Eight

107 19 0
                                    

AUTHOR POV

"Lo kenapa Ra?" Tanya Ara pada dirinya sendiri di depan cermin toilet kafe.

             Ara sudah 3 kali membasuh wajah dan bibirnya. Tapi, masih saja pipinya terasa panas dan memerah. Bibirnya ia basuh karena banyak noda bekas cup cake.

"Ra!! Lo kenapa sih?! Lo gak lagi gila kan?!" Ara kesa, ia terus bertanya dengan nada tinggi di depan cermin. Yang ia tujukan untuk dirinya sendiri.

"Mba, bisa gak jangan teriak-teriak di toilet!" Ucap seorang cleaning service di cafe itu.

"Oh iya, maaf." Ucap Ara yang kemudian ia keluar dari toilet dengan perasaan malu.

Huh! Sial emang gue hari ini,-Ara.

           Ara berjalan menuju mejanya, di sana ia melihat Angga sedang membaca salah satu buku yang ia beli. Buku tebal dengan harga mahal. Bukannya Ara tak sanggup membelinya, tapi Ara teralu hemat untuk membuang uangnya demi buku yang dipakai sekali itu.

"Lo gak makan cup cakenya?" Tanya Ara, ia melihat cup cake dan smoothie jus Angga masih utuh.

          Tanpa menjawab Ara, Angga langsung mencoba sedikit cup cake itu menggunakan sendok.

"Gitu dong, dimakan. Jangan lupa tuh, minum juga." Ucap Ara.

           Angga tak menjawabnya, ia menyudahi makannya dan mencoba meminum smoothie jus dengan susu yang banyak itu. Angga mencium hal yang tidak beres dalam minumannya. Ada yang aneh, perasaan Angga tidak enak.

"Ini aman?" Tanya Angga sebelum meminum minumannya.

"Iyalah!! Gak mungkinkan ada racunnya? Minum aja kali!" Jawab Ara kesal.

           Angga menatap datar Ara, kemudian ia mencoba meminum minuman itu. Seteguk, lolos masuk melewati tenggorokkanya. Dua teguk, minuman itu aman. Angga memutuskan hingga empat tegukkan dan tak terjadi apa-apa.

"Enakkan? Makanya jangan su'udzon lo," Ucap Ara.

"Hm," Balas Angga tak berminat.

"Ya udah kita mulai belajar, lo ajarin gue sastra dulu." Ucap Ara.

           Angga menulis dalam sebuah kertas, beberapa materi dan soal untuk dikerjakan oleh Ara. Materi yang tertinggal akibat penyakit tifus yang Ara derita 1 bulan yang lalu. Dan harus dirawat di rumah sakit.

"Lo nulis apa?" Tanya Ara.

"Soal," Jawab Angga masih fokus menulis.

"Kalo gitu, gue juga kasih lo soal deh. MTK kan ya?" Balas Ara antusias.

"Hm," Jawab Angga datar.

          Saat Ara sedang fokus menulis soal untuk Angga, tiba-tiba meja mereka bergetar. Itu kaki Angga yang bergetar entah kenapa.

"Lo kenapa sih?! Diem coba!" Rutuk Ara kesal.

          Mendengar itu dari Ara, Angga sontak diam. Namun, beberapa menit kemudian meja kembali bergetar. Ara kembali terusik. Ia menjadi emosi. Para pengunjung kafe yang lain terlihat terusik dengan suara Ara.

"Ihhhhh!! Lo tuh apaan sih?!" Ara kesal.

             Namun, kekesalannya itu berubah menjadi keheranan. Sebab pasalnya Angga tak lagi menulis melainkan menunduk sambil gemetaran.

"Angga? Lo kenapa?" Tanya Ara bingung.

            Angga tak merespon, Angga masih menunduk dan bergetar. Melihat itu Ara menjadi takut dan bingung. Ada apa dengan Angga.

ANGGARA : Angga & AraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang