"Iya aku tunggu di taman ya."
Ari segera bergegas menuju motornya setelah menerima telpon dari Bella bahwa ia ingin bertemu dengan Ari. Entah kenapa dia seperti menjadi lebih manja pada malam ini.
Ari melajukan motornya, membela gedung-gedung pencakar langit kota Bandung. Tidak lupa Ari membeli beberapa coklat pesanan sang kekasih. Lalu bergegas ke toko boneka, tidak itu bukan pesanan Bella melainkan kemauan Ari sendiri, ya sekedar membuat senang kekasihnya.
Sekitar 5 menit kemudian Ari sampai di taman di dekat kompleks rumah Bella, ternyata Bella sudah menunggu di kursi yang ada di taman itu."Lama ya nunggunya?" Kata Ari.
"Eh, Ari ternyata. Kaget tau. Gimana sih bukannya ngucapin salam dulu kek apa kek. Ini mala langsung nyelonong kayak pocong."
Ari yang gemas mengacak rambut Bella. "Iya iya maaf. Tadi lupa ngucapin salam dulu."
Bela mengerucutkan bibirnya. "Nggak asik ah, pokoknya aku ngambek titik!"
Ari tertawa. "Ngambek kok bilang-bilang."
Bella menoleh ke arah Ari serta melipatkan tangannya di atas dada tak lupa pula dengan bibir yang masih mengerucut. "Bodoh."
Alih-alih meminta maaf, Ari malah ketawa sambil menggelengkan kepalanya. Entahlah malam ini Bella terlihat begitu manja dan bawel.
"Ihh, kesel aku sama kamu. Bukannya minta maaf malah ketawa." Protes Bella lalu membalikan badannya membelakangi Ari.
"Udah ah, lucu tauk. Kamu kenapa sih?"
Bella menoleh. "Kenapa apanya?"
"Kamu aneh. Kok manja banget sih sekarang?" Kata Ari tersenyum geli.
"Emang salah ya?" Tanya Bella dengan raut wajah muram.
Ari tersenyum manis. "Nggak lah, malahan aku senang sekarang pacar aku udah nggak malu-malu lagi."
"Ih, apaan sih Ri." Kata Bella sambil menyiku perut pacarnya itu.
"Ri, kalau misalnya aku bakalan pergi jauh, kamu bersedia nungguin aku?" Tanya Bella dengan raut wajah serius.
"Iyalah, lagian kamu pasti nggak bakalan pergi jauh kok. Buat apa kamu berlayar jauh-jauh kalau pelabuhan kapal kamu nya aku." Kata Ari sok puitis.
"Ih, aku serius. Gimana sih. Bencanda melulu kamu mah." Rengek Bella.
"Aku juga serius Bell." Timpal Ari.
Bella mengangguk dan memeluk Ari."Terus pesanan aku mana?" Tanya Bella dengan satu alis diangkat keatas.
Ari tersenyum. "Aman tuan putri, semuanya ada kok. Malahan ni ada bonusnya juga dari pangeran." Ari memberi beberapa coklat dan bunga yang dibelinya tadi.
"Apaan sih, alay banget deh." Kata Bella tersenyum jail.
Dan masih banyak lagi yang mereka lakukan malam itu. Bercerita sampai lupa waktu, tertawa bersama. Dan pada intinya mereka bahagia.
Bella sangat manja malam ini. Tapi melihat senyum yang tergambar di raut wajah cantik itu membuat hati Ari menghangat. Namun tanpa Ari sadari ternyata itu adalah malam terakhir Ari melihat senyum manis itu. Ternyata malam itu adalah malam terakhir ia melihat lekuk dan gambaran wajah gadis itu.
Kembali ke realita saat ini, gadisnya pergi. Sangat jauh, bahkan tak akan kembali. Kalau dulu Ari berangan-angan gadisnya akan kembali, tapi untuk saat ini dunia seakan mengujinya dengan kenyataan yang begitu menyayat hati. Ia seakan menjadi manusia paling menyedihkan di dunia, Ari tak pernah merasa sehampa seperti sekarang ini seumur hidupnya. Ari merasa seakan sebagian dari dirinya mati bahkan organ tubuh yang menopangnya saat ini tiba-tiba terasa kaku. Layaknya orang cacat selazimnya. Masa-masa bersama gadisnya itu kini hanya tinggal kenangan yang terputar jelas seperti roll film dalam memorinya. Dan sekarang hanya satu kata yang dapat menggambarkan situasi hatinya saat ini yaitu HANCUR!
Ari menangis bersama derainya hujan yang turun malam itu, terdengar pilu dan begitu menyedihkan. Seperti ratapan yang tak kunjung henti. Mungkin dengan menangis seperti saat ini dapat mewakili mulutnya untuk menyampaikan tentang rasa rindu yang tak pernah berujung. Ya, memang benar kata orang, rindu itu memang curang. Selalu bertambah tanpa mau tau bagaimana ia harus berkurang.
Antara rindu dan hancur yang saat ini Ari rasakan. Dunianya seakan berhenti berputar untuk mengisi hari-hari yang akan dilalui dalam hidupnya. Andaikan gadisnya di belahan bumi lain maka pada saat itu juga Ari rela untuk mencarinya. Namun sayang, fakta berbanding terbalik dengan ilusi. Gadisnya bukan hanya berada di belahan bumi lain tapi lebih jauh dari apa yang ada dalam pikirannya. Tak akan kembali walaupun hanya sebentar, sekedar untuk melepas rindu yang tak pernah pudar. Dunia memang sedang mengujinya saat ini.
Ari tak tau apa yang akan terjadi di hari-hari kedepan dalam hidupnya. Entahlah mungkin kebahagiaan atau malah sebaliknya, membungkus diri dalam lara yang berujung pilu. Yang setia tinggal dalam relung hati, tanpa mau beranjak untuk pergi, melihat dunia luar atau mencari tempat perteduhan yang sebenarnya.
- Kamu itu kayak angin, susah buat di genggam. Tapi sekalinya aku dapet, percaya aja bakalan susah buat aku lepasin- Ari.
***
Hallo, saya kambek...
Masih ada yg kangen cerita gaje ini nggak?Sory, baru bisa di lanjutin.
Vote and comentnya ya please🍻
Flores, 24 November 2018❤
KAMU SEDANG MEMBACA
WOUND HEALER
NezařaditelnéKisah tentang Ari yang patah hati dan terluka. Tentang Nk yang berusaha kuat meski sebenarnya sangat rapuh. Tentang masalah dan konflik dalam hidup. Tentang makna dan arti persahabatan. Apakah Nk menjadi penyembuh luka atau penambah luka untuk Ari? ...