3. Fakta

322 25 1
                                    

8.40 pm.

Nk dan Ari sekarang berada di taman dekat kompleks rumah Nk, seperti yang mereka berdua janjikan kemarin. Bahwa Nk akan melanjutkan ceritanya yang kemarin sempat terpotong oleh Bundanya, katanya omanya ingin ketemu, kangen katanya.

Hening. Itulah yang terjadi di antara dua insan ini saat ini.

"Nam?"

Nk menoleh ke arah ari sembari mengangkat satu alisnya, mewakili mulutnya untuk bertanya "apa".

"Kemarin lo kenapa nangis?"

Nk tidak menjawab. Nk lebih memilih melanjutkan ceritanya terlebih dahulu.

"Gue lanjutin cerita gue dulu." Jawab Nk datar.

Ari mengangguk mantap, dia sudah tidak sabar untuk mendengar fakta yang sebenarnya.

Nk menarik napasnya dalam-dalam dan menghembuskannya kasar.

"Setelah Bella udah bisa menerima nya, gue sama ayah pergi ke USA seminggu sesudah itu. Bunda sama Bella ikut nganterin gue sama Ayah ke bandara."

Nk terkekeh garing. Lalu melanjutkan ceritanya.

"Pas udah sampe bandara, tiba-tiba Bella nangis kayak anak kecil. Dia meluk-meluk gue, terus nasihatin gue katanya: disana jangan nakal yah, turutin apa kata ayah. Jangan lupa sama gue, kalau pulang bawa bule ya. Kasian ni bubu lo jomblo nya kelamaan. Sering-sering ya ngabarin gue. Kalau dapat doi bule cerita sama gue yah, berani nggak gue gantong lo Nam di pohon toge. Dan masih banyak lagi"

Nk terkekeh saat mengingat wajah Bella yang menasihatinya dulu.
Ari juga ikut tekekeh.

"Dia nggak berubah ya Nam, pas udah pacaran sama gue juga kayak gitu. Nggak bisa diem anaknya, petakilan kayak anak kecil. Tapi itu yang buat gue makin sayang sama dia."

"Iya Ri, Bella emang gitu anaknya. Dia kayak punya keunikan tersendiri."

Ari tersenyum sambil mengangguk mantap.

Nk pun kembali bercerita.

"Selama gue di USA, kita terus kontak-kontakan. Dan setiap malam minggu kita skype-an, itu jadi kegiatan kita berdua setiap malming. Kalau lagi skype-an dia sering ceritain lo ke gue.
Dia juga sering muji-muji lo, dia bilang lo ganteng, keren, baik, pintar, katanya mendekati sempurna."

Ari tertawa, sekarang dia tau alasan Bella selalu menolak kalau di ajak jalan-jalan bersamanya di malam minggu, kekasihnya juga ternyata diam-diam mengakui kegantengannya walaupun tidak secara langsung, Bella memang begitu dia malu untuk memuji nya secara langsung.

"Kita terus kontak-kontakan, sampai pas 2 bulan lagi kita UAS kita udah lost kontak. Gue nggak tau kenapa, nomor Bella udah nggak aktif setiap kali gue nelpon, gue berusaha berfikir positif tapi hati gue kayak berasa ada yang janggal. Selama itu gue cuma nelpon sama bunda, setiap kali gue nanyain Bella, bunda selalu bilang kalau Bella lagi sibuk belajar buat UAS. Di situ gue coba paham dengan kemauan Bella untuk fokus belajar. Toh itu untuk kebaikan Bella juga. Mulai dari situ juga kegiatan kita untuk vidio call-an setiap malming udah nggak ada lagi. Nggak ada yang nemenin gue lagi dengan cerita konyol dan lucu."

Benteng pertahanan Nk runtuh. Nk menangis, air mata mengalir bebas di pipinya. Namun Nk terus bercerita dengan Ari yang setia mendengarnya dengan raut wajah penuh kebingungan.

"Sampai pada akhirnya gue selesai UAS dan kembali ke Indonesia untuk sekolah disini bersama Bella bubu gue. Namun pas sampai Bandara sama Ayah, Ayah malah bawa gue ke sebuah Rumah Sakit. Gue bingung, tapi gue coba pikir positif aja. Mungkin asam urat oma kambuh, jadi mau di rawat dulu. Tapi ternyata semua pemikiran gue salah."

WOUND HEALER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang