soalnya pipi kamu tembem sih".
Aku kembali gemetar dan tersenyum kecil. Gak nyangka kalo kita baru kenal udh seakrab ini. Batinku.
Oiya... Aku minta nomor hp kamu?!,kata Danis
Buat apa? Tanyaku
Buat ngerjain kamu terus...
Jawabnya membuatku kesal.Iihhh! Apa apaan sih kamu, emangnya kamu cuma minta nomor hp aku ajah?,tanyaku
Ya enggak lah, gue juga mau minta nomor temen temen elo semua! Jawab Danis sambil tersenyum menertawakanku.
Aku jadi malu dengan perkataan ku tadi dan mulai ke ge-eran sendiri.
Aahhh udah dehh! Gue ngantuk mau tidur, kataku sambil mengusap mataku.
Iyah, tidur aja aku nggak ngelarang kok, dasar bayi gede gini gini aja udh tidur, ini kan masih siang, ucapnya sambil meledekku.
Apa lho bilang gue BAYI GEDE terserahh apa kata lho! Gue ngantuk mau tidur. Bye...
Bye... Juga cantik.
Aku kembali ke kamarku sambil membantingkan tubuhku ke kasur.
***
Hai guys.
Ceritanya bagus nggak?
Aku sih masih mikir buat bikin ceritanya!Aku minta dukungan
Semangatnya yahh dari
Kalian.Bye....❤
Next...