AUTHOR POV
Saat ini hari sudah sore, Ara asyik tertawa bersama Bella di halaman rumah Angga.
"Ayo Kak Ra!! Kejar aku lagi!!" Ucap Bella dengan semangatnya. Ia berlarian di halaman rumah.
"Bella curang ah, Kakak ngambek aja nih." Balas Ara sambil memasang ekspresi wajah yang dibuat kesal.
"Yahhh, Kak Ra gak asyik." Jawab Bella.
"Non Bella!!" Panggil salah satu asisten rumah tangga di rumah Angga pada Bella.
Bella dan Ara menoleh bersamaan.
"Disuruh masuk sama Den Angga," Ucap asisten rumah tangga itu.
"Yahh, Bi Darsih. Lagi asyik ini." Balas Bella sambil memanyunkan bibirnya.
"Maaf Non, tapi nanti saya bisa kena marah Den Angga. Ayo masuk!" Ujar Bi Darsih.
Ara mengacak rambutnya Bella. Ara rasanya senang berada bersama gadis kecil yang polos ini. Begitu damai, serasa mempunyai adik baru.
"Kapan-kapan lagi aja, Bel. Nanti kita main lagi." Ucap Ara.
"Eum... Boleh, Kak Ra ke sini lagi ya nanti. Kita main sama kupu-kupu koleksi Bella." Balas Bella memasang senyumnya yang sangat lebar.
"Iya nanti kalau ada waktu, Bella punya koleksi kupu-kupu?" Balas Ara lagi.
"Banyak, ada di taman sebelah sana." Jawab Bella sambil menunjuk ke arah halaman yang lain menggunakan jari telunjuknya.
"Ya udah, ayo masuk!" Ajak Ara.
Bella hanya mengangguk dengan antusiasnya, Bella sangat senang hari ini. Dapat bermain dan bercanda dengan sosok baru yang cantik dan baik di hidupnya.
Pasti kalo Abang sama Kak Ra menikah, bakal cocok.-Bella.
Khayalan Bella tentang Angga dan Ara menjadi harapan kecilnya yang banyak fantasi dan imajinasi. Bella adalah gadis kecil yang punya banyak harapan dan imajinasi seperti anak seusianya yang lain, tapi Bella merasakan kehidupan yang cukup berat. Kurangnya kasih sayang, namun Bella tak pernah menangisi hal itu.
Baginya, Angga adalah sosok penghibur hati kecilnya. Penjaga hidup sementaranya. Bella sangat menyayangi Angga. Begitu pula sebaliknya. Angga menyayangi sosok kecil yang rapuh dan mungil ini. Ia akan selalu melakukan yang terbaik demi Bella. Apapun itu.
Akhirnya mereka masuk ke dalam rumah. Untuk segera mandi dan bersiap untuk makan malam.
***
"Halo," Ucap Alan melalui via telepon.
"Iya, kenapa Bang?" Jawab Della di ruangan yang berbeda.
"Temenin gue makan yuk!" Ajak Alan.
"Hah? Makan? Gak salah nih, Bang?" Tanya Della tak percaya.
"Ya udahlah, kalo lo gak mau." Balas Alan tak semangat.
"Oh, mau kok!" Jawab Della dengan antusias tinggi.
Gue gak salah dengar kan ya?-Della.
"Share location ya, gue 15 menit nyampe." Balas Alan.
"O-oh iya, Bang." Jawab Della ragu.
"Gue tutup teleponnya ya?" Tanya Alan.
"I-iya." Jawab Della gugup.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGGARA : Angga & Ara
Teen Fiction#33 dalam Ara #20 dalam Angga Angga Mahendra Putra & Arania Denova, dipertemukan atas izin Tuhan. Berawal dari nilai sastra dan matematika, keduanya dipertemukan. Angga memiliki nilai matematika terburuk seangkatannya yang harus memperbaiki nilainy...