Aku pergi dari pesta itu ke kamarku dengan perasaan marah di dalam hatiku dan mengunci pintunya rapat rapat. Sambil mematikan lampu kamarku yang menyala, akhirnya, kamarku gelap gulita, hanya ada penerangan dari cahaya bulan.
Entah kenapa setiap kali aku melihat Sabyan dengan Danis, aku selalu cemburu, kesal, dan marah di dalam hati ku.
Mereka selalu memancing amarahku. Aku tidak bisa menyembunyikan perasaanku lagi. Yaahh, memang aku tidak punya perasaan ke Sabyan dulu, tapi sekarang aku punya perasaan ke dia.
Perasaan itu adalah cinta....Aku menangis dalam kegelapan, dan aku baru menyadari kalau aku punya rasa cinta ke Sabyan sahabat gue. Emang banyak orang yang bilang kalau sahabatan dengan lawan jenis, pasti salah satu dari mereka ada yang merasakan jatuh cinta.
Dan aku merasakannya,saat Danis dan Sabyan berdansa di sana, aku merasa hatiku terbakar, mataku tidak kuat melihat mereka bermesraan disana.Sudah kuduga kalau aku cinta sama sahabat gue sendiri.
Karena, gue selama ini cemburu terus setiap melihat sahabat gue didekati oleh Danis.*****
Tak lama kemudian....
Ada yang mengetuk pintu kamar Syakir.
Tok tok tok....
Syakir tidak menjawab, dia hanya diam saja. Dia tidak tau kalau yang mengetuk pintu itu adalah Sabyan.
"Syakir!? ",teriakku di balik pintu kamar Syakir.
"Kamu gak apa apa kan di dalam?, kamu lagi ngapain? ",tanyaku dengan khawatir.
Tetapi, Syakir tetap tidak menjawabnya.
"Oke!, kalau kamu tidak membukakan pintunya, maka aku tidak akan mau berbicara denganmu lagi!!, bentakku sambil membuat Syakir takut. Dan akhirnya Syakir membuka pintunya dengan perlahan.
"Sabyan?? ".suaranya yang kecil sambil meneteskan air mata nya.
"Syakir?!, ada apa denganmu?, kamu kenapa?! ",tanyaku dengan khawatir.
Pasti Syakir marah karena aku dan Danis sedang berdansa sedangkan dia hanya diam saja sambil menatap kami berdua, batinku.
Aku tak perlu basa basi langsung saja aku memeluknya dengan pelukan hangat disertai pelukan kasih sayang untuk sahabatku yang tengah bersedih.
Syakir diam saja dalam pelukanku, tak lama Syakir membalas pelukanku itu. Aku berhasil membuat nya tenang, dan kuharap dia memaafkan ku. Kami berpelukan sudah lama sekali dan kami melepaskannya.
"kamu sudah lebih baik sekarang? ",tanyaku.
"iya... Aku sudah lebih baik, makasih ya kamu udah meluk aku".
"iya sama sama",balasku.
"Sabyan, seharusnya kau tau, kalau aku saat ini punya rasa sama kamu, harusnya kamu peka",batin Syakir.
Tapi, aku tetap diam saja dan mengusap air matanya dari pipinya.
Aku tidak merasakan apapun sejak aku dekat dengan Syakir, rasanya biasa saja. Aku tidak tau kalau dia punya perasaan ke aku.
***
Sabyan kok gak
Peka sih sama
Perasaannya Syakir?! 😠
Vote and coment.Lanjut
......