Chapter 33

26 5 0
                                    

Tempat salon ini tidak hanya membuka jasa permak rambut, tetapi disini juga terdapat spa, lulur, dan segala macam tentang kecantikan, tidak heran tempat ini sangat luas dari apa yang aku kira sebelumnya. Saat memasuki salon itu kami disambut dengan wewangian yang menenangkan dan membuat siapapun merasa nyaman berlama-lama disini, ditambah lagi dengan karyawannya yang ramah. Tapi aku heran, saat karyawan disana bertemu dengan Matty, ekspresinya seperti orang yang baru saja bertemu dengan seseorang yang dikagum-kagumkan oleh mereka -iya, aku tau, Matty memang sangat terkenal bukan? Jadi wajar saja-. Dan yang paling membuatku terheran-heran, mereka sangatlah sopan, bahkan mereka memanggil Matty dengan nama belakangnya 'Tuan Pearson', ditambah lagi dengan gerak-gerik mereka yang kaku dan bahkan sedikit salah tingkah.

Karyawan itu menuntun kami sampai bertemu dengan seorang pria jangkung yang memiliki rambut panjang dikuncir kuda, poni begitu panjang hingga menutup mata kanannya, dan rambut sebelah kirinya dicepak hingga tidak tersisa sehelai rambut pun. Dandanannya seperti anak punk, tetapi yang ini lebih keren. Matanya diberi eyeliner dan eyeshadow berwarna gelap dan tidak terlalu pekat, bibirnya diberi sedikit lipstik hitam, tidak terlalu tebal, tetapi sangat sepadan dengan semua riasan make up-nya.

"Ah, lama tidak berjumpa Tuan Pearson yang terhormat. Bagaimana kabarmu hari ini?" Suaranya yang berat dan macho terdengar dari mulutnya, ya, sangat cocok dengan postur tubuhnya yang cukup tegap dan besar.

"Kabarku Sangat baik. Terima kasih sudah bertanya. Hiro, aku ingin mengubah warna rambutku, aku sangat bosan dengan penampilanku yang begini saja." Matty menyisir poninya yang menutup matanya itu menyatu dengan rambut belakangnya, dan aku yang melihatnya hanya bisa menelan ludah, dia terlalu tampan dengan gaya yang seperti itu.

Tidak! Tidak boleh terkecoh!

"Kenapa tuan tidak menelepon saja? Saya kan bisa datang kerumah Anda dan membawakan pewarna rambut yang terbaik untuk anda."

"Yah, sebenarnya, selain mewarnai rambut, aku juga ingin berkeliling bersama kekasihku yang satu ini." Matty merangkulku erat-erat dan mengelus halus bahuku, "Hiro, tolong warnai rambutku dengan warna putih silver, aku memiliki taruhan yang harus aku menangkan" Matty berbicara dengan nada yang rendah, bahkan bisa dibilang kalau dia sedang berbisik, aku tau dia sengaja berbicara seperti itu agar aku merasa terpojokkan lalu Dia menatap mataku dengan tatapan yang seolah berbicara 'lihat nanti, kamu akan kalah telak'.

"Cih!" Entah kenapa aku hanya bisa berdecih seperti itu terus.

"Malam ini benar-benar akan aku ikat kamu diatas kasur." Kenapa sih laki-laki ini, mesum luar biasa. Aku tidak tau harus bagaimana, aku harus meminta bantuan. Tapi bagaimana? Seketika, aku teringat dengan Nomor telepon dan email Roman dan Corey yang terpampang jelas dikoran. Apa aku menghubunginya saja? Tapi, bagaimana? Aku tidak memiliki Laptop ataupun Handphone untuk menghubungi kontak mereka.

Aku tidak menjawab ucapannya, karna aku tau jika aku membalas ucapannya hanya membuatnya semakin bersikeras untuk melakukan apa yang dia ucapkan.

Terdengar tawa kecil dari si pemilik salon super luas ini, sepertinya dia menikmati percakapan kami berdua. Sialan. Ngomong-ngomong, apakah si pemilik salon itu alias Hiro bisa diandalkan untuk menghubungi Roman atau Ayah Corey?

"Maafkan saya, kalian berdua terlihat lucu dan cocok sekali sebagai pasangan, kalian berdua terlihat seperti pasangan remaja jaman sekarang yang menunjukkan keromantisannya dengan omelan penuh cinta. Saya yakin sekali untuk yang satu ini, tuan Pearson akan merasa senang dan saya yakin kalian akan terus bersama." Ucapnya dengan sopan dengan gerakannya yang agak sedikit membungkuk.

"Yaa, saya memang masih remaja kok. Aku masih terbilang muda" jawabku dengan cepat. Memang benar kan? Aku masih terbilang muda kok.

"Tidak masalah kok. Dan, keyakinanmu sepertinya akan terwujud karna kemungkinan kami berdua akan menikah secepatnya." Matty mengelus kepalaku dengan tangannya itu, aku heran dengan orang ini, sesekali dia menjadi lembut, seterusnya dia menjadi iblis mengerikan. Apakah ini yang disebut dengan kepribadian ganda?

Calamity CircleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang