DUA PULUH DUA : Who Are You?

14 2 0
                                    

"Mama dan Papa menyesal. Kami berdua minta maaf, sungguh. Nan, Itu bukan kemauan kami."sahut seorang laki-laki yang berada disebelahnya.

"Nandi.. Anak mama,"kata Prita yang telah menangis tersedu-sedu.

Panggilan dari Prita seakan membuat tubuh Nanda lemah seketika. Pegangan Andi dan Kevin mulai melonggar, lalu Sean mengintruksi keduanya untuk membiarkan Nanda duduk dengan bebas.

"Nandi. Anak mama." Prita mulai mendekat ke arah Nanda.

"Kenapa Ma? Kenapa Mama sama Papa tidak menyelamatkan Nandi?" tanya Nandi lewat tubuh Nanda. Gadis itu menangis. Bahkan suaranya masih seperti anak kecil.

Perlahan Prita membelai pucuk kepala Nandi. "Tempat kamu bukan disini, sayang. Ini tubuh Kakak kamu. Nanda."

Nandi memperlihatkan marahnya. "Nanda seperti anak kecil. Dia tidak berhak untuk hidup! Melihat kedatangan Nanda ke rumah ini, membuat luka Nandi semakin menjadi. Nanda harus diberi pelajaran."

"Kamu nggak boleh ngomong gitu, Nanda memang suka berpetualang. Tapi Nanda tidak mengganggu kamu, Nandi. Pergilah, ini bukan tempat kamu sayang. Mama nggak mau lihat dendam kamu terus yang membuat Nandi tidak bisa pergi dengan tenang."

Nandi langsung menangis. Kemudian memeluk tubuh mamanya. "Nandi sayang, Mama. Papa, Kak Sista, dan Kak Heni. Nandi juga sayang Nanda."

"Pergilah, Nak..."kata Prita dengan rintih.

"Apa Mama ikhlas?"tanya Nandi.

Prita mengangguk. "Ya, Mama ikhlas."

Setelah itu tubuh Nanda terjatuh. Cepat-cepat Sean menopang tubuh Nanda. Semua keadaan menjadi haru menyaksikan antara mama dan anak.

Tidak lama setelah itu, erangan napas dari Nanda membuat semua orang yang berada di sana mulai mendekat.

Nanda membuka matanya perlahan. Senyum sempat menghiasi wajahnya.

"Semua sudah selesai."katanya dengan lemah.

👻👻👻

"Oh jadi, Nanda punya kembaran ya?"tanya Nanda kepada mamanya.

Prita mengangguk seraya membelai rambut anaknya. "Iya, sayang. Namanya Nandi, dia sangat mirip sama kamu."

Dahi Nanda berkerut bingung. "Terus yang membedakan Nanda sama Nandi, Ma? Orang-orang pasti sulit untuk mengenal kami berdua."

"Senyumnya... Senyum Nanda itu sangat manis dan menyejukkan, beda halnya dengan senyum Nandi yang orang bilang terlalu menakutkan. Tapi kalian berdua tetap sama-sama anak Mama."jawabnya seraya memeluk tubuh Nanda.

"Yang dipeluk cuma Nanda doang nih?"sahut seseorang dari balik pintu.

"Sini! Sista, Pa."ujar Prita. Kemudian mereka semua berpelukan.

Sedang asik melepas rindu. Tiba-tiba Rio datang.

"Ante! Di depan udah ada Bang Sean."

"Iya, suruh tunggu aja."

"Ih, Ante. Kasihan tahu udah nunggu lama."

Semua yang mendengar hanya tertawa. Kemudian bangkit dari duduk untuk menemui Sean yang sedang duduk di ruang tamu.

"Maaf ya, Sean. Harus nunggu lama."ujar Prita kemudian duduk bersebrangan dengan Sean. Lalu Alex dan Sista.

Sean mengangguk.

"Ma, Pa, Mbak. Aku berangkat sekolah ya." kata Sista seraya menghampiri mereka semua.

"Oh ya, Sean. Maafin keluarga kami ya."ucap Alex.

Sean mengangguk.

"Kenapa sih? Kayaknya, Nanda ada yang belum tahu deh."

"Jadi, Bunda Arini itu orang yang udah tolong Mama. Karena waktu itu kamu di ganggu terus sama Nandi, dan kami bertemu dengan Bunda Sean."jelas Prita.

"Tapi Bunda Arini sewaktu melakukan ritual, ruh nya tidak bisa kembali dan dinyatakan meninggal."tambah Alex.

Nanda terkejut bukan main. Itu artinya ketika dia bermain ke rumah Sean, secara tidak sengaja dia mampu melihat Bunda Sean bahkan sampai mengobrol. Dan juga, kelurganya dengan keluarga Sean sudah saling mengenal.

"Tapi... Nanda waktu itu..."

"Yuk, berangkat! Udah siang." kata Sean yang memotong ucapan Nanda.

Nanda hanya pasrah ketika tangannya di tarik oleh Sean. Mereka berdua telah masuk ke dalam mobil. Gadis itu tidak diam saja.

"Sean! Maksudnya apa?" tanya Nanda yang belum mengerti.

"Kamu bisa melihat apa yang orang tidak bisa lihat." jawab Sean.

"Hah? Kok bisa?" tanya Nanda polos.

Sean terkekeh.

"Bisa lah,"

Selama dalam perjalanan Sean memceritakan apa saja yang belum diketahui oleh Nanda dari awal hingga akhir.

Sesampainya di sekolah. Keduanya turun bersamaan lalu menghampiri sahabat Nanda yang telah menunggu di parkiran.

"Iya, sih. Yang baru jadian mah."sindir Andi.

"Apasih, orang nggak jadian." jawab Nanda.

"Cieee.. Boleh lah."ledek Kevin.

"Ih. Kalian nyebelin ya, siapa juga yang jadian."sela Nanda.

Mereka semua berjalan memasuki kelas. Duduk di tempat masing-masing, sementara Nanda mengeluarkan buku coretannya yang lama tertinggal di kolong meja nya. Buku yang pertama kali Sean belum masuk sebagai murid baru.

"Nah, ini buku gue." gumam Nanda.

B-O-S-E-N

MAIN YUK!

Nanda terkejut bukan main.

SELESAI

👻👻👻👻

Who Are You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang