"Sean, tolong aku."
"KAMU DIMANA?"teriak Sean sambil menelusuri jalan.
"NANDA!"panggil Sean berulang kali.
"Sean.."panggilan lembut dari seseorang membuat Sean membalikkan tubuhnya. Sean tercengang karena yang sedang berada dihadapannya adalah sosok yang beberapa hari terakhir ini memenuhi otaknya.
"Nanda, kamu kemana aja?"tanya Sean khawatir. Cowok itu masih pada posisinya.
"Sean."panggil Nanda, kali ini tidak ada senyuman yang menghiasi wajahnya tetapi berganti dengan kesenduan.
"Nanda,"ujar Sean melihat Nanda yang menangis.
"Tolong Sean, keluarin aku dari sini."pinta Nanda pilu.
Sean mengangguk mantap. "Iya, Nda. Aku bakal keluarin kamu dari sini."
"Tolong Sean, keluarin aku dari sini."pinta Nanda sekali lagi dengan tangis yang menjadi-jadi.
"SEAN TOLONG!"
"NANDA!"teriak Sean.
Sean terbangun dengan napas terengah-engah, dia habis bermimpi buruk. Mimpi yang Sean alami seakan nyata, dia mengusap wajahnya berulang kali.
Ternyata teriakannya mampu membangunkan Andi dan Kevin yang sedang mengusap-usap wajahnya.
"Lo kenapa?"tanya Andi dengan suara khas bangun tidur.
"Lo tadi manggil nama Nanda?"ragu Kevin menebaknya.
Sean menggeleng pelan, dia kembali melanjutkan tidurnya karena waktu pagi masih sangat lama. Andi dan Kevin yang melihat Sean menjadi saling tatap lalu menggeleng kompak dan mereka berdua melanjutkan tidurnya.
👻👻👻
Pagi yang cerah, matahari muncul lebih awal dari biasanya. Sorot cahayanya mampu menembus setiap ruang dalam rumah, Sista telah menyeduhkan kopi untuk semua orang.
"Pagi, Mbak."sapaan pertama datang dari Jeje dan Leni.
Sista tersenyum simpul, dia mempersilahkan Jeje dan Leni untuk duduk di kursi meja makan.
"Wah, udah dibuatin kopi sama Mbak?"tanya Jeje sumringah.
Sista mengangguk seraya menyesap kopi panasnya.
"Maaf ya, Mbak. Nggak sempat bantu buat kopi."ujar Leni merasa tak enak hati. Karena ternyata mereka bangung terlalu siang.
"Iya, nggak papa. Mbak ngerti kok."jawab Sista.
Jeje menengok kearah kanan dan kiri mencari keberadaan Andi, Sean, dan Kevin yang tak kelihatan sedari tadi.
"Mungkin mereka masih tidur,"kata Sista yang melihat gerak-gerik Jeje tampak sedang mencari seseorang.
Jeje mengangguk lalu menyesap kopi panasnya. Tak lama setelah itu.
"Pagi,"sapa Andi sambil menuruni anak tangga satu persatu. Diikuti Sean dan Kevin.
Leni menoleh kearah jam ditangannya. "Bukan pagi lagi, Ndi."ledek Leni santai.
"Sori, Mbak. Tadi malam ada masalah, jadinya tidur kebablasan."jelas Sean yang disetujui oleh Andi dan Kevin.
Mereka bertiga duduk dikursi meja makan, kemudian menyesap kopi yang telah dingin.
"Masalah apa? AC kamarnya mati?"tanya Sista.
Mereka bertiga menggeleng secara kompak, membantah anggapan Sista. Andi, Kevin, dan Sean merasa jadi tidak enak pada Sista. Kevin menaruh kopinya di atas meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Are You?
HorrorCover by : Sya_nasya / Sya.najwa33 ~~~~~ Ketika semuanya tampak biasa-biasa saja, seperti tidak terjadi apa-apa. Namun, setelah memasuki rumah tua yang tak berhuni. Membuat semuanya tidak biasa-biasa saja. Dalam beberapa hari semuanya berubah.... Se...