Thirteen

112 17 3
                                    

AUTHOR POV

Sekedar info guys, jadi di sini saya selaku author sudah menemukan visualisasinya Angga Mahendra Putra. Selama ini sulit untuk saya mencari karakter yang pas untuk visualisasinya dan akhirnya saya dapat XD. Inilah dia... (Yang mau tahu dia siapa? Bisa komen atau kirim pesan ke saya).

ANGGA MAHENDRA PUTRA

Maaf kalau gak seperti ekspetasi kalian guys!! I'm so sorry

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maaf kalau gak seperti ekspetasi kalian guys!! I'm so sorry...

Kalau ada saran buat pemeran Angga atau yang lainnya, kalian bisa komen ya.

***

"E-es batu? Lo-lo udah pulang?" Tanya Ara tiba-tiba.

          Secara spontan dekapan Angga terlepas dari tubuh Ara, entah mengapa jantung Ara seperti tanda-tanda mau datangnya gempa.

"Hm," Jawab Angga seperti biasanya.

"A... Lo mau sarapan gak?" Tanya Ara kikuk.

"Gak, mana Bella?" Tanya Angga.

"Anu, em maksud gue... Tadi dia dijemput Omanya." Jawab Ara.

"Oh," Jawab Angga, kemudian meninggal Ara.

"Tuh orang emang bener-bener ya! Sehari aja gitu gak kayak es batu bisa gak sih?!" Rutuk Ara dengan suara yang pelan, sambil berjalan di belakang Angga.

Tiba-tiba Angga menghentikan langkahnya.

*BUGH!

"Ahw!" Lenguh Ara memegang jidatnya saat kepalanya menabrak punggung Angga.

"Gue bisa denger," Ucap Angga berbalik.

"De-denger apa?" Ucap Ara tiba-tiba gugup.

Dia denger gue? Sumpah?-Ara.

"Iya, gue denger." Jawab Angga.

Es batu ini gak lagi bercanda kan?-Ara.

"Gue gak bercanda," Ucap Angga sambil menarik tubuh Ara mendekat ke arahnya. Tangannya menarik pinggang Ara. Kini posisi mereka benar-benar dekat, sedikit lagi wajah mereka bersentuhan.

"Ah! A-apa ya-yang lo-lo la-lakuin?" Tanya Ara semakin gugup, napasnya tak beraturan.

            Angga diam, dia hanya menatap Ara dengan seksama. Masuk ke dalam mata Ara yang biasanya memancarkan emosi namun kini ada suasana takut dan gugup. Dan mata Angga yang semula dingin kini sedikit meluluh dan menelusuri sosok apa yang membuat Ara  membenci dirinya.

           Tak lama kemudian, Angga melepaskan Ara. Meninggalkannya pergi. Angga menuju anak tangga dan pergi ke kamarnya.

"Haah... Ta-tadi gu-gue kenapa yah? Seseorang jawab gue... Oh god! I want die, kenapa rasanya darah gue memanas? Gue gak lagi demam kan? Sumpah! Gue kenapa? Abang, adek lo kayaknya mau meninggal! Bang!!" Ara tersadar beberapa menit setelah Angga pergi.

ANGGARA : Angga & AraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang