"Kami akan bercerai" Tiga kata yang terlontar dari mulut wiliam bagaikan petir di siang hari bagi james, dia mulai diam dan menahan amarahnya itu.
"James kami melakukan ini karna kami merasa tidak ada kenyamanan dalam rumah tangga ini " Jelas widia pasa james.
"Dan kaupun sudah terbiasa tanpa kamikan?" Ucap wiliam
Brak.. james menggerbrak meja dengan sangat keras sehingga iapun berdiri
"Cukup nyonya widia dan tuan wiliam" Ucap james dengan semua penekanan di setiap katanya.
Plak.. Satu tamparan keras pada pipi james sehingga james terduduk.
"Cukup james kau sudah keterlaluan"
"Ayah?" ucap james tak percaya ayahnya begitu tega menampar james dan james memegang pipinya itu. Dan nadine merangkul james dan menenangkanya
"Apa yang kau lakukan wiliam" Ucap widia dan menghampiri james. Dan saat widia akan memeluk james. james menghindar
"Aku tadi.." ucap wiliam kaget dengan yang di perbuatnya barusan
"Kalian penuh dengan drama kalian itu" Ucap james kesal
"Maafkan ayah james tadi ayah.."
"Cukup!" Ucap james sambil berdiri
"Ayo nad" ajak james pada nadine. Dan mulai melangkah keluar"James kau.."
"Oyah untuk bunda tiada kenyaman jika kalian saling egois dan berdiam saja karna rumah akan menjadi penjara kalo kalian saling membisu. Dan untuk ayah kutercinta aku terbiasa dengan ketidak hadiran kalian karna kalian yang terlalu sibuk dan mementingkan karir kalian sampai kalian lupa padaku!" Ucap james penuh penekanan dan emosi.
"James kau harus datang kepengadilan bulan depan" Ucap wiliam
"Sampai kapanpun aku gak akan datang kepengadilan itu" Ucap james dan langsung keluar rumah bersama nadine.
"James lo.."
"Ayo nad pulang" Ucap james dan menuntun nadine kemobil.
Saat di perjalanan james bersama nadine saling berdiam diri terasa canggung bagi nadine menanyakan apapun pada james dan pikiran james sangat penuh dengan kejadian tadi.
"Maaf kejadian dirumah tadi" ucap james memecahkan pembicaran.
"Udah, jangan terlalu di pikirin gua ngerti kok" ucap nad menenangkan james.
"Makasih" ucap james dengan tawa hambar dan di balas anggukan oleh nadine.
"Lo mau pulang?" Tanya james pada nadine
"Terserah lo"
"Terserah gua?"tanya james pada nadine dan nadine menganggukan kepalanya.
"Lo mau gua bunuh?sekarang juga!" Ucap james penuh penekanan.
"Kalo itu mau lo gua mau" ucap nadine sedikit gugup.
Cittt. Suara decitan ban mobil memberhentikan kelajuan mobil.
Keluar keringat dingin di tubuh nadine saat james membuka sabuknya dan leluasa membalikan badanya dan menatap tajam mata nadine.
'Gila apa bener dia mau bunuh gua'batin nadine dan menelan ludahnya.
Wajah james semakin mendekat pada nadine sedangkan nadine terus menatap kearah depan sembari memejamkan matanya.
Saat bibir james mengenai telinga nadine, nadine semakin tegang dan tak karuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
What Is Love.?
FanficBukan penulis yang amatir masih newbie Seorang pria yang trauma akan cinta dan tak ingin mengetahui atau merasakan sebuah cinta lagi karna perpisahan yang amat sakit. Dan seorang wanita yang penasaran dengan sebuah cinta yang sebenarnya yang sangat...