7. Cry Day

246 21 3
                                    

Deg!!

Benar dugaan Nk pertanyaan ini pasti menjadi pertanyaan pertama yang akan Rasyifa tanyakan. Dan pertanyaan ini adalah pertanyaan yang paling susah untuk Nk jawab. Ia bingung harus menjawab apa.

"Kita ke rooftop aja, sekalian manggil Zacky sama Zidny." ucap Ari datar.

Semua mengangguk setuju. Lalu mengikuti Ari dari belakang menuju rooftop. Sedangkan Azka menuju kelas sebelah untuk memanggil Zacky dan Zidny.

Sekarang semua mereka lengkap. Mereka semua duduk di kursi tua yang tersedia di rooftop. Saat ini tidak ada yang berbicara, sampai Ari bersuara duluan memecah keheningan di antara mereka.

"Sekarang lo boleh cerita Nam."

Nk menarik napas dalam dan menghebuskannya kasar.

"Iya Nam, buruan. Bella mana?" Ucap Rasyifa tak sabar.

Nk memejamkan matanya, lagi-lagi air matanya jatuh. Sekarang ia kembali membayangkan kejadian yang telah menimpah saudari kembarnya Bella. Semua mereka di buat bingung olehnya. "Bella udah nggak ada Cip." Hanya kalimat itu yang bisa Nk ucapkan saat ini. Lidahnya terasa keluh untuk berbicara.

Semua membulatkan mata tak percaya. Apa maksud Nk yang bilang kalau Bella sudah tiada. Bahkan Ari sudah meneteskan air matanya lagi sekarang.

"Lo bohong kan Nam?" Timpal Rasyifa dengan air mata yang sudah mengalir mulus di pipinya.

"Iya Nam, bilang ke kita kalau lo bohong kan" sambung Aisyah tak percaya.

Nk hanya menunduk lemah sambil menggelengkan kepalanya tanda bahwa ia tak berbohong.

"Ri, yang Nk omongin bohongkan Ri. Bella ngga mungkin ninggalin kita kan?" Ucap Zidny tak percaya.

"Jawab Ri!" Ucap Zacky sedikit meninggikan suaranya.

Ari menghapus air matanya dan memijat pelipisnya. "Semua yang di katakan Nk itu benar, Bella udah pergi sekarang. Bella udah bahagia di surga."

Dan sekarang rooftop ini adalah saksi dari isakan pilu sahabat-sahabat Bella. Semuanya menangis, tak percaya bahwa Bella sudah tiada lagi. Bagaimana mungkin Bella meninggalkan mereka secepat ini.

Nk mulai menenangkan hatinya saat ini. Lalu berbicara lagi.

"Bella mengidap penyakit kanker otak stadium akhir. Bahkan saat itupun aku nggak tau kalau dia sakit separah itu". Lagi-lagi air mata Nk jatuh dengan bebasnya. Tak bisa di pungkiri ia sangat merindukan sosok Bella kembarannya itu. Rasyifa yang merasa iba langsung memeluk Nk, lalu di ikuti Aisyah dan Zidny.

"Lo yang sabar ya Nam" ucap Aisyah.
Nk hanya mengangguk lemah. Setelah puas berpelukan, mereka pun mulai menenangkan diri mereka masing-masing.

"Nam, lo bisa bawa kita ke makam Bella?" Ucap Azka.

"Boleh, tapi pas pulang sekolah dulu ya."
Semua mengangguk setuju.

●♡●

Sekarang Nk dan lainnya berada di depan makam Bella yang tidak jauh dari rumah Nk. Tempat pemakaman umum itu sekarang dipenuhi isak tangis dari sahabat-sahabat Bella. Mereka semua syok melihat Bella yang memang benar-benar sudah tiada. Bahkan karangan bunga yang menghiasi tempat peristirahatan Bella sudah mulai layu.

Mereka membersihkan makam Bella lalu menggantinya dengan karangan bunga yang baru yang mereka beli sepulang sekolah.

"Bell, kok lo tega banget sih Bell. Lo bahkan nggak ngasih tau gue kalau lo sakit." Keluh Rasyifa.

"Udah Cip, yang sabar ya. Kita doa aja buat Bella. Biar dia tenang disana." Ucap Aisyah.

Rasyifa mengangguk lemah. Azka yang kasihan dengan kekasihnya itu mendekap Rasyifa dalam pelukannya dan berusaha menenangkan kekasihnya itu.

Jangan tanyakan soal Ari saat ini. Sekarang benteng pertahanan Ari runtuh. Sedari tadi Ari sudah mati-matian menahan rasa sakit yang memenuhi hatinya. Tangis Ari pecah dan berteriak frustasi. Teman-teman Ari yang melihat Ari juga ikut menangis lagi. Isak tangis kembali memenuhi tempat pemakaman ini.

Ari bangkit lalu pergi sambil berlari tak tentuh arah. Ari tak tahan lagi berada di sini, ia tidak tega melihat Bella dalam kondisi seperti ini. Dia tidak bisa membayangkan Bella yang berjuang melawan gelap di bawah sana. Bella memang sangat takut dengan kegelapan. Sedangkan sahabat-sahabat nya bingung harus melakukan apa.

"Nam, tolong kejar Ari ya. Cuma lo yang bisa bikin dia tenang sekarang." Kata Zacky.

Nk mengangguk lalu berlari mengejar Ari. Ternyata Ari berlari menuju taman dekat kompleks rumah Nk dan duduk di kursi taman sambil menangis. Tempat ini adalah tempat dimana begitu banyak kenangan yang terjadi antara Ari dan Bella.

Nk duduk di samping Ari. "Ri, lo yang sabar ya. Jangan terus-terusan kayak gini. Ikhlasin Bella ya Ri."

Ari menatap Nk lalu memeluknya. Nk tertegun dengan pelukan Ari yang tiba-tiba.

"Biarin kayak gini dulu Nam."

Nk hanya bisa mengangguk dalam dekapan Ari. Satu hal yang Ari rasakan saat ini. Ada sedikit kenyamanan yang merasuk kedalam hatinya sekarang. Ia merasa seperti sedang memeluk Bella. Dan sekarang Nk lagi-lagi menitihkan air matanya.

"Lo seharusnya nggak usah sok kuat Nam, gue tau lo yang paling ngerasain sakit hati sekarang, gue tau lo yang paling ngerasain kehilangan sekarang. Tapi kenapa lo masih tetap harus berusaha tegar si Nam?".

"Nggak ada pilihan lain Ri. Memang sekarang gue yang paling terpukul. Tapi apa boleh buat, ini takdir Ri. Gue nggak mau Bella sedih gara-gara liat gue kayak gini terus. Gue harus bisa ngikhlasin Bella."

"Lo saudari yang baik Nam. Gue salut sama lo"

Nk melepaskan pelukannya. Nk tersenyum. "Kalau gue bisa ngikhlasin Bella lo nya kapan?"

"Semua butuh proses Nam"

"Iya gue tau. Sekarang lo tenangin diri lo dulu."
Ari tersenyum tulus.

"Dicariin padahal mojok disini" cerocos Azka yang baru datang bersama yang lainnya.

"Mojok pala lu peyang Ka" kata Ari.

Seketika semuanya tertawa.

"Oiya udah sore ni, kita balik yuk" timpal Rasyifa.

"Yaudah yuk" jawab semuanya kompak.

-Yang mampu meredahkan rasa sakit sekarang adalah mencoba merelakan dengan tulus hati dan berpasrah pada yang Maha Kuasa-Nk

***

Hallo, author balik lagi dengan cerita gajeee iniiiiii.....

Gk panjang-panjang deh, cmn pen bilang...........

Vote and comentnya please😴

Flores, 20 Desember 2018❤

WOUND HEALER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang