"Hahahaha...Kaget, wah. Takut ya kalian..Haha"ledek Andi pada Nanda, Leni, dan Jeje yang sedang menampilkan tampang kesalnya.
Sebenarnya Andi tak sengaja muncul di belakang mereka dengan senter yang mengarah pada wajahnya sehingga tampak menyeramkan. Andi terus saja menertawakan ketiganya, membuat mereka bertiga pergi dari hadapan Andi dan menghampiri Kevin yang sedang melihat sesuatu dari jendela.
"Lha? Gue malah ditinggal sendirian.. Kabur ah, takut."gumam Andi lalu menyusul sahabat-sahabatnya.
"Lo lagi liat apa, Vin?"tanya Nanda sambil memperhatikan arah yang sedang Kevin lihat.
Kevin menggeleng cepat. "Nggak liat apa-apa, ternyata kalau diliat dari sini mau lihat ke jalan aja kayaknya sepi banget ya."
"Yee.. Kirain mah ada apa,"sahut Andi.
Mereka melirik kearah jam yang melingkar ditangan masing-masing, jam sudah pukul sebelas malam. Itu tandanya sudah dua jam mereka berada di dalam tetapi tidak ada tanda-tanda kejanggalan.
"Kita mulai sekarang! Ingat ya, jangan ada yang bengong terus berdoa, dan nggak ada ya yang namanya gengsi. Kalau takut, bilang! Kalau mau buang air kecil, bilang. Siap?" Kevin mulai memberi instruksi kepada keempat sahabatnya.
"Vin, kok gue sedih ya."kata Jeje.
"Gue juga,"serentak mereka mengatakan itu.
"Apapun yang terjadi, persahabatan kita lebih diutamakan. Semisal gue mati disini--"
"Vin! Apaan deh ngomongnya,"potong Nanda sebal dengan apa yang diucapkan oleh Kevin.
"Inget ya! Kita masuk lengkap, keluar pun harus lengkap."katanya lagi.
"Kan semisal, Nda. Pokoknya, kalau gue mati disini. Kalian harus tetap keluar, biarin mayat gue disini."
"Vin..."Leni mulai merasa sedih. Belum juga dimulai sudah ada sandiwara saja yang telah mereka mainkan.
"Gue nggak mau kalian kenapa-kenapa."kata Kevin lagi. Membuat mereka mau tidak mau mengangguk lalu saling berpelukan, tanpa disadari oleh masing-masingnya air mata mereka menetes begitu saja. Petualangannya kali ini harus melibatkan nyawa, karena ambisi mereka yang ingin menjadikan petualangan horor ini sebagai ekskul. Manfaat yang dapat diberikan petualangan ini sebenarnya banyak, dapat mengungkap semua hal yang masuk logika bahwa mereka membuktikan hantu tidak ada. Kasus-kasus yang misterius dapat mereka ungkap hanya dengan penyelidikan langsung, banyak juga penghargaan yang mereka dapatkan. Bahkan mereka sampai ditawari untuk menjadi seorang detektif, tapi mereka menolak karena mereka ingin bangkit sendiri.
Petualangan horor baru dimulai, semua telah siap dengan senter dan tugas masing-masing sebagai dokumen. Kali ini Nanda merasa bahwa dia sedang gelisah, entah untuk hal apa. Yang jelas, perasaannya tak karuan. Padahal Kevin yang bilang jika dia mati, namun malah Nanda yang merasa gelisah.
"Kita mulai!" Aba-aba Kevin, mereka mulai berjalan bersama. Menaiki anak tangga masing-masing, Jeje sudah bilang bahwa mereka sampai pada lantai tiga saja. Karena Jeje tidak mau ada apa-apa jika mereka berada di lantai paling atas. Bangunan rumah ini, memang sampai lantai lima dari desas-desus tetangga.
👻👻👻
11:30 pm
Kejadian-kejadian aneh mulai mereka rasakan, hawa dingin langsung menusuk tulang-tulang mereka. Sekarang mereka telah berada di lantai tiga, merekam semua tapi tidak ada kejanggalan. Nanda dan Jeje menemukan sebuah liontin yang sepertinya peninggalan Belanda, karena terlihat dari simbolnya. Mereka tidak mengambil liontin itu, hanya melihatnya saja.
Tiba-tiba pintu terbuka dengan sendirinya. Namun, kejadian itu sudah biasa mereka alami sebelum-sebelumnya. Jadi, tidak terlalu kaget.
Jam terus berjalan, menit menjadi detik. Malam semakin larut, mereka belum menemukan bukti yang kuat. Baik secara spiritual maupun logistic.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Are You?
HorrorCover by : Sya_nasya / Sya.najwa33 ~~~~~ Ketika semuanya tampak biasa-biasa saja, seperti tidak terjadi apa-apa. Namun, setelah memasuki rumah tua yang tak berhuni. Membuat semuanya tidak biasa-biasa saja. Dalam beberapa hari semuanya berubah.... Se...