Twenty

84 11 4
                                    

AUTHOR POV

Angga baru saja keluar dari kamar mandi, dengan tubuh setengah telanjang. Semalam ia tidak tidur, bahkan hingga pagi hari tiba ia masih terjaga. Ia hanya menghabiskan waktu di balkon, menghisap rokok dan meminum minuman kaleng.

Terus berpikir, apa yang direncanakan Tuhan tentang hidupnya. Memikirkan pula sosok gadis yang tiba-tiba muncul di kehidupannya. Memberikan cerita baru pada hidup Angga, termasuk juga sebuah goresa luka.

Gadis itu bernama Arania Denova, sosok gadis belia yang ceria, banyak omong, selalu mengatakan apa yang dia inginkan, kekanakkan, semua sifat itu adalah hal-hal yang bertentangan dengan diri Angga. 

Pada awalnya Angga memang terusik, namun seiring berjalannya waktu Angga mulai terbiasa dan memang membutuhkan Ara. Namun, tidaklah mungkin bahagia datang sendirian tanpa membawa luka bersamanya. Kini terbuktilah sudah, bahwa kehadiran Ara dalam hidup Angga adalah kisah baru dengan luka di dalamnya.

Setelah memakai seragam sekolah, Angga turun dan sarapan bersama Bella. Sakitnya kian pudar setelah melihat sosok Bella. Meski Bella adalah anak mama barunya dan papanya, Angga tidaklah membencinya. Angga memang tidak begitu menyukai mamanya yang sekarang, tapi bukan berarti ia juga harus membenci anaknya.

"Pagi Abang..." Ucap Bella semangat dengan senyum lebar.

"Pagi sayang," Balas Angga sembari mengelus rambut Bella dan mencium pipi Bella.

"Abang ayo sarapan," Ajak Bella sambil memegangi tangan abangnya-Angga.

Angga tersenyum dan mengangguk kemudian duduk di sebelah Bella. Pagi ini seperti biasa, sepi. Ya, papa dan mamanya pergi lagi untuk urusan pekerjaan tentunya.

"Abang, nanti sore antarin Bella les piano ya..." Pinta Bella.

"Kok tiba-tiba sayang?" Tanya Angga setelah meminum jus jeruk. Angga memang menyukai jus jeruk dengan sedikit susu, karena dulu mamanya selalu membuatkan minuman ini untuk Angga.

"Oma yang suruh les piano, abang maukan temenin Bella?" Tanya Bella pada Angga.

"Iya sayang," Balas Angga.

"Ajak Kak Ara juga ya Bang," Pinta Bella lagi.

Ara ya?-Angga.

"Ah..." Angga bingung mau menjawab apa.

"Kenapa Bang?" Tanya Bella.

"Iya, nanti sama Kak Ara." Balas Angga, hanya itu cara Angga untuk tidak mengecewakan adik tersayangnya itu.

Bella tersenyum sangat lebar, lalu ia memeluk Angga erat. Anggapun juga membalas pelukan Bella.

Setelahnya, Angga pun berangkat ke sekolah. Tidak dengan kesal ataupun marah, hatinya cukup tenang dan damai.

***

"Ra, lo kenapa?" Tanya Della pada Ara.

Saat ini Ara sedang berada dalam mobil Dio, tepatnya Ara dan Della menumpang untuk ke sekolah. Pagi-pagi sekali, Ara menelepon Della untuk berangkat bersama. Della pun inisiatif untuk menumpang dengan Dio.

"Hah? Gue? Gue gak apa-apa," Balas Ara menjawab pertanyaan Della.

"Gak apa-apa kok muka lo lesu gitu? Kayak orang habis mabuk," Sambung Dio yang sedang menyetir.

"Apaan sih lo? Garing banget, mana mungkin Ara mabuk." Bela Della.

Ara hanya tersenyum tipis, moodnya hari ini sangat tidak baik. Benar-benar tidak baik, berbeda dengan hari-hari biasanya. Hari ini ia benar-benar bingung dan tak mengerti apa yang terjadi pada dirinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 26, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ANGGARA : Angga & AraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang