Chapter 20

19 4 0
                                    

Hampir 3 Hari setelah bertemu dengan Roman dan Ayah Corey, aku dibawa keluar lagi oleh polisi disana, mereka bilang ada yang ingin menemuiku. Disana aku melihat Thomas yang sangat Khawatir dengan keberadaanku, dia berlari dan memelukku sangat erat, dia meraih pipiku dan mengecup keningku berkali-kali seperti yang Roman lakukan padaku. Entah, rasa janggal dan tidak enak menjalar diseluruh tubuhku, aku ingin sekali memberitahu semuanya kalau aku masih menyayangi orang lain. tetapi, Roman sendiri tidak akan mengampuniku jika aku meninggalkan orang yang menyayangiku sekarang, Ya, Dia Thomas. Rasa dilema memenuhi isi otakku saat Thomas masih memelukku sambil mengeluarkan suaranya yang meninggi karna terlalu khawatir.
Polisi yang melihat kami berdua terlihat keheranan, dan aku paham apa yang mereka pikirkan. Pasti mereka menganggapku wanita jalang yang memiliki dua pria yang memelukku penuh perasaan.

"Ngomong-ngomong, persidangan akan dilaksanakan besok bukan? Aku benar-benar tidak bisa hadir dalam persidangan." Ucap Thomas sambil menatapku penuh penyesalan dan rasa bersalah.

"Memangnya kenapa kamu tidak bisa hadir?" Tanyaku sambil melepas tangan Thomas yang uratnya bermunculan itu dari pinggangku, lalu memberi sedikit jarak diantara kami berdua.

"Managerku meneleponku kemarin saat aku baru sampai di kota ini, dia bilang mulai besok aku sudah harus siap mengikuti berbagai pekerjaan. Dia sudah sangat kewalahan mengatur semuanya karna aku selalu mengundur-undur pekerjaanku. Dia sangat marah sekali seperti harimau mengamuk. Jadi aku tidak bisa menemanimu besok. Maafkan aku." Thomas meraih tanganku dan menggenggamnya dengan erat, "maafkan aku. Aku benar-benar minta maaf." Dia mengangkat kedua tanganku dan mengecupnya dengan bibirnya yang kemerahan dan lembut itu.

"Tidak masalah Thomas, semua akan baik-baik saja. Doakan saja agar aku bisa terlepas dari tuduhan ini semua." Aku menarik tanganku yang sedari tadi masih menempel dibibirnya.

Hampir 10 menit kami berbincang, polisi disana menghampiri Thomas dan mengingatkan kalau waktu kunjungannya sudah habis. Akhirnya dia berdiri dan kembali memelukku dengan erat. Dan mengecup keningku dan bibirku. Polisi disana benar-benar terlihat seperti kebingungan melihatku, tidak seperti saat Roman yang memeluk dan menciumku, dimana polisi itu terlihat tersenyum saat melihat itu.

Setelah Thomas pergi, polisi yang sering kali mencaci maki diriku mengaitkan tanganku dengan Borgol yang selalu dia bawa dengan kasar. Dan berbicara yang tidak-tidak padaku.

"Ternyata, selain seorang pembunuh, kau juga seorang pelacur ya. Apa tidak puas memiliki kekasih yang super tampan seperti laki-laki yang bersama Ayah angkatmu dan seorang pengacara itu? Ohh, atau kau hanya menginginkan harta dari laki-laki yang tadi? Dia kan aktor film yang filmnya selalu menjadi nomor satu di seluruh dunia. Wanita itu memang sangat mengerikan ya." Hinaan Polisi itu sangat menusuk hati. Rasanya ingin sekali mencabik-cabik dirinya, memotong bibirnya yang penuh dengan cibiran yang tidak berguna.

"Kau akan mendapatkan balasan dari ucapanmu itu Pak." Ucapku dengan santai. Dan akhirnya aku didorong lebih kasar saat memasuki ruanganku setelah dia membukakan borgol dari tanganku.

"Dengan senang hati saya akan menunggu balasan itu, Nona yang gila harta." Hardiknya sambil nenutup pintu sel, lalu dia meninggalkanku penuh kepuasan karna sudah menghinaku seperti itu.

***

Persidangan akan dimulai hari ini, Aku dibawa keluar dari ruangan yang pengap itu dengan dikawali beberapa polisi. Setelah sampai di meja hijau itu, aku melihat Roman yang menatapku penuh perhatian, sama seperti yang Ayah Corey lakukan disampingnya. Pengacara yang membelaku sedang sibuk menyiapkan berbagai kertas yang mungkin akan membantuku.

Selama persidangan dimulai, aku selalu menjawab setiap pertanyaan dengan jujur, tetapi jika pertanyaan itu berkaitan dengan Roman, aku selalu berbohong. Aku takut jika aku berkata jujur, Roman akan dijerat dan dijadikan tersangka.

Setelah persidangan selesai, aku tidak bisa dilepas dari tuduhan, hanya saja hukumanku diberi keringanan, yang awalnya hukumanku adalah Hukuman mati, kini hukumanku hanya dipenjara selama 20 tahun. Dan aku diperbolehkan keluar dan menjalani tahanan dikota —aku tidak diperbolehkan keluar dari kota selama waktu yg ditentukan, dan selalu melakukan mengikuti kegiatan sosial disana— jika pihak keluarga harus menebus denda dengan uang jutaan dolar.

Beberapa hari kemudian, kedua orang tuaku datang menjengukku dikantor polisi ditemani oleh Roman Dan Ayah Corey. Mereka datang kesana karna ingin membayar denda yang harus dibayar jika ingin membawaku keluar dari sini. Aku ingat perkataan Ayahku dan Ayah Corey, mereka hanya bisa mengumpulkan setengah dari harga denda itu, lalu Romanlah yang menutupi semua kekurangan itu. Aku berpikir dengan keras, darimana Roman mendapatkan uang sebanyak itu. Tetapi dia hanya menjawab kalau uang itu dia dapatkan dari hasil kerjanya di Restoran, dan hasil dari pertukaran Chef waktu itu. Tetapi, apa wajar uang sebanyak itu dia dapatkan dari restoran?

Setelah mereka coba membayar denda itu, Polisi disana tidak menerima uang itu, dan memberi alasan kalau aku harus berada dipenjara selama kurang lebih 3 bulan. Pada akhirnya mereka hanya bisa pasrah dan bersabar karna itu.

Sebelum mereka pamit, Ayah dan ibuku memelukku dengan erat, pelukan dari mereka rasanya sangat berbeda daripada pelukan yang lain. Pelukan dari kedua orang tuaku membuat hatiku terasa lebih tenang. Hanya saja, air mataku terus menerus mengalir, demikian juga mereka yang ikut menangis sambil memelukku. Setelah mereka melepas pelukannya, Ayah Corey terlihat ingin sekali memelukku juga, hanya saja dia merasa ragu karna mengingat kesalahannya, dia menepuk pundakku dan tersenyum padaku, aku hanya bisa memberikan senyuman paksa padanya. Tetapi entah kenapa tanganku meraih tubuh Ayah Corey dan memeluknya, gerakanku saat memeluknya terlihat seperti sebuah Robot yang baru saja diproduksi, kaku dan tanpa ekspresi.  Tidak perlu waktu lama, aku langsung melepas pelukan itu, dan memandang Roman yang sedari tadi hanya tersenyum melihat keakraban seorang anak kepada orang tuanya. Aku menghampiri Roman dengan setengah berlari, dan memeluknya dengan erat, menenggelamkan wajahku ditubuhnya. Aku bisa rasakan elusan lembut tangannya dirambutku, dan terdengar bisikannya dikupingku,

"Semua akan baik-baik saja, aku jamin itu." Setelah mendengar ucapan itu, aku mengangkat wajahku, berusaha menatap mata Roman yang setajam burung elang.

"Cium aku." Bisikku pelan saan menatapnya.

"Tidak," dia melepas tatapannya dariku dan melihat kedua orang tuaku yang berdiri didepannya, lalu menatapku kembali.

"Aku tidak peduli." Aku menarik kerah baju Roman sekuat tenaga, dan pada akhirnya bibirnya mendarat tepat dibibirku. Sesekali Roman memberi perlawanan untuk melepas ciuman itu tetapi pada akhirnya dengan pasrah dia menuruti keinginanku dan membalas ciumanku.

Aku dengar suara bisikan ayahku, dia berkata "Jadi, siapa kekasih anak kita yang sebenarnya?"

"Entah, tetapi, sepertinya laki-laki inilah kekasihnya, Michell tidak pernah terlihat seperti itu sebelumnya, dia tidak seperti itu dihadapan Thomas saat dia tinggal dirumah." Aku tau, itu suara Ibuku. Suaranya sangat kecil, tetapi aku bisa mendengarnya.

"Kareena hanya mencintai orang itu, dan sebaliknya." Ayah Corey berbisik.

Beberapa menit kami berciuman, Roman melepas ciuman itu dengan paksa, dan berbisik kepadaku, "seharusnya kamu tidak melakukan itu didepan kedua orang tuamu. Bagaimana jika mereka berbicara dengan kekasihmu yang sekarang?"

"Aku tidak peduli." Hanya itu yang bisa aku jawab. Wajah Roman terlihat memerah. Sedangkan aku hanya bisa tersenyum puas, "Love You."

"I love you too." Roman meraih kepalaku dan mencium keningku dengan penuh kasih sayang. Setelah itu Roman memberi kode kalau dia sudah selesai dengan urusannya denganku. Aku melihat senyuman mereka yang terpasang di wajahnya, seakan dia sedang menonton acara Romansa disebuah televisi. Setelah itu mereka berpamitan denganku. Aku lihat Ayahku merangkul Roman dan membicarakan sesuatu, hanya saja aku tidak bisa mendengarnya karna aku sudah dibawa kembali oleh polisi disana memasuki ruangan yang sumpek dan penuh debu, dan berjalan melewati lorong gelap disana.

Calamity CircleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang