Heaven

507 44 5
                                    

Playlist for this chapter :

EXO - Heaven

-TzuMin-


Hallo bidadariku, kau seperti lukisan..
Ketika aku melihat langit, aku bisa melihatmu...


Cantik. Satu kata yang mewakili sosok Tzuyu.

Ia wanita tercantik yang pernah Mingyu kenal selama 23 tahun hidupnya. Rambut panjangnya, mata bulatnya, bibir tipisnya, hidung bangirnya, senyum manisnya, semua terasa tak nyata untuk Mingyu. Terlalu cantik hingga rasanya Mingyu tengah melihat lukisan terindah dari pelukis terkenal. Tuhan pasti sedang tersenyum ketika menciptakan Tzuyu, terbukti dari parasnya yang luar biasa cantik dan bisa membuat Mingyu tak bosan menatapnya.

"Kenapa menatapku seperti itu, Mingyu-ya?"

Tzuyu bertanya, namun Mingyu seperti enggan untuk menjawab. Ia masih betah melihat betapa sempurnanya lengkungan senyum milik kekasih hatinya itu. Padahal ia sudah terlampau sering melihat bagaimana paras Tzuyu secara dekat.

"Mingyu? Kenapa, sih? Apa ada yang aneh dengan wajahku?" Wanita itu kembali bertanya. Masih dengan senyuman tetapi ada kerutan tipis di dahi mulusnya.

Mingyu mengangkat tangan kanannya dan membenarkan rambut Tzuyu yang sedikit berantakan karena angin. Mingyu tak marah pada angin yang sudah membuat rambut selembut sutra itu harus berantakan. Toh, Tzuyu masih terlihat cantik; secantik bidadari.

"Tidak, hanya saja aku terlalu mengagumi kecantikan mu, Sayang.."


Lampu jalanan padam dan bulan menghilang, tapi masih terasa terang..
Itu karena bintang yang jatuh dari langit itu adalah dirimu..



Sekarang itu malam, dan Mingyu mengajak Tzuyu untuk bersepeda di dekat sungai Han. Setelah tadi sempat duduk di sebuah kursi untuk menikmati angin, sekarang adalah waktu untuk mereka melawan angin itu menggunakan sepeda.

Tzuyu membawa sebuah sepeda berwarna putih yang sering ia gunakan untuk pergi ke sekitar rumah, entah ke warung grosir ataupun sekedar berkeliling taman kota. Udara di musim semi ini cukup bersahabat, membuat Tzuyu tak keberatan harus berada diluar menikmatinya.
Sedangkan Mingyu, ia hanya ingin bersama Tzuyu. Sehari tak bertemu bidadarinya membuat Mingyu jadi gelisah sendiri. Pada akhirnya ia mengajak kekasihnya untuk bersepeda bersama.

Lampu jalan yang biasa menerangi disekitar sungai Han terlihat agak meredup. Mungkin belum ada yang mengganti bohlam, pikir Tzuyu. Ia sudah menyalakan lampu sorotnya untuk memudahkan melihat jalan. Semula, ia beranggapan akan bersepeda dengan nyaman, hingga ia melihat kekasihnya tertinggal dibelakang sana tanpa menyalakan lampu.

Tzuyu segera menghentikan laju sepedanya dan menatap aneh kearah Mingyu. Ia mengetahui jika sepeda Mingyu memiliki lampu juga. Kenapa ia tidak nyalakan? Dibelakang sama terlihat lebih gelap dibandingkan didepan, bagaimana bisa Mingyu menjalankan sepedanya tanpa takut terjatuh?

"Nyalakan lampunya, kau bisa jatuh" tegur Tzuyu.

Tetapi Mingyu malah tersenyum manis dan menggeleng, "aku sudah memiliki penerangan, kok" ungkapnya ceria.

Ice Cream  [ Tzuyu x Mingyu ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang