AUTHOR POV
Ara tertidur di koridor rumah sakit, tertidur di bahu Alan. Sekarang menunjukkan pukul 06.03 pagi. Alan sudah bangun sejak sejam yang lalu. Alan hanya memainkan ponselnya, ia tak tega untuk membangunkan adiknya itu.
"Gue bakal bikin lo selalu bahagia," Ucap Alan sambil mengelus pipi Ara.
Kejadian itu, bakal selalu gue ingat.-Alan.
"Emhh... Bang jam berapa?" Tanya Ara yang terbangun dari tidurnya yang cukup panjang.
"Jam 6 lewat, mau cari sarapan gak?" Tanya Alan.
"Mau, tapi gue mager. Lo aja ya?" Balas Ara sambil mengucek mata kanannya.
Alan hanya menggeleng memahami sikap adiknya itu. Tak ada lagi yang bisa ia sayangi selain Ara. Hanya Aralah sekarang motivasi hidup Alan.
"Lo mau apa?" Tanya Alan.
"Bubur ayam, yang pedes yah. Sama teh hangat deh," Jawab Ara semangat.
"Gak usah pedes elah, nanti lo sakit lagi." Balas Alan.
"Ya udah gue gak mau makan!" Tegas Ara.
"Iya-iya gue beli, untuk gue sayang." Jawab Alan sambil mengacak rambut adiknya itu.
"Ih, Abang mah." Ucap Ara risih.
Setelah itu, Alan pergi meninggalkan Ara sendiri di ruang tunggu untuk membeli sarapan untuknya dan Ara. Ara mengaktifkan ponselnya. Ada 7 panggilan tak terjawab dari Della sahabatnya. Dengan cekatan, Ara menelpon Della.
"Halo," Jawab Della di ruangan yang berbeda.
"Lo kenapa telpon tadi malam?" Tanya Ara.
"Ya, gue cuma kepo aja. Gimana nih kencannya?" Tanya Della sambil terkekeh.
"Kencang gigi lo tiga, semuanya hancur. Angga masuk rumah sakit," Jawab Ara dengan nada bersalah.
Entah mengapa, saat ini Ara sedang dihantui rasa bersalah dan takut secara bersamaan. Bagaimana jika Angga meninggal? Bagaimana jika Ara masuk penjara? Begitu banyak pertanyaan dalam otak Ara saat ini.
"Hah?! Serius? Lo apain Si Angga? Ish, gila sih lo Ra. Masa iya anak orang lo gituin, ya gue tahu lo gak suka sama dia tapi gak bikin dia masuk rumah sakit juga kali." Ucap Della dengan nada tinggi.
"Ih! Lo apaan sih?! Pagi-pagi juga, udah main teriak aja. Angga kayaknya keracunan minuman. Sekarang gue di rumah sakit dekat taman kota." Jawab Ara.
"Keracunan?! Lo masukkin apa di minumannya dia?" Tanya Della memekik Ara.
"Ih! Lo kira gue setega itu hah?! Lo tuh ya, belum juga gue sempat jelasin lo udah main nyosor-nyosor aja. Dia kayaknya alergi sama minuman yang gue pesenin buat dia." Jelas Ara.
"Mianhe, emang lo pesan apa?" Tanya Della.
"Jangan pake bahasa koriyah lo itu deh! Gue pesan smoothie jus pake susu yang banyak." Jawab Ara.
"Dokter gak kasih tahu dia alergi apa?" Tanya Della.
"Belum, gue juga lagi nunggu hasil lab dari dokter." Jawab Ara.
"Keluarganya gimana?" Tanya Della.
"Gue gak tahu, gue gak punya kontak keluarganya." Jawab Ara.
"Gue kenal seseorang yang tahu tentang Angga." Ucap Della.
"Siapa?" Tanya Ara.
"Nanti lo tahu, pokoknya 1 jam lagi gue ke sana. Bye," Ucap Della.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGGARA : Angga & Ara
Teen Fiction#33 dalam Ara #20 dalam Angga Angga Mahendra Putra & Arania Denova, dipertemukan atas izin Tuhan. Berawal dari nilai sastra dan matematika, keduanya dipertemukan. Angga memiliki nilai matematika terburuk seangkatannya yang harus memperbaiki nilainy...